NUSA TENGGARA TIMUR — Satu-persatu warga mulai menitipkan anak-anaknya untuk belajar mengaji bersamanya. Tak hanya itu, Ustadz Mustamin, telah berdakwah dengan sikap dan membawa perubahan nyata, ikhtiar mencarikan beasiswa, serta sekolah untuk anak-anak. Hingga 2018, jumlah anak-anak sudah mencapai 50 anak. Ustadz Mustamin tak pernah meragukan keputusannya untuk menetap di Pulau Messah, Labuan Bajo. Jika keputusan itu tak diambilnya 2012 silam, tak ada cerita 50 anak Messah, yang kini sedang menggapai mimpi di luar pulau tersebut.
“Bukan hanya tentang dakwah, tetapi membangun mental anak-anak dan orang tuanya juga. Termasuk saya, tantangan dan ujiannya ada di anak saya sendiri,” ungkap Ustadz Mustamin, menceritakan beberapa kisah anak-anak yang disekolahkannya.
Saat ia harus meyakinkan orang lain, khususnya para orang tua yang anaknya akan sekolah di pesantren di luar Pulau Messah, jauh dari hidupnya, ia diuji oleh kisah anaknya sendiri. Di hari pertama anaknya tiba di pesantren tersebut, anaknya hampir kabur dari pesantren lantaran merasa jauh dari rumah dan ingin kembali pulang. Ustadz Mustamin pun datang kembali menemui anaknya untuk meyakinkan sang buah hati. Barulah ia berhasil merayu anaknya untuk melanjutkan tinggal di pesantren.
Begitu juga dengan Jahida (15), dan Rafli (15), salah dua dari sekitar 50 anak yang ‘berani’ keluar dari Pulau Messah untuk menggapai masa depannya. Sebuah ‘adegan’ yang tidak lazim sebelumnya bagi Rafli dan ayahnya. Bertemu sang ayah saat menengok dirinya di Pulau Jawa, Rafli memeluk erat tubuh ayahnya. Juga baru kali ini Jahida memanggil ibunya “ibu”. Ibunya seakan tak mengenali anaknya itu. Namun, bukannya tak senang, ia malah bangga. Jahida pun sadar bahwa itu bukan kebiasaan yang baik. Jahida saat ini belajar di pondok Tahfidz An-Nur, Bogor, Jawa Barat.
Melalui program ‘Dai Cordofa’ Dompet Dhuafa, Ustadz Mustamin mendapatkan dukungan untuk terus berdakwah di Pulau Messah. Pulau kecil nan padat penghuni ini memiliki kurang lebih 800 keluarga. Terletak di antara beberapa pulau di wilayah laut Flores dan berjarak kurang lebih 90 menit perjalanan laut dari Pelabuhan Labuan Bajo. Pulau Messah juga menjadi bagian dari kehidupan yang dekat dengan Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur. (Dompet Dhuafa/Dhika Prabowo)