SUMATRA SELATAN — Bermula dari kegelisahan dan empati terhadap dependensi fasilitas pendidikan daerah Banyuasin, Mustopa Patapa, salah satu alumni Bakti Nusa 2 Lembaga Pengembangan Insani (LPI) Dompet Dhuafa bergerak membangun perusahaan berbasis social enterprise KULAKU Indonesia.
Kembangkan potensi kawasan Banyuasin melalui komoditi kelapa, KULAKU Indonesia berhasil meningkatkan pendapatan petani kelapa dan masa depan anak-anak petani kelapa dengan memberikan beasiswa jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga Perguruan Tinggi.
Founder sekaligus CEO KULAKU Indonesia itu menjelaskan bahwa perusahaan berbasis social enterprise ini dibangun dari nol dan sudah melalui grafik naik turun dalam perjalanannya. Minimnya pendapatan petani kelapa dan susahnya akses pendidikan bagi anak-anak keluarga petani di Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan menjadi latar belakang berdirinya KULAKU Indonesia.
Baca juga: ETOS ID dan BAKTI NUSA, Dua Beasiswa Dompet Dhuafa untuk Mahasiswa
Perusahaan yang berlokasi di Palembang ini memiliki program-program yang bertujuan mengedukasi petani kelapa. Melalui kerja sama dengan berbagai stakeholder terkait, program-program tersebut berfokus pada pemberdayaan dan pendampingan petani kelapa serta beasiswa pendidikan bagi anak petani kelapa, mulai jenjang SMP pertama hingga perguruan tinggi. Saat ini, 20 anak petani telah menjadi penerima manfaat KULAKU Indonesia.
“Bermimpi besar harus disertai targetan. Plan, do it and evaluate basic bagi para entrepreneur. Semoga keberadaan KULAKU Indonesia bisa menjadi sarana membesarkan orang lain, terkhusus keluarga petani kelapa Banyuasin,” ucap Mustopa Patapa pada acara Walk The Talk #3: “Learn, Action, Impact”, yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan Insani (LPI) Dompet Dhuafa, Sabtu (20/5/2023).
Pemberdayaan dan pendampingan bertujuan mengedukasi petani kelapa agar bisa mengeliminasi kesulitan dalam proses perkembangan perusahaan. Segala upaya telah dilakukan oleh Mustopa bersama anak muda Banyuasin untuk meningkatkan taraf hidup petani kelapa Banyuasin. Mereka meyakini, usaha Tim KULAKU dalam mengubah nilai produk agar lebih bernilai ekonomis tinggi, daripada hanya dijual sebagai komoditi kelapa.
Baca juga: Dompet Dhuafa Sumsel Gelar Wisuda Program Beasiswa GenZAKAT
KULAKU akhirnya mendapatkan ruang kerja sama dan mendirikan 4 site produksi di Banyuasin. Produk turunan kelapa yang dibuat bersama petani kelapa yakni VCO, CCO, Nata De Coco dan charcoal. Produk tersebut sekarang memiliki pasar nasional dan bisa dinikmati di Palembang, Jakarta, Padang, dan Jambi.
Proyeksi perluasan pemasaran produk KULAKU akan dilakukan di tahun 2023 guna menyasar pasar internasional seperti Malaysia, Jepang, Korea Selatan, dan Nigeria. Bahkan di tahun 2024 nanti, KULAKU menargetkan pemasaran produk-produk turunan kelapa petani Banyuasin (termasuk sabut kelapa yang masih dikembangkan) ke pasar Eropa.
“Pengembangan produk dan pemberdayaan petani harus sejalan visi misi perusahaan. Kami adalah perusahaan social enterprise. Jadi tolak ukur utama perusahaan berkembang adalah meningkatnya kesejahteraan petani kelapa dampingan KULAKU,” tutur alumni Bakti Nusa Palembang tersebut.
KULAKU sudah memanen berbagai prestasi di berbagai sektor, salah satunya makin dikenal pasca menjadi perwakilan Indonesia di Dubai Expo 2020 bersama Kementerian Koperasi dan UMKM RI. KULAKU juga mendapat penghargaan dari pemerintah daerah hingga badan internasional seperti UNDP dan Youth Co: Lab Asia and Pacific Summit dan didapuk menjadi perwakilan Indonesia pada forum Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) 2022.
Dompet Dhuafa melalui program Beasiswa Aktivis Nusantara (Bakti Nusa) terus berupaya mendorong generasi-generasi milenial untuk turut memunculkan ide-ide kreatif dalam membangun usaha dengan mengembangkan potensi di wilayahnya berbasis social entreprise. Selain Mustopa, masih banyak keberhasilan dari para alumni Bakti Nusa Dompet Dhuafa yang patut diapresiasi dan diikuti. (Dompet Dhuafa/Muthohar)