JAKARTA — Dari parkiran Pondok Indah Mall (PIM) 1, masuk melalui pintu Metro. Keluar dari Metro, anda akan menemukan eskalator. Naiklah kemudian lurus saja hingga anda menemui lorong penghubung antara PIM 1 dan PIM 2. Naik dan teruslah berjalan melalui lorong itu. Tak lebih dari seratus meter, di sebelah kanan, anda akan menemui booth berwarna dominan hijau dengan 2 (dua) wanita yang menjaganya. Terpampang logo hijau bertuliskan Dompet Dhuafa. Mampir dan tunaikan zakat wajib anda untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Ada setidaknya 56 konter layanan ziswaf Dompet Dhuafa yang dihadirkan di Pusat-pusat Perbelanjaan, Retailer, dan beberapa Perkantoran seperti kementerian dan lainnya. PIM menjadi salah satu titik keberadaan konter Dompet Dhuafa untuk memudahkan masyarakat dalam menunaikan zakat, infaq, maupun sedekah. Apalagi saat ini, selain menunaikan zakat wajib bulan Ramadan, yaitu zakat fitrah, menunaikan zakat-zakat lainnya juga sangat tepat dilakukan pada bulan mulia ini.
Dianggap sebagai pusat perbelanjaan dengan pengunjungnya adalah dari kalangan menengah ke atas, maka ziswaf yang terhimpun di konter reguler ini pun nilainya tak terduga-duga. Irna Nur Wati dan satu rekannya, Nida Nabilah, mengakui hal ini. Irna mengungkapkan banyak menemui keunikan-keunikan para donatur maupun muzakki yang datang. Menurutnya banyak orang di sini yang sangat royal dengan kedermawanannya. Tak jarang juga orang yang donasi tanpa menanyakan hal-hal tentang donasi yang diberikan. Intinya orang-orang itu percaya bahwa Dompet Dhuafa sangat amanah dan pasti akan sampai kepada orang yang membutuhkan.
“Banyak sih saya temui donatur-donatur atau muzakki yang tak terduga. Kadang ada yang ngasih emang niat ngasih aja secara cuma-cuma, nggak mau dicatat namanya, pas ditanya ini donasinya untuk apa ya pak/bu. Katanya pokoknya saya ngasih gitu aja. Padahal itu nominalnya juga ga kecil. Kadang juga kan di sini ada tempat tisu. Pas kami datang buka booth pagi-pagi, eh sudah ada uang di dalamnya. Para donatur yang di sini royal-royal sih,” terang Irna, Kamis (28/4/2022).
Uang-uang misterius seperti itu biasanya Irna dan Nida masukkan pada donasi kemanusiaan atau pembangunan-pembangunan fasilitas umum. Pemudi domisili Ciputat, Tangerang Selatan itu juga bercerita, pernah suatu hari (bulan puasa ini) ada sepasang suami-istri. Sang istri menunaikan zakat maal untuk dirinya. Kemudian waktu sudah mau selesai, giliran sang suami nyeletuk “Saya juga mau dong zakat, 15 juta aja”.
Menurut Irna, paling banyak yang terkumpul di PIM ini adalah zakat penghasilan. Namun saat Ramadan, yang paling banyak adalah zakat maal. Dari menjadi seorang fundraiser sejak tahun 2018, membuatnya banyak belajar tentang dunia filantropi Islam dibanding dengan pelajaran-pelajaran yang didapatnya semasih di bangku sekolah maupun kuliah.
“Bertemu donatur itu menjadi pengalaman yang berharga banget buat saya. Berbagai macam tipe donatur saya temui di sini. Pertanyaan-pertanyaan yang kontemporer pun juga sering ditanyakan oleh donatur. Di situ saya juga belajar lebih banyak lagi tentang zakat dan filantropi Islam. Masalah fiqih itu kan sangat luas sekali. Kemudian juga setiap orang juga punya pilihan pendapatnya masing-masing. Jadi di situ yang memantik saya untuk terus menambah wawasan,” jelas lulusan UIN Jakarta tersebut.
Berbeda dengan rekannya, Nida Nabilah masih berstatus mahasiswa akhir di fakultas psikologi Mercubuana. Ia tinggal di Kebon Jeruk, lebih jauh dari PIM dibandingkan dengan Irna di Ciputat. Untuk menjalankan tugasnya sebagai amil zakat di PIM, setiap hari ia naik Transjakarta dari rumahnya. Meski bukan seorang berlatarbelakang kampus Islam, namun sebagai seorang muslim, ia telah sedikit/banyak mengenal tentang ziswaf. Bergabung menjadi bagian dari amil Dompet Dhuafa pada Ramadan 1443 kali ini, menjadikannya lebih paham tentang ziswaf dan kebermanfaatannya.
“Ini baru pertama kali saya bergabung sebagai penghimpun zakat di Dompet Dhuafa. Sebelumnya memang saya belum banyak tau tentang dunia filantropi Islam termasuk zakat. Saya senang sekali mendapat kesempatan bergabung menjadi fundraiser Dompet Dhuafa. Sebab banyak hal baru yang saya pelajari di sini. Saya jadi lebih banyak paham kenapa kita diwajibkan zakat. Semoga Dompet Dhuafa bisa terus amanah serta program-program yang ada akan lebih banyak membawakan manfaat yang lebih luas,” ucapnya, Kamis (28/4/2022). (Dompet Dhuafa/Muthohar)