BANGKOK, THAILAND — Pada Senin (17/4/2023) sekitar pukul 11.00 waktu setempat, Dai Ambassador Dompet Dhuafa penugasan Thailand ditelepon oleh Dr Engkos Kosasih Lc, MA, salah satu Dai Dompet Dhuafa yang ditugaskan di KBRI. Ia mengabarkan bahwa akan ada pertemuan dengan Duta Besar Thailand di kantornya.
Mendengar kabar itu, Dai Dompet Dhuafa Thailand yang bertugas di lokasi masing-masing langsung bergegas mempersiapkan diri menuju KBRI di Thailand. Mereka memesan kendaraan dari daerah Sathon menuju daerah Phetchaburi Road.
“Alhamdulillah jalanan cukup lengang dan tiga puluh menit kemudian kami sudah sampai di Gedung Putih KBRI di Bangkok,” tulis Ustaz Dasram kepada Dompet Dhuafa.
Sesampainya di KBRI, Dai Dompet Dhuafa langsung mengambil kartu visitor dan menyerahkan ID Card, lalu menuju ruangan kantor Dubes. Dubes RI untuk Thailand, Rachmat Budiman dan sejumlah stafnya lantas menyambut para Dai Dompet Dhuafa dengan ramah. Ia juga ditemani Atase Riset serta Sofyan, Mitra Dompet Dhuafa di Thailand.
Baca juga: Catatan Dai Ambassador Dompet Dhuafa Thailand: Kokohnya Masjid Indonesia di Negeri Gajah Putih
Pertemuan yang kurang lebih menghabiskan waktu satu setengah jam itu sangat lah cair. Para Dai Dompet Dhuafa menerima pesan penting dari Dubes TI terkait tentang tantangan dakwah di era modern.
Mereka diajak sang Dubes untuk sama-sama berpikir tentang pentingnya menjaga kewibawaan dan kualitas Islam di tengah tantangan dakwah yang makin besar, terlebih di luar negri. Dalam pesannya, Dubes RI menekankan pentingnya pengamalan Islam yang benar dalam kehidupan sehari-hari sebagai implementasi dari Islam rahmatan lil ‘alamin. Menurut Dubes, itulah kunci dalam menjawab tantangan di atas.
Para Dai Dompet Dhuafa pun merespons pesan Dubes RI dengan antusiasme, sekaligus mengikrarkan kesiapan untuk menjawab tantangan dakwah tersebut.
Selain itu, Dubes RI juga menekankan pentingnya literasi membaca bagi seorang muslim. Menurut Ustaz Dasram, Rachmat Budiman berulang kali menyebutkan tradisi “iqra” atau membaca. Ia menegaskan bahwa “iqra” bukan hanya sekedar membaca buku, melainkan membaca dengan makna yang lebih luas, menganalisis, merenung, menganalisa dan memutuskan. Kesemuanya itu, menurut Rachmat juga termasuk dalam literasi membaca.
Para Dai pun menangkap pesan tersebut dan berupaya melakukan pendekatan yang tepat dalam menyampaikan pesan Islam kepada masyarakat yang beragam. Terlebih kini adalah zaman media sosial. Untuk itu, kemampuan membaca atau literasi menjadi sangat penting.
Diketahui, berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assesment (PISA) yang dirilis organization For Economic Cooperation and Development (OECD) pada 2019, Indonesia menempati peringkat ke-62 dari 70 negara, atau merupakan 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah.
Selain itu, Dubes RI untuk Thailand juga memberikan dukungannya terhadap peran Dai sebagai “Agent of Change” atau agen perubahan dan penyebar kebaikan di masyarakat. Namun, ia mengingatkan, tantangan Dai di Indonesia jauh lebih besar dibandingkan dengan di luar negeri. Oleh karena itu, Dai harus memiliki keberanian dan konsistensi dalam melaksanakan tugasnya.
Dalam konteks kebangsaan, Dubes RI juga menantang para Dai untuk menjadi negarawan, bukan hanya sekedar politikus. Ia berpesan, ketika seorang Dai terjun dalam dunia politik, hendaknya mampu membawa nilai-nilai keulamaan dalam dunia politik, bukan malah terwarnai. Dai diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan negara, serta dapat menjaga kewibawaan Islam di tengah-tengah masyarakat.
Terakhir, Rachmat Budiman pun memberikan contoh nyata tentang pengamalan nilai-nilai Islam di Thailand. Meskipun mayoritas penduduknya bukan muslim, namun kesadaran tentang kebersihan dan penghormatan terhadap orang lain itu tampak jelas di Negeri Gajah Putih itu.
Hal ini menunjukkan bahwa pengamalan Islam tidak hanya terlihat dari jumlah populasi muslim, tetapi juga dari pengamalan nilai-nilai keislaman di dalam kehidupan sehari-hari.
“Secara keseluruhan, pesan-pesan dari Dubes RI di Bangkok ini sangat penting bagi para Dai Ambassador Dompet Dhuafa yang hadir dalam acara tersebut,” terang Ustaz Dasram.
“Teringat pepatah Arab mengatakan nahnu du’at qobla kulli sya’i, yang artinya kita adalah Dai sebelum segala sesuatu. Di mana pun kita berada dan apa pun posisi kita, hendaknya kita sadar bahwa kita adalah seorang Dai yang menyeru kepada kebaikan.”
“Dan pepatah Arab yang lain yang berbunyi nahnu du’at lasna qudho’ot, yakni kita sebagai Dai bukan sebagai hakim. Secara gamblang demikianlah kiranya pesan Dubes RI di Thailand untuk kita semua,” tutup Ustaz Dasram dalam catatannya kepada Dompet Dhuafa.
Kegiatan ini lalu ditutup dengan penyerahan cinderamata dari Dai Ambassador Dompet Dhuafa untuk Dubes RI di Thailand. (Dompet Dhuafa/Dai Ambassador, Dasram Effendi/Ronna)