Berdamai dengan Takdir

BOGOR — Tidak ada satupun manusia yang tahu apa rencana Allah yang dituliskan untuk mereka. Rencana-rencana itu menjadi misteri saat tiba waktunya. Kita hanya akan mengangguk paham dan menerima. Namun hal yang perlu kita catat adalah bahwa Allah menggariskan semua yang terbaik untuk manusia. Meski kebanyakan, hati manusia saja yang terlalu kasar untuk menerima jalan-jalan kebaikan yang begitu halus Allah berikan. Begitulah kiranya yang dialami Kitty, seorang gadis yang rela menghibahkan hidupnya untuk mengabdi di beranda Indonesia. Ia rela menghabiskan masa mudanya untuk berbagi ilmu dengan warga yang belum tersentuh pendidikan.

Di masa-masa akhir studinya, sebagai sarjana pendidikan, panggilan jiwanya untuk mengabdi kepada masyarakat datang begitu kuat. Merasa memiliki tanggung jawab untuk mengabdi di bidang pendidikan, Kitty berambisi mengikuti salah satu program pengabdian yang dilaksanakan oleh pemerintah lewat jalur kampusnya. Keinginan itu kuat, namun sayangnya, ia belum berjodoh dengan program tersebut. Sebulan setelah penutupan pendaftaran program pemerintah tersebut, Kitty harus menyelesaikan tugas akhir kuliahnya. Sehingga ia tidak meneruskan proses seleksi program pengabdian yang ia impi-impikan itu.

“Ada hati yang meronta kala itu. Haruskah menunggu setahun lagi untuk mengabdi? Rasanya ghiroh itu akan melemah jika terlalu lama menunggu. Padahal, ini adalah mimpi peratama saya usai menjadi sarjana pedidikan. Namun nyatanya, Allah punya rencana lain untuk saya,” ungkap Kitty.

Kekecewaan hatinya itu terus menerus menghantui. Suatu hari, salah seorang sahabatnya memberi kabar tentang kesempatan pengabdian dari Dompet Dhuafa. Sahabatnya terus mendorong Kitty untuk mendaftar program Sekolah Guru Indonesia Dompet Dhuafa. Dengan setengah hati, Kitty pun mendaftar program tersebut. Keraguan hatinya bertambah. Karena saat itu ia sudah bekerja di salah satu butik muslimah ternama di kotanya. Segala tahapan seleksi ia jalani dengan setengah hati dan semampunya. Ternyata walaupun ia merasa tidak maksimal menjalankan tahap seleksi, ia dinyatakan lulus program itu. Hatinya semakin gundah.

Kegundahan untuk berangkat ke tempat pelatihan di Bogor semakin terasa. Pertimbangannya, ia tidak memiliki ongkos untuk pergi ke Bogor. Karena saat itu ia memiliki banyak pengeluaran, salah satunya adalah untuk biaya wisuda. Tapi, lagi-lagi Allah mengirimkan segala macam caranya untuk menjodohkan seseorang dengan jalan takdirnya. Pimpinan Dompet Dhuafa Riau memfasilitasi tiket keberangkatannya ke Bogor. Hal ini membuat Kitty tidak lagi punya alasan untuk tidak pergi kesana. Akhirnya dengan berat hati, Kitty meninggalkan Riau untuk menimba ilmu dan mengabdi.

Setelah menjalani program pendidikan di Bogor, Kitty merasa keraguannya perlahan sirna. Ia mulai menerima jalan takdirnya untuk berada di program pengabdian pendidikan yang sama sekali tidak pernah ia bayangkan. Akhirnya waktu penempatanpun tiba. Kitty mendapatkan penempatan di Kepulauan Meranti, Riau. Meskipun tempat pengabdiannya masih satu provinsi dengan tempat asalnya, Kitty tetap saja menemukan banyak tantangan.

“Dari pengabdian ini, saya banyak belajar dan mendapat pengalaman-pengalaman luar biasa, dan penuh warna. Warna-warna itu tertuang dalam ragam kesyukuran dan koreksi diri. Pengalaman bagaimana belajar bersama anak-anak yang awalnya tidak mengenal belajar dan sekolah. Pengalaman bermasyarakat dengan orang tua luar biasa yang sebagian besar belum pandai membaca dan menulis. Pengalaman belajar kebersamaan dan kegotongroyongan bersama seluruh warga. Pengalaman belajar bersama anak-anak yang super aktif dan disleksia. Pengalaman membaca dan belajar adat dan ciri khas masyarakat yang pemalu dan masih polos dengan rasa ingin tahunya tentang dunia di luar masyarakatnya, dan pengalaman bagaimana melihat dan memahami cara belajar perihal keadaan ekonomi dan hubungan sosial masyarakatnya. Masih banyak lagi pengalaman yang tidak kuasa saya sebutkan satu persatu. Garis merahnya, saya bersyukur kepada Allah SWT. yang telah menuntun pada takdir ini. Berterima kasih kepada pihak Dompet Dhuafa atas bekal dan perannya bagi saya menunaikan satu kewajiban mengabdi untuk bangsa,” tutur Kitty.

Kini, Kitty sudah bisa berdamai dengan jalan takdirnya. Ia sangat bersyukur berada di jalan takdirnya, yaitu mengabdi. Rasa syukur itu ia tuangkan dengan terus berkarya. Baik dalam hal pengabdian maupun lewat hobinya yaitu menulis. Kedepannya, selain akan menjalani masa pengabdian, Kitty juga akan mendirikan sebuah komunitas dakwah yang bergerak dalam bidang literasi di daerahnya. (Dompet Dhuafa/Dea)