SIARAN PERS, LABUHANBATU, SUMATERA UTARA — Siapa yang tidak iba melihat balita berusia 1 (satu) tahun 8 (delapan) bulan harus menanggung penyakit yang tidak biasa. Sejak usianya menginjak 14 hari, Aisah telah divonis mengidap penyakit Hidrosefalus, terjadinya kondisi penumpukan cairan di rongga otak. Sehingga, menyebabkan peningkatan tekanan pada otak.
Di usia yang masih hitungan hari itu, buah hati dari pasangan Ganda dan Elli Purwaningsih, terpaksa menjalani operasi. Usai operasi, penyakit yang diderita Aisah belum berakhir.
Karena penumpukan cairan di rongga otak, ukuran kepala Aisah menjadi lebih besar dari ukuran kepala anak-anak seusianya. Tak jarang pula Aisah sering mengalami kejang-kejang akibat penyakitnya itu.
Ibu Aisah, Elli, mengaku sedih atas penyakit yang menimpa anak bungsunya itu. Ia ingin sekali memberikan pengobatan terbaik untuk putrinya. Tapi, kendala ekonomi menjadi faktor utama belum terlaksanakan operasi lanjutan.
“Dulu yang waktu operasi di umur 14 hari itu sudah pernah diambil cairannya. Tapi, operasi itu tidak bisa langsung sembuh. Anak saya masih harus dioperasi lagi,” sebutnya.
Sehari-hari, Gabda, ayah Aisah, hanya bekerja serabutan. Sedangkan, Elli bertugas di rumah sebagai ibu rumah tangga. Elli tidak tahu lagi harus ke mana mencari uang yang tidak sedikit untuk biaya operasi putrinya.
“Gak tahu lagi, Buk, mau ke mana dicari uangnya. Karena, operasi itu, kan, bukan murah. Belum lagi untuk biaya pengobatan setelahnya,” ungkap Elli.
Dari raut wajahnya, Elli berusaha menyembunyikan perasaannya ketika bercerita saat melihat anaknya kejang-kejang.
“Yang paling enggak tega itu, Buk, kalau dia udah kejang-kejang. Nafasnya ikut sesak. Rasanya benar-benar tidak sanggup lihat anak sendiri seperti itu,” ucapnya, pilu.
Sampai saat ini, Elli hanya mengandalkan puskesmas sebagai rute bolak-baliknya ketika Aisah mengalami kejang-kejang.
“Ya, paling cuma bisa ke puskesmas aja kalau dia lagi kejang-kejang dan sesak. Gak ada penanganan yang lebih serius,” terangnya.
Dengan kondisi kesehatan Aisah yang masih tidak stabil, Elli berharap ada bantuan dari para dermawan untuk membantu biaya pengobatan anaknya.
“Kalau ada yang mau bantu, alhamdulillah sekali, Buk. Kami bukan orang berada. Biaya untuk operasi bisa sampai puluhan juta. Mudah-mudahan memang ada yang tergerak hati untuk membantu,” ucapnya penuh harap.
Melihat kondisi Aisah yang memang butuh penanganan lebih lanjut, Tim Dompet Dhuafa Cabang Waspada berkunjung ke rumah Aisah untuk memberikan bantuan pengobatan awal, pada Rabu (14/10/2020) lalu.
Dompet Dhuafa Waspada mencoba membuka jalan menjadi perantara untuk para dermawan yang ingin membantu biaya pengobatan Aisah.
Saat ini, Aisah dan keluarga tinggal di Dusun Sidodadi C, Kecamatan Pangkatan, Kabupaten Labuhanbatu, Sumatra Utara. Orang tua Aisah berencana untuk melakukan operasi di Kota Medan guna menunjang peralatan medis yang lebih memadai. Informasi terakhir yang diterima keluarga, biaya operasi yang harus ditanggung untuk putrinya itu sebesar Rp 50 juta.
Dompet Dhuafa Waspada mengajak masyarakat bersama-sama mengulurkan tangan membantu biaya pengobatan Aisah. Hampir dua tahun lamanya Aisah harus menanggung penyakit yang berat itu. Aisah berhak untuk sembuh dari penyakitnya.
Bagi dermawan yang tergerak ingin membantu Aisyah bisa menyalurkan donasi melalui rekening BNI Syariah 300.300.3155 atau Mandiri 106.0010949819 An Dompet Dhuafa. Tambahkan kode 032 di akhir donasi. (Dompet Dhuafa / Foto: DD Waspada / Penulis: ZNEWS.ID / Editor: Dhika Prabowo)