TANAH DATAR, SUMATRA BARAT — Sudah lebih dari sepekan sejak kejadian banjir lahar dingin atau yang biasa disebut Galodo oleh masyarakat Minangkabau, melanda sejumlah daerah di kawasan Gunung Marapi Sumatra Barat, namun sisa-sisa petaka yang terjadi pada Sabtu (11/5/2024) itu masih terlihat jelas. Berdasarkan Sitrep (Situation Report) Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa, bencana banjir bandang Sumbar ini telah menelan 62 korban, sementara 10 orang masih dalam pencarian Tim SAR Gabungan.
Sebagai organisasi kemanusiaan, Dompet Dhuafa berupaya hadir dengan berbagai program untuk membantu meringankan beban para penyintas, termasuk dalam situasi darurat seperti banjir bandang yang melanda Sumatra Barat.
Di tengah perjuangan, suasana perayaan Hari Iduladha mendatang pun akan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Masyarakat yang terdampak bencana kini sedang kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari akibat datangnya banjir bandang Sumbar. Untuk itu, Dompet Dhuafa berupaya menjadi solusi dari kesulitan yang dialami masyarakat.
Pada Sabtu (18/5/2024), Dompet Dhuafa mengajak salah satu Super Volunteer-nya, yakni Aiman Ricky, untuk mendatangi titik lokasi pendistribusian daging kurban yang salah satunya akan disalurkan di wilayah terdampak Galodo.
Tahun ini, Dompet Dhuafa akan menyalurkan kurban ke titik bencana di Sumatra Barat, tepatnya di Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam. Inisiatif ini bertujuan untuk tidak hanya memenuhi kebutuhan gizi masyarakat terdampak, tetapi juga memberikan dukungan moral dan semangat di tengah situasi sulit.
Dalam pelaksanaan Program Tebar Hewan Kurban (THK) 1445 H, Dompet Dhuafa mengusung tagline Kurban 3 Pasti. Pertama, Pasti Jantan yang berarti Dompet Dhuafa memastikan bahwa jenis kelamin hewan kurban yang akan dipotong adalah jantan. Ini berhubungan dengan keberlangsungan hewan itu sendiri, agar tak menyembelih yang sedang menyusui. Kedua, Pasti Lolos Quality Control, berarti hewan-hewan kurban yang dipilih untuk disembelih nantinya telah melalui proses pengecekan kesehatan dan sesuai syariat. Ketiga, Pasti Terdistribusi Hingga Pelosok, sebagai bentuk komitmen Dompet Dhuafa untuk menaruh perhatian lebih pada daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar (3T) yang jarang bisa mengonsumsi daging kurban.
Baca juga: Kenangan Tergenang, Kesaksian Kartini Saksikan Rumahnya Diterjang Galodo
“Kurban di Dompet Dhuafa itu ada 3 Pasti: Pasti jantan, Pasti melewati tahap QC, dan Pasti didistribusikan di wilayah 3T atau di pelosok negeri. Apalagi sekarang Sumatra Barat sedang mengalami bencana Galodo. Salah satu target dari penyaluran atau distribusi kita nanti yaitu ada di titik di Tanah Datar dan Kabupaten Agam nanti,” ujar Novil Oksan Putra selaku PLT Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Singgalang.
Dalam setiap distribusinya, Dompet Dhuafa berupaya memastikan bahwa daging kurban diterima oleh mereka yang paling membutuhkan, terutama penyintas bencana alam. Dengan harapan dapat meringankan beban mereka dan memberikan secercah kebahagiaan di Hari Iduladha mendatang. Medan yang terjal pun dilalui Tim Dompet Dhuafa untuk bisa menyalurkan daging kurban ke lokasi bencana.
Pada saat meninjau lokasi bencana, berbagai rintangan pun ditemui Tim Dompet Dhuafa, Galodo yang menimpa wilayah Nagari Sungai Jambu, Tanah Datar itu merobohkan tiga jembatan yang menghubungkan ke Nagari Sungai Jambu, membuat tim atau siapa pun yang ingin melintas harus melewati derasnya air sungai.
Baca juga: Aiman Ricky Ikut Proses QC DD Farm Solok, Pastikan Hewan Ternak ‘ASUH’
Sungai yang semula hanya memiliki lebar 3 meter, kini berubah menjadi lautan bebatuan. Banjir lahar dingin disebabkan oleh lahar dari letusan atau erupsi gunung berapi yang membawa serta material vulkanik dan material-material lain sepanjang aliran. Material yang terbawa banjir itu, terutama pasir dan lumpur, dapat menyebabkan pendangkalan sungai, sehingga banjir meluas. Banjir yang meluas ini dapat merusak rumah penduduk, jembatan, dan lahan pertanian.
Selain melewati bebatuan besar, Tim Dompet Dhuafa juga berkali-kali terjebak dalam aliran lumpur setinggi lutut yang belum mengering. Hujan yang terjadi terus menerus membuat lumpur kembali membasahi Tanah Datar.
“Alhamdulillah saya bersama Dompet Dhuafa sudah sampai di salah satu tempat yang menjadi terdampak Galodo yaitu Sungai Jambu, Tanah Datar. Dari perjalanan tadi lumayan perjalanannya cukup terjal, kita harus melewati aliran sungai yang cukup deras, kemudian yang agak mengkhawatirkan dari jalanan ini karena ini imbas dari erupsi lahar dingin. Jadi, air yang mengalir itu berupa lumpur, jadi harus hati-hati. Tadi sudah sempat masuk beberapa kali lumpur, kemudian juga ada bebatuan. Kita harus sebisa mungkin melewati batu-batu, jadi medannya cukup sulit,” kata Aiman Ricky.
Menjelang Iduladha 1445 H, salah satu target distribusi THK Dompet Dhuafa adalah lokasi-lokasi terdampak bencana banjir bandang Sumbar. Hal tersebut menjadi sinar harapan di tengah pilu yang melanda. Dalam momen-momen sulit seperti ini, kehadiran Dompet Dhuafa menjadi tanda bahwa bantuan dan kebaikan selalu tersedia bagi mereka yang membutuhkannya.
“Kehadiran saya di sini membantu memastikan bahwa amanah yang diterima oleh Dompet Dhuafa akan disalurkan dengan baik kepada para korban. Insyaallah, hewan kurban dari Program Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa akan disalurkan ke daerah Sungai Jambu. Jadi untuk para Sahabat, yuk sama-sama kita membantu yang kita punya untuk berdonasi atau menyalurkan hewan kurbannya untuk disalurkan ke warga di daerah Sungai Jambu,” tambah Aiman Ricky. (Dompet Dhuafa)
Teks dan foto: Anndini
Penyunting: Dhika Prabowo