Belajar Dari Kematian

Foto Ilustrasi

 

PADANG — Seminggu ini saya mendapatkan kabar duka dari orang-orang dekat. Hampir lebih dari empat orang, banyak hal yang akhirnya terlintas dan terpikirkan bahwasannya kematian adalah hal yang pasti terjadi pada diri semua makhluk hidup di alam semesta ini. Karena setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian.

Kematian sendiri mengandung makna bahwa hal tersebut akan memisahkan manusia terhadap segala sesuatu yang dicintainya dalam kehidupan dunia ini. Berpisah dengan segala yang ia miliki atau senangi, berpisah dengan segala yang disayangi atau dicintai. Memisahkan dengan anak dan isteri serta. Berpisah dengan bapak atau ibu, berpisah dengan harta dan pangkat, berpisah dengan dunia dan segala isinya. Kematian akan menjadi pemisah dari kesemuanya itu.

Mati juga bisa dijadikan pembelajaran yang sangat berharga bagi yang masih hidup. Dan salah satu dari pelajaran dari kematian ini adalah sebagai penasehat terbaik untuk kita semuanya. Penasehat untuk lebih sadar akan tiba giliran kita yang pasti akan datang. Penasehat untuk setiap yang bernafas pasti akan terhenti nafasnya suatu hari nanti. Juga penasihat untuk lebih tahu yang berkuasa dan Maha Kuasa itu hanyalah Allah ta’ala. 

Kita harus bisa mempersiapkan kematian semaksimal mungkin. Sebagaimana Sabda Nabi SAW, “Perbanyak mengingat si Pemusnah Kenikmatan,” adalah kalimat yang singkat namun padat. Kalimat ini memadukan antara peringatan dan nasehat. Sebab orang yang benar-benar mengingat kematian akan serta merta kehilangan rasa nikmat yang tengah dirasakannya. Ia juga kehilangan hasrat untuk merasakan lagi di masa depan. Ia pun merasa enggan terhadap sesuatu yang sebelumnya diidam-idamkan.

Hati orang yang tenggelam dalam dunia dan tertipu olehnya serta jatuh cinta pada berbagai syahwatnya sudah pasti lalai dari mengingat kematian. Apabila seseorang mengingat pada kematian, maka dai merasa tidak dan langsung menjauh darinya, Allah sudah mengingatkan dalam firman-Nya: “Sungguh kematian yang selalu kalian hindari itu pasti mengejar kalian. Kalian akan dikembalikan kepada Allah, Tuhan yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Kemudian kelak di hari kiamat, Allah akan menjelaskan kepada kalian apa saja yang telah kalian lakukan di dunia (QS Al-Jumu’ah [62]).

Memperbanyak mengingat mati dapat mencegah dari berbuat maksiat dan dapat meluluhkan hati yang keras. Ad-Daqqaq mengatakan, “Siapa yang banyak mengingat kematian, niscaya dia dimuliakan dengan tiga hal; penyegeraan tobat, kepuasan hati, dan ketekunan beribadah. Siapa melupakan kematian, tidak ridho dengan rizki yang cukup, dan kemalasan beribadah. (Dompet Dhuafa Singgalang/Karsini)