TASIKAMALAYA — Selasa sore, 6 November 2018, Kabupaten Tasikmalaya berduka. Hujan deras dengan intensitas tinggi mengguyur. Durasinya pun juga lama. Alhasil, Sungai Cipatujah meluap dan disusul dengan banjir bandang. Selain itu, intensitas hujan deras dan banjir bandang juga menyebabkan kondisi tanah di wilayah Tasikamalaya menurun. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya longsor di beberapa titik. Terbaru, jalan trans Tasikmalaya harus ditutup untuk menghindarai dampak longsor yang terjadi.
Hingga hari ini, wilayah Tasikmalaya dan sekitarnya masih terus diguyur hujan dengan intensitas bervariasi, dari ringan, sedang, hingga tinggi. Potensi-potensi kebencanaan masih tetap terlihat. Wilayah-wilayah terdampak seperti Kecamatan Culamega, Kecamatan Cipatujah, dan Kecamatan Cikalong, menjadi wilayah yang cukup terdampak berat dengan adanya bencana banjir dan longsor ini.
Sejauh ini, tercatat sudah ada enam korban jiwa akibat banjir dan longsor. Tim Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa langsung bergerak cepat untuk merespon bencana yang terjadi. Evakuasi sekaligus asesement langsung dilakukan tim DMC untuk membantu warga terdampak. Sebanyak delapan orang relawan diterjunkan langsung ke lokasi kejadian. Beberapa hal seperti akses yang terputus karena jembatan rubuh dan jalan tertutup longsoran tanah menjadi kendala bagi tim DMC untuk melakukan intervensi lebih jauh.
Dompet Dhuafa sudah melakukan beberapa aktiviktas pasca bencana. Seperti aksi bersih dilakukan di beberapa tempat terdampak, diantarnya aksi bersih di jalan umum Desa Bojongsaru, Kecamatan Culamega dan di TK Al Ikhlas Desa Bantarkalong, Kecamatan Bantarkalong. Pengungsi dan relawan yang sudah mulai berdatangan juga membutuhkan saluran logistik. Oleh karena itu, tim DMC juga membangun Dapur Umum dan Pos Hangat di Desa Bojongsari, Kecamatan Culamega. Untuk mempermudah koordinasi bantuan, Dompet Dhuafa juga menghadirkan pos bantuan yang terletak di Jalan Raya Cipatujah, Desa Derwati Kecamatan Cipatujah.
Hujan terus menerus dengan intensitas bervariasi, dikhawatirkan akan menimbulkan bencana susulan. Selain itu, banyak dari pengungsi yang membutuhkan keperluan mendesak seperti dapur umum, selimut, hygiene kit, dan bantuan makanan pokok. (Dompet Dhuafa/Zul)