JAKARTA — Divisi Corporate Secretary dan Human Capital & Knowledge Management Dompet Dhuafa mengadakan pelatihan jurnalistik dan kehumasan bagi para pewarta Dompet Dhuafa. Pelatihan ini berlangsung selama 2 (dua) hari pada Senin-Selasa (5-6/12/2022) di Gedung Philanthropy, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Pelatihan ini melibatkan 15 peserta dari lintas divisi maupun organ Dompet Dhuafa yang kerap bersinggungan dengan komunikasi publik. Di antaranya adalah Humas, Pusat Data, Disaster Management Center (DMC), Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM), dan Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC). Sedangkan yang menjadi pengisi materi adalah Lembaga Pendidikan Antara (LPA) sebagai unit pelatihan Perum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA.
GM Corporate Secretary Dian Mulyadi pada pembukaan pelatihan mengatakan, tujuan Dompet Dhuafa menggelar pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas jurnalistik di Dompet Dhuafa sebagaimana yang selama ini dijunjung, yaitu jurnalistik profetik, atau jurnalistik kenabian.
“Tujuannya adalah menjadi jurnalistik yang profetik, yaitu jurnalistik kenabian. Di mana kita pahami, jurnalistik kenabian itu ada 4 hal (dari) sifat-sifat nabi yang mengalir menjadi value teman-teman semua,” tuturnya.
Di antara sifat-sifat profetik adalah siddiq dan amanah, yaitu selalu jujur dan menjadi kepercayaan bagi umat dalam setiap penyampaian informasi. Sudah barang tentu sifat selanjutnya adalah tabligh. Sebab tugas jurnalis adalah menyampaikan hal yang baik. Kemudian, para pewarta Dompet Dhuafa juga harus cerdas (fathonah) dan berkualitas dalam setiap menyampaikan informasi.
Dian menambahkan, dalam dua pekan terakhir, ke-15 peserta ini sebagian besar sudah ditugaskan ke lokasi gempa di Cianjur. Informasi-informasi yang diambil telah diolah menjadi hal-hal yang baik bagi lembaga dan masyarakat. Ini karena Dompet Dhuafa juga merupakan lembaga kemanusiaan, bukan hanya sebagai lembaga zakat dan dan nazir wakaf.
Ia juga berharap, setelah mengikuti pelatihan ini, para pekerja kemanusiaan Dompet Dhuafa, khususnya yang bertugas meliput, dapat menghadirkan informasi yang dinikmati oleh publik sebagai sumber pemberitaan yang berimbang.
Di samping itu, Widodo selaku SO Knowledge Management mengatakan, HCKM berupaya menjadikan pelatihan ini sebagai ruang pembelajaran bagi insan-insan Dompet Dhuafa. Menurutnya, waktu 2 (dua) hari adalah waktu yang sangat singkat. Namun ia berharap, ini dapat menjadi stimulus bagi para peserta untuk terus belajar.
Pada prinsipnya, ada satu hal yang KCKM ingin ketahui terkait keberhasilan pada proses pembelajaran ini. Yaitu bukan hanya sekadar fokus pada pelatihan kemudian melakukan aktivitas sesuai dengan arahan apa yang disampaikan oleh pembicara, tetapi jauh lebih dari itu. Setidaknya ada 3 (tiga) hal yang akan menjadi kontrol HCKM atas keberhasilan training ini.
“Ada 3 hal yang nanti akan menjadi kontrol dari keberhasilan training ini,” tegasnya.
Pertama yaitu meningkatnya behavior yang nanti muncul setelah training. Peningkatan ini dapat dilihat dari perbedaan dalam konteks mengelola pekerjaan yang dikelola masing-masing insan.
Yang kedua, setidaknya para peserta akan memiliki simbol, yaitu sesuatu yang terlihat. Misalnya, hal yang sebelumnya berpenampilan “A” akan menjadi berpenampilan “A” dengan ornamen-ornamen lain.
Yang ketiga, HCKM berharap nanti akan ada sistem terkait koordinasi, berkoordinasi, dan mengkoordinasikan apa yang dilakukan di ruang pekerjaan masing-masing. (Dompet Dhuafa / Muthohar)