MAKASSAR, SULAWESI SELATAN — Demi menjemput harapan agar putra sulungnya bisa sembuh, Tusyanti (39), harus menempuh perjalanan selama 2 hari 1 malam dari Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, menuju Makassar, Sulawesi Selatan.
Putra sulungnya, Abdul Rohim (18), yang masih duduk di sekolah aliyah (setingkat SMA), mengeluhkan sakit yang luar biasa di sekitar lututnya. Setelah dibawa berobat, dokter mengatakan bahwa ia mengalami pengikisan tulang atau menderita penyakit Ostheosarcoma pada bagian lututnya.
Bercerita kepada tim Dompet Dhuafa, Kamis (17/11/2022), Tusyanti mengatakan, bahwa penyakit itu terjadi ketika gen di dalam sel-sel pembentuk tulang mengalami mutasi atau perubahan, dan harus segera dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar dan lengkap penanganannya di Makassar.
“Rasanya seperti bertubi-tubi ujian yang menimpa keluarga kami. Belum kering tangis saya karena kehilangan anak yang baru saya lahirkan, kini saya dihadapkan kenyataan, bahwa anak sulung saya harus diamputasi kakinya,” ungkap Tusyanti, salah satu Penerima Manfaat Shelter Harapan, Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan.
Tak ingin menunggu lama, berbekal uang seadanya dan bantuan dari rekan-rekan sekolah juga lingkungan, Tusyanti dan Rohim berangkat ke Makassar. Singkat cerita, Rohim harus merelakan kehilangan kaki kirinya, akibat kanker tulang yang dideritanya.
”Amputasi bukan akhir dari segala ikhtiar. Rohim masih harus menjalankan kemoterapi dan pengobatan lanjutan. Di tengah situasi itu, kita dihadapkan oleh pertanyaan, bagaimana harus menjalankan pengobatan dengan jarak tinggal yang jauh? Kalaupun begitu, harus mencari sewa tempat tinggal yang terjangkau di Makassar, kan?” akunya lagi.
Namun, alhamdulillah, Tusyanti berjodoh dengan Shelter Harapan, Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan. Tidak hanya itu, Shelter Harapan juga menyediakan armada Ambulance sebagai layanan antar-jemput pasien secara gratis. Lokasi Shelter Harapan berada di Perdos Unhas Tamalanrea Jl. Micheal Faraday Blok EC/2, Tamalanrea Jaya, Kec. Tamalanrea, Kota Makassar.
“Shelter Harapan merupakan sebuah rumah singgah untuk membantu pasien dhuafa dan keluarga pasien, dalam ikhtiar mendapatkan tempat tinggal gratis selama berobat di Rumah Sakit rujukan wilayah Makassar. Selain tempat tinggal, pasien juga mendapat layanan pengantaran Ambulance gratis, juga kegiatan siraman rohani,” sebut Syarif selaku Koordinator Program Layanan Sosial dan Respon Darurat Dompet Dhuafa Sulsel.
Baca Juga: https://www.pelayanmasyarakat.org/shelter-sehati/
Syukur berganda, itulah yang dirasakan Tusyanti. Pasalnya, selama pengobatan, Rohim masih harus menggunakan brankar sebagai sarana mobilitas. Artinya, ia harus gunakan ambulance jika ingin membawa Rohim ke rumah sakit. Tentu, mereka membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Tusyanti dan Rohim telah 7 (tujuh) bulan menghuni Shelter Harapan. Alhamdulillah, kini Rohim sudah bisa menggunakan kursi roda.
“Kalau dilihat dengan materi, gak tahu harus bagaimana lagi kalau harus sewa tinggal di Makassar atau perjalanan berobatnya. Tapi apapun itu, saya tetap bersyukur, karena jalan dan pintu kesempatan yang terbuka itu lah yang lebih berharga,” imbuh Tusyanti.
Baca Juga: https://www.dompetdhuafa.org/seribu-santri-di-jeneponto-semangat-mengaji-fhq-dompet-dhuafa/
Inilah manfaat zakat. Ia hadir untuk meringankan beban dan menjaga cahaya harapan. Kisah Tusyanti dan Rohim hanyalah satu dari kisah Pejuang Sehat di Shelter Harapan. Ada banyak penerima manfaat lain dengan beragam cerita perjuangannya.
Baca Juga: https://www.dompetdhuafa.org/humanesia-2022-kebersamaan-ini-tentang-kita/
Kita bisa buktikan bahwa zakat mampu memberikan ketenangan dan kemudahan bagi saudara yang membutuhkan. Zakat Anda, nyalakan harapan mereka https://donasi.dompetdhuafa.org/zakatsosial/ (Dompet Dhuafa / Putri / Dhika Prabowo)