Setiap sepasang kekasih mendambakan buah hati sebagai tanda cinta dan karunia agung dari Maha Kuasa. Tangisan hingga rengekan dari wajah mungil nan anggun seorang anak bagai eufoni merdu yang selalu dirindukan, dan alangkah bahagianya bermain bersama di pelataran rumah sembari canda-tawa penuh kehangatan.
Namun tidak demikian bagi keluarga Kholil (37). Setiap hari ia harus bekerja sebagai buruh di pabrik roti, untuk membiaya putri semata wayangnya, Anggi Laras (5), yang mengidap developmental, pengecilan otak. Sementara istrinya, Ida (30), dengan penuh kesabaran mengantarkan Anggi memeriksa perkembangan dan kesehatan di RS. Fatmawati setiap dua minggu sekali.
Semula Anggi dilahirkan secara normal.Tapi kemudian setelah usianya 6 bulan, ada tanda-tanda ia mengalami penyakit. Sebagai orang tua tentumerasakan khawatir, lalu membawanya ke RSUD Depok untuk mengetahui penyakit yang diderita. Perasaan khawatir itu berubah menjadi tangisan paling dalam karena dokter memvonis bahwa Anggi mengidap salah satu pemyakit langka. Atas arahan dari dokter, ia harus melakukan pengebotan khusus secara rutin di RS. Fatmawati.
Permasalahan yang keluarga Kholil alami kini bukan hanya mengenai penyakit yang diderita anaknya saja, tetapi harus memikirkan tambahan biaya agar bisa mengobatinya juga. Sedangkan upahnya hanya cukup untuk sehari-hari. Dengan demikian, Kholil mengajukan permohonan biaya untuk keperluan pembelian obat secara rutin kepada Lembaga Pelayanan Masyarakat (LPM) Dompet Dhuafa.
Saat ini Anggi menjadi kepedulian bersama, dengan LPM Dompet Dhuafa sebagai perantara bantuan. “Terima kasih kepada LPM Dompet Dhuafa yang telah membantu Anggi untuk melakukan pengobatan rutin selama 6 bulan.” Ujar Kholil. Ia pun mengucapakan syukur dan banyak terima kasih kepada donatur Dompet Dhuafa. (LPM Dompet Dhuafa/Achmad Rifai)
Editor: Uyang