Dua peristiwa besar yang mencuri perhatian umat Islam terjadi di negeri Arab pada akhir tahun 2022, yakni banjir bandang di Kota Makkah dan penampakan salju yang menyelimuti pengunungan Al-Lawz di wilayah Tabuk, Arab Saudi.
Mengutip Middle East Eye, pada Kamis (22/12/2022) malam hujan deras mengguyur Kota Makkah, Arab Saudi dan berujung pada bencana banjir bandang di hari Jumat (23/12/2022). Diketahui, peristiwa ini telah merusak sejumlah kendaraan dan properti di Kota Makkah. Pada sebuah video amatir yang tersebar di media sosial, tampak mobil-mobil di jalanan di kota suci ini tersapu oleh aliran air yang deras, beberapa jalan utama juga ditutup.
Sementara itu, pegunungan Al-Lawz di Tabuk diselimuti dengan salju yang kemudian menjadi daya tarik wisata bagi warga sekitar dan pengunjung yang datang dari berbagai daerah. Mereka datang untuk menikmati salju dan keindahan fenomena yang jarang sekali terjadi di negeri yang terkenal gersang ini.
Baca juga: Penasaran Dengan Islam, Min Soo Kim Belajar Budaya Islam dan Bahasa Arab
Dua fenomena yang terjadi hampir berdekatan ini pun membuat khalayak ramai heran, utamanya umat Islam. Pasalnya, negeri Arab Saudi dikenal sebagai negara yang datar dan mempunyai banyak kawasan padang pasir yang tidak berair, hanya ada sedikit tumbuhan, dan sebagian besar airnya berasal dari sumur dan air hujan.
Bahkan, Arab Saudi memiliki salah satu gurun terkenal yakni Empty Quarter atau Rub al Khali, sebuah kawasan gurun terluas di dunia seukuran negara Prancis yang terletak di sebelah selatan negara ini. Hampir tidak ada sungai atau danau permanen di negeri ini, namun terdapat banyak wadi atau sungai kering di padang pasir.
Untuk itu, terasa sangat aneh jika kini Arab Saudi mengalami bencana banjir, bahkan sampai diselimuti salju. Namun ini bukan kali pertama, sudah sejak tahun 2020 hujan yang sangat deras dan butir-butir salju jatuh di negara kekuasaan Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud. Anomali iklim ini telah tampak sejak dua tahun lalu. Digadang-gadang penyebabnya adalah pemanasan global dan perubahan iklim (climate change) yang makin ekstrem.
Baca juga: Perspektif Baru Fenomena Mudik Di Indonesia
Fenomena di Arab Saudi dari Perspektif Al-Quran dan Hadis
Namun, sebagai umat yang berpedoman pada firman-Nya dalam Al-Quran dan sunah Nabi Muhammad Saw, umat Islam perlu melihat fenomena ini dari perspektif lain yakni agama, bukan hanya dari penjelasan para ahli saja. Lantas, bagaimanakah Al-Quran dan hadis melihat kedua fenomena yang terjadi di Tanah Arab ini? Apakah ini menjadi pertanda bahwa hari kiamat makin dekat?
Sebelumnya, pada sebuah hadis, Nabi Muhammad Saw telah menyebutkan seperti apa tanda-tanda makin dekatnya kiamat. Tanda tersebut salah satunya adalah Tanah Arab menjadi tanah yang hijau dan dihiasi oleh padang rumput serta aliran-aliran sungai.
Dijelaskan dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasannya Rasulullah Saw bersabda: “Tidak akan tiba hari kiamat hingga Tanah Arab kembali hijau dengan tumbuhan dan sungai-sungai.” (HR Ahmad)
Ada satu kata yang perlu disorot dalam hadis Nabi Saw di atas, yakni kata ‘kembali’. Kata ini mengisyaratkan bahwa bahwa memang pada mulanya Tanah Arab merupakan wilayah yang subur, tidak tandus seperti yang kita saksikan sekarang.
Baca juga: Ini Hal-Hal yang Menghambat Datangnya Pertolongan Allah
Apabila dihubungkan dengan perubahan iklim yang terjadi di Arab Saudi saat ini, yakni curah hujan yang tinggi dan turunnya salju, maka tidak mustahil jika Arab Saudi akan menjadi tanah yang subur di kemudian hari. Kata-kata Nabi Saw dalam hadis di atas pun kemungkinan besar akan terjadi dalam beberapa tahun ke depan.
Untuk itu, kita sebagai umat Islam perlu melihat fenomena ini dengan kacamata keimanan agar kita bermawas diri dan terus mengingat Allah Swt. Sebab, kita tidak tahu pasti kapan sebenarnya kiamat akan datang, seperti yang dikatakan Allah Swt dalam ayat Al-Quran berikut:
“Dan tahukah kamu (Hai Muhammad), boleh jadi hari kiamat itu sudah dekat waktunya.” (QS Al-Ahzab: 63)
Musibah Berkaitan dengan Ketakwaan?
Melalui Al-Quran, Allah telah berfirman bahwa keimanan atau ketakwaan penduduk suatu wilayah berbanding lurus dengan keberkahan yang akan diberikan Allah kepada penduduk tersebut. Sebaliknya, Allah juga akan memberi siksaan dan penderitaan bagi orang-orang yang mendustakan agama-Nya, seperti yang tertuang dalam Al-Quran surah Al-A’raf ayat 96 berikut:
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS Al-A’raf: 96)
Meski begitu, kita tidak berhak menghakimi penduduk Tanah Arab bahwa mereka telah mendustakan firman-Nya. Akan tetapi, sikap maksiat, korup, serta lalai yang dilakukan oleh oknum warganya bisa jadi pengundang datangnya siksa Allah dalam bentuk bencana. Terlebih, jika hal-hal buruk itu dilakukan oleh penguasa negeri tersebut atau para pejabat. Jika sudah begitu, peringatan Allah pada berikut perlu menjadi perhatian utama semua pihak.
Baca juga: Bersama The Sungkars Family Tebar Zakat Fitrah Kala Hujan Deras
“Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur?”
“Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain?”
“Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.”
“Dan apakah belum jelas bagi orang-orang yang mempusakai suatu negeri sesudah (lenyap) penduduknya, bahwa kalau Kami menghendaki tentu Kami azab mereka karena dosa-dosanya; dan Kami kunci mati hati mereka sehingga mereka tidak dapat mendengar (pelajaran lagi)?” (QS Al-A’raf: 97-100)