KONAWE, SULAWESI TENGGARA — Pada Kamis (13/6/2019), banjir melanda beberapa daerah di Provinsi Sulawesi Tenggara mulai surut. Tim Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa di lokasi kejadian melaporkan ketinggian air mulai surut, namun penyebaran airnya makin meluas. Sehingga titik pengungsian bertambah.
“Ketinggian air di beberapa daerah sudah mulai surut, namun belum bisa ditempati. Titik tempat pengungsian bertambah, karena di beberapa tempat, air semakin meluas, khususnya di Kecamatan Wonggeduku dan Pondodaha,” ujar Maizar Helmi, Tim Respon DMC Dompet Dhuafa untuk banjir Sulawesi Tenggara.
Di sejumlah tempat, terutama di Desa Labangga, Kecamatan Andowia dan sekitarnya, ketinggian air mulai surut. Ketinggian yang mulanya mencapai 3 meter, kini berangsur surut hingga 50 cm.
Menurut data BPBD Kabupaten Konawe per 11 Juni 2019, terdapat sebanyak 35 titik pengungsian untuk 17 kecamatan yang terdampak. Tim respon bencana DMC Dompet Dhuafa sendiri mendirikan 3 posko: Pos Kendari di Talk Cafe, Jl Malala, Kendari, untuk pengumpulan donasi bantuan; Pos Pondidaha untuk layanan pengungsian; dan Pos Relawan di jalan Abdullah Silondae, Lorong SMA 1 Unaaha, Ruko Bugis Syar’i, Kelurahan Tumpas, Kecamatan Unaaha, Kabupaten Konawe.
Dalam melakukan proses evakuasi korban, tim DMC bekerjasama dengan BPBD Konawe, Basarnas, PMI, Satpol PP, TNI dan relawan lainnya. Pada pos pengungsian, tim DMC turut dibantu oleh tenaga relawan lokal Konawe.
“Alhamdulillah sejauh ini tidak ada kendala serius dalam proses evakuasi. Kami bekerja sama dengan BPBD Konawe, Basarnas, PMI, Satpol PP, TNI dan relawan lainnya. Misi kami sama, sehingga sudah terbentuk satu frekuensi,” ujar Maizar.
Maizar juga mengatakan, besok kemungkinan tim relawan akan bertambah, mengingat jumlah pengungsi yang begitu banyak. Saat ini tim Dompet Dhuafa sebanyak 23 tenaga diturunkan, termasuk tim DMC, relawan Dompet Dhuafa Makassar, dan tim medis Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan.
”Besok kemungkinan akan bertambah tim relawan,” imbuhnya.
Korban banjir di pengungsian mulai terserang penyakit. Kebanyakan mereka terserang gatal-gatal, muntah, flu, hingga diare. Saat ini kebutuhan darurat yang dibutuhkan olah para pengungsi yakni makanan, air minum, selimut, pakaian, perlengkapan bayi dan obat-obatan. Pemerintah Sulawesi Tenggara menetapkan masa tanggap darurat bencana alam dan konflik sosial akan berlangsung selama 14 hari, dimulai sejak tanggal 10 higga 24 Juni 2019. (Dompet Dhuafa/Riza)