JAKARTA — Setiap lembaga atau perusahan memiliki kewajiban untuk memberikan dan menimbang dampak sosial kepada masyarakat. Tidak hanya berfokus pada aspek ekonomis. Melainkan bagaiaman seluruh aspek, terutama sosial dapat terjamah dengan baik atas semua kontribsi yang dilakukan suatu pemangku kepentingan. Ini disebut Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR). Namun setiap dana atau kegiatan CSR perlu ditinjau kembali. Atau lebih tepatnya diukur. Agar dampak sosial yang diharapkan tersasar dengan baik.
Sehubungan dengan itu, Social Return on Investment (SROI) Network Indonesia mengadakan bedah buku milik Luis Portales berjudul “Social Innovation and Social Entrepreneurship: Fundamentals, Concepts and Tools” di Bakso Boedjangan Pejaten, Jakarta Selatan, Jumat (1/11/2019). Kegiatan tersebut merupakan seri kedua dalam “Indonesia Social Value Discussion”.
“Buku tersebut sangat konsteksual. Seperti halnya lembaga sosial yang sekarang ini. Mereka semua sangat kontekstual,” ujar Rini Supri Hartanti, Ketua SROI Network Indonesia (01/11/2019).
Adapun para panelis terdiri dari drg. Imam Rulyawan, MARS (Direktur Ekseutif Dompet Dhuafa), Jalal (Ketua Dewan Penasihat Social Investment Indonesia), dan Purnomo (Sekretariat Jendral SROI Network Indonesia).
“Dompet Dhuafa bisa dibilang lembaga Islamic Social Management. Yang tidak hanya focus pada aspek komersial saja melainkan juga aspek spiritual. Jadi produk-produk kegiatan Dompet Dhuafa adalah pertemuan antara dua aspek tersebut. Seperti wakaf produktif milik Dompet Dhuafa. Sehingga dampaknya terhadap penerima manfaat akan menyeluruh,” jelas drg. Imam Rulyawan MARS, dalam paparan awalnya.
Kegiatan dihadiri oleh banyak praktisi dan akademisi yang bergelut dalam dunia sosial ekonomi dari berbagai daerah. Salah satunya Agis, salah seorang peserta dari LAZ Rumah Aman Salman, Bandung.
“Dikirim ke sini untuk belajar. Lumayan nambah-nambah wawasan,” terang Agis.
Menurut Jalal, buku tersebut cukup menarik untuk dibaca. Di mana bab antar bab memiliki penjalasan yang mulus dan saling terpaut satu sama lain. Tidak seperti beberapa buku terkadang memberikan penejelasan yang terpisah-pisah.
“Namun ada kekurangan. Agak gampangin (dampak:red) sosial dan hanya mencakup lembaga swasta saja. Sedangkan pemerintah tidak,” tutup Jalal. (Dompet Dhuafa/Fajar)