Berbagi Bantuan untuk Para Penyintas Banjir Parepare

SULAWESI SELATAN — Pagi itu, Jumat (18/11/2022, 02.00 WITA), hujan mulai turun di antara lelapnya orang tidur. Hujan semakin deras disertai angin kencang terus mengguyur Kota Parepare hingga matahari pagi enggan menampakkan diri.

Pukul 10.00 WITA, hujan terus menghantam begitu deras tak hanya di Parepare, di beberapa kabupaten sekeliling Parepare juga mengalami hujan deras secara merata. Sungai-sungai mulai meluap, hingga terjadi peningkatan debit air sungai yang diperparah dengan aliran air yang mengalir dengan begitu deras.

Jelang pukul 11.00 wita, jagad media sosial mulai memunculkan posting-an yang memperlihatkan kondisi banjir yang menggenangi rumah-rumah di sana.

Rekaman-rekaman video singkat ada yang sengaja dibuat dan dikirim berisikan permintaan tolong, ada juga unggahan video yang memperlihatkan seorang ibu dalam keadaan syok melihat rumahnya hanyut terbawa arus sungai.

Saat itu juga, para pihak berwenang, seperti Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Satuan Brimob berusaha mulai turun ke lapangan melakukan evakuasi di beberapa titik luapan banjir. Tercatat ada 5 titik banjir luapan air sungai di Kota Parepare yakni Kelurahan Lapadde, Kec. Ujung, Kelurahan Galung Maloang dan Kelurahan Wattang Bacukiki, Kec. Bacukiki, Kelurahan Bukit Harapan dan kelurahan Lumpue, Kec. Bacukiki Barat.

Sebanyak 955 KK terlapor mengalami dampak banjir, baik yang paling ringan maupun dampak yang paling berat.

Kondisi rumah warga setelah dilanda banjir.

 

Menurut salah satu pengakuan warga, Ilbas, yang terdampak di Kelurahan Lapadde menyatakan, “Inilah banjir yang tidak kami sangka-sangka karena biasanya hanya tergenang saja airnya dan setinggi lutut orang dewasa”.

Namun hari itu, tinggi air yang bahkan mencapai 2 (dua) meter mampu merobohkan tembok rumahnya dan menghanyutkan perabotan yang tak sempat diamankan. Tepat di belakang rumahnya, ada satu rumah yang hanyut tanpa menyisakan apa-apa kecuali pakaian di badan pemiliknya.

Beberapa jam kemudian, air mulai surut yang tadinya menenggelamkan kebun jagung, kebun pisang dan rumah warga, kini membuat daratan tersebut nampak kembali tentu dengan kondisi kebun dan rumah yang berantakan.

Pada beberapa wilayah lainnya yang dilintasi sungai juga mengalami banjir luapan yang cukup parah yang di luar dugaan. Misalnya saja yang terjadi di Kelurahan Bumi Harapan, tepatnya di salah satu perumahan yang letaknya tak jauh dari sungai terkena dampak luapan air hingga setinggi tiga bahkan empat meter dan nyaris menenggelamkan rumah warga.

Pada wilayah muara sungai yakni di Kelurahan Wattang Bacukiki menjadi titik terparah karen pertemuan dua aliran sungai yaitu dari perlintasan sungai-sungai sepanjang Kota Parepare dan sungai yang satu berasal dari gunung. Pertemuan dua sungai tersebut menjadikan sekelilingnya seperti lautan dan merendam puluhan hektar persawahan. Terdapat tiga rumah hanyut dan belasa fasilitas rusak dan hancur di sana.

Seorang warga lainnya sedang merapikan sisa-sisa banjir bercerita dengan mata berkaca-kaca, “Barusan ini bu, banjir yang paling parah. Selama 40 tahun saya tinggal di sini, bahkan Mama saya pun tak pernah melihat banjir yang seperti ini.” katanya sambil mengikat tiang rumahnya.

Seseorang membawa pulang bantuan untuk keluarganya.

Satu bulan setelah peristiwa banjir tersebut, Telkomsel beserta Benihbaik bekerjasama dengan Dompet Dhuafa membagikan sembako kepada warga terdampak banjir di Kota Parepare. Sebanyak 189 paket sembako dibagikan pada warga yang tersebar di beberapa titik.

Acara seremonial berlangsung pada hari Jumat (16/12/2022) yang dihadiri oleh Manager Branch Telkomsel Parepare yaitu Muh. Irdjan, Divisi Partnership Dompet Dhuafa yaitu Alfi Azizi, Ketua RW 01 Kelurahan Wattang Bacukiki yaitu Baharuddin, serta puluhan warga yang menjadi korban luapan banjir. Proses seremonial berlangsung sangat singkat dengan harapan semoga apa yang diberikan meberikan setidaknya sedikit keringan kepada mereka yang terdampak serta semoga ke depannya bencana banjir seperti ini tidak akan terulang kembali. Kegiatan ditutup dengan penyerahan sembako secara simbolis kepada warga.

Dengan suka cita warga berterima kasih dan satu persatu berlalu pulang menuju rumah, ada yang menggunakan kendaraan roda dua mengangkut sembako, berboncengan dan berjalan kaki sambil meletakkan sembako di atas kepalanya. (Dompet Dhuafa / Alfi / Muthohar)