Alumni Siswa SMART Ekselensia Dompet Dhuafa Ini Torehkan Segudang Prestasi Akademik

Mustarakh Gelfi (22) Alumni SMART Ekselensia Indonesia Dompet Dhuafa. (Foto: Dompet Dhuafa)

Demi mencapai kesuksesan atas segudang prestasi akademik yang diraihnya kini, membuat Mustarakh Gelfi (22), alumni siswa SMART Ekselensia Indonesia Dompet Dhuafa rela berpisah jauh dari keluarga yang amat ia cintai. Bukan hal mudah bagi pemuda kelahiran Riau, 13 Januari 1993 ini, untuk terbiasa hidup mandiri. Ragu untuk meneruskan pendidikan akademik sempat terlintas dalam benaknya, namun segera ia tepis lamunan yang menurutnya hanya akan membawa ke jurang kesengsaraan.

“Akhirnya saya mantapkan untuk menatap kedepan dengan segala kemungkinan yang ada, sembari memberikan effort terbaik di setiap proses pendidikan yang diberikan,” ujarnya.

Selama menuntut ilmu di SMART Ekselensia Indonesia Dompet Dhuafa, pemuda yang memiliki hobi membaca ini sangat aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Selain itu, ia sempat di amanahkan menjadi Ketua Organisasi Intra Sekolah (OSIS), disaat bersamaan harus menghadapi ujian nasional (UN) tingkat SMP. Meski sibuk dengan berbagai kegiatan organisasi, tak sedikitpun mempengaruhi prestasi yang diraihnya.

“Saya tidak punya pilihan menolak amanah untuk menjadi Ketua Osis saat itu. Namun saya berusaha memberikan hasil akhir terbaik. Alhamdulillah nilai UN saya termasuk salah satu yang terbaik saat itu,” kenangnya tersenyum.

Setelah menuntaskan pendidikannya selama 5 tahun di SMART, dengan kemantapan hati pemuda yang dikenal murah senyum ini memantapkan hatinya untuk melanjutkan studi di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 2010. Hidup sebagai mahasiswa secara ekonomi yang pas-pasan tentu dirasanya sangat berbeda ketika ia masih menuntut ilmu di SMART. Di asrama sekolah, segala sesuatunya telah tersedia. Bukan hanya itu, suasana kampus yang relatif lebih heterogen dibandingkan asrama, membuat ia semakin kesulitan untuk menyatu dalam proses pembelajaran di ITB.

“Tapi saya hidup tidak punya banyak pilihan, saya harus menyelesaikan proses pendidikan ini dengan sebaik-baiknya, mengambil hikmah sebanyak-banyaknya dan selalu bersyukur atas setiap keadaan yang ada,” paparnya.

Seiring berjalannya waktu, Gelfi, demikian sapaan akrabnya sehari-hari ini, mulai beradaptasi menjadi mahasiswa cerdas dan super aktif dalam berbagai kegiatan kampus. Hingga ia menemukan tujuan karir yang sejalan dengan idealisme bangsa ini. Satu pilar utama yang salah satunya harus diperjuangkan adalah peningkatan konektivitas maritim nasional, yaitu salah satu elemen utamanya pelabuhan.

Menurutnya, disparitas harga barang di barat dan timur Indonesia yang tinggi tak lepas dari lemahnya infrastruktur pelabuhan yang dimiliki, sederhananya kuantitas pelabuhan sangat kurang. Untuk memperjuangkan langkahnya, kemudian ia memberanikan diri bertemu dengan orang-orang yang berpengalaman di Teknik Kelautan, dan merasa banyak belajar tentang konstruksi pelabuhan.

“Saya adalah golongan struggle yang berusaha bertahan mati-matian di setiap kesulitan yang ada. Sekali lagi, saya tidak punya banyak pilihan, apalagi pilihan mundur dan menyerah,” pungkasnya.

SMART Ekselensia Indonesia sendiri merupakan sekolah bebas biaya, unggulan, berasrama dan akselerasi pertama di Indonesia. Diresmikan pada 29 Juli 2004 dengan lokasi terletak di Jalan Raya Parung KM 42-Bogor, Jawa Barat. Sekolah ini adalah salah satu jejaring divisi pendidikan Dompet Dhuafa, yang merupakan sekolah menengah setingkat SMP dan SMA khusus bagi siswa laki-laki lulusan sekolah dasar yang memiliki potensi intelektual tinggi namun memiliki keterbatasan finansial. (uyang)