Arti Daging Kurban bagi Seorang Pencari Tanaman Legundi di Papela Rote Ndao

ROTE NDAO, NTT — Menjadi desa yang terletak di pesisir pantai membuat sebagian besar warga Desa Papela, Kecamatan Rote Ndao Timur, berprofesi sebagai nelayan. Namun ternyata tak semua warga Papela adalah nelayan. Arti (50), memilih mencari nafkah sebagai pencari tanaman Legundi. Ia melakukan pekerjaan tersebut untuk mencukupi kehidupannya sehari-hari.

Tanaman Legundi—bahasa ilmiah disebut sebagai vitex trifolia l—adalah tanaman semak yang berada di wilayah tropis dan subtropis, seperti India, Sri Lanka, China, Filipina, Australia utara, dan Indonesia. Mengutip situs rri.co.id, hampir seluruh bagian dari tanaman Legundi dapat digunakan sebagai obat. Mulai dari akar, batang, daun, buah, hingga bunganya. Tanaman ini dipercaya dapat membantu pengobatan infeksi jamur, penyakit kusta, meredakan nyeri sendi, mengurangi peradangan, melindungi hati dari kerusakan, memiliki aktivitas antikanker, antioksidan, juga sebagai insektisida alami. Namun dengan segudang manfaat tersebut, nyatanya Legundi masih jarang dimanfaatkan.

Tim Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa bersama Nabila Ishma mengunjungi kediaman Arti untuk mengantarkan daging kurban.
Tim Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa bersama Nabila Ishma mengunjungi kediaman Arti untuk mengantarkan daging kurban.
Tim Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa bersama Nabila Ishma mengunjungi kediaman Arti untuk mengantarkan daging kurban.
Tim Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa bersama Nabila Ishma mengunjungi kediaman Arti untuk mengantarkan daging kurban.

Baca juga: Haru di Rote, Pulau Paling Selatan Indonesia dan Kurban yang Dirindukan

Arti sendiri sudah bertahun-tahun menggeluti profesi pencari tanaman Legundi. Penghasilan yang ia dapatkan hanya berkisar Rp35.000-Rp40.000 per kilogram. Sejak pagi hingga menjelang sore, tak kenal lelah dan dengan tekun Arti mengumpulkan tanaman Legundi. Meski akhirnya ia dan keluarga hanya bisa mengonsumsi nasi berlauk air dan garam saja, namun baginya itu sudah nikmat. Penganan itulah yang Arti dan keluarga nikmati hampir setiap hari, karena ekonomi keluarga mereka yang tidak memadai.

Arti mengaku senang apabila cuaca tidak hujan. Sebab, saat hujan rumahnya akan bocor, karena banyak lubang. Apalagi jika terkena angin, ini akan membuat suasana rumahnya menjadi lebih dingin.

Potret tanaman Legundi yang sehari-hari dikumpulkan oleh Ibu Arti.
Potret tanaman Legundi yang sehari-hari dikumpulkan oleh Ibu Arti.
Potret tanaman Legundi yang sehari-hari dikumpulkan oleh Ibu Arti.
Potret tanaman Legundi yang sehari-hari dikumpulkan oleh Ibu Arti.
Kondisi rumah Ibu Arti di Desa Papela, Rote Ndao.
Kondisi rumah Ibu Arti di Desa Papela, Rote Ndao.

Saat ditemui Tim Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa di Hari Iduladha, ternyata Arti baru pulang dari mencari tanaman Legundi. Ia juga tidak memasak apa pun, lantaran tidak mempunyai dana yang cukup, ungkapnya kepada Tim Dompet Dhuafa sambil menyeka air mata dengan kerudungnya. Pada hari di mana orang bersukacita, Arti bersyukur mendapatkan kaleso dari tetangga yang memberikan kepada keluarganya. Kaleso sendiri adalah makanan yang terbuat dari beras, santan, dan rempah rempah, seperti ketupat.

Dengan wajah haru dan berbahagia, Arti menyambut kedatangan Tim Dompet Dhuafa. Ia sangat berterima kasih karena telah diberikan daging kurban, yang sangat jarang bisa ia konsumsi bersama keluarga. Mungkin hanya setahun sekali, saat Iduladha atau ada tetangga yang menggelar pesta.

Baca juga: THK di Magelang: Dari Hanya Satu RT, Kini Satu Desa Banjarsari Bisa Nikmati Kurban

Tim Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa bersama Nabila Ishma mengunjungi kediaman Arti untuk mengantarkan daging kurban.
Tim Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa bersama Nabila Ishma mengunjungi kediaman Arti untuk mengantarkan daging kurban.
Tim Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa bersama Nabila Ishma mengunjungi kediaman Arti untuk mengantarkan daging kurban.
Tim Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa bersama Nabila Ishma mengunjungi kediaman Arti untuk mengantarkan daging kurban.
Ibu Arti senang mendapatkan daging kurban dari Tim Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa dan Nabila Ishma.
Ibu Arti senang mendapatkan daging kurban dari Tim Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa dan Nabila Ishma.

Bahkan, saat ditanya oleh Tim Dompet Dhuafa tentang akan diapakan daging kurbannya itu, Arti tertegun sejenak. Pasalnya, ia tidak mempunyai cukup dana untuk membeli bumbu dan rempah yang beragam. Akhirnya, sate menjadi pilihan terbaiknya untuk mengolah daging kurban, karena bumbu yang dibutuhkan lebih sederhana.

Dompet Dhuafa berharap dapat terus menjadi jembatan kebahagiaan saat Iduladha dari para pekurban kepada para penerima manfaat, agar makin banyak yang dapat merasakan kebahagiaan Iduladha.

Ibu Arti senang mendapatkan daging kurban dari Tim Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa dan Nabila Ishma.
Ibu Arti senang mendapatkan daging kurban dari Tim Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa dan Nabila Ishma.
Hewan kurban sapi yang didistribusikan untuk masyarakat Desa Papela, Rote Ndao.
Hewan kurban sapi yang didistribusikan untuk masyarakat Desa Papela, Rote Ndao.

Terima kasih para donatur kurban Dompet Dhuafa, karena di jauh sana ada yang sangat bersyukur dan bahagia karena kurbanmu yang selalu tersampaikan kepada mereka saudara-saudara kita yang layak menerimanya. (Dompet Dhuafa)

Teks dan foto: Elfi Handayani, Aryo Prasojo
Penyunting: Ronna