SUKABUMI, JAWA BARAT — Sosok guru sudah tidak asing lagi di kepala kita sebagai pribadi yang pengabdi dan mencerdaskan bangsa. Tanpa guru, mungkin kemajuan bangsa ini tidak akan pernah didapatkan sampai kapan pun juga. Namun, besarnya jasa guru sangat berbanding terbalik dengan apa yang mereka dapatkan sehari-hari.
Jangankan untuk memperkaya diri sendiri, penghasilan seorang guru terbilang jauh dari kata cukup terutama bagi mereka yang masih berstatus honorer. Bahkan banyak di antara mereka yang masih tetap mengabdi selama puluhan tahun dengan menyandang status honorer tanpa tahu kapan itu akan berakhir. Sudah seharusnya kita yang pernah merasakan menjadi seorang murid dari para guru memberikan apresiasi atas dedikasi mereka selama ini.
Hal ini coba di implementasikan oleh PT Royal Pesona Indonesia (Somethinc) yang menaruh kepercayaan kepada Dompet Dhuafa untuk menyalurkan bantuan kepada guru honorer. Mengambil 2 (dua) lokasi di Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor, bantuan ini digulirkan kepada 40 guru MI dan SD dengan status honorer pada Selasa (15/3/2022).
Bantuan ini merupakan bentuk apresiasi dari Dompet Dhuafa dan Somethinc kepada para guru honorer yang sudah senantiasa berjuang untuk mencerdaskan anak bangsa tanpa mengharapkan balasan setimpal. Kita sama-sama tahu, tantangan dunia pendidikan di Indonesia kian hari semakin mendapatkan tantangan baru seperti adanya pandemi Covid-19 yang mengharuskan para guru mencari cara untuk tetap melakukan kegiatan belajar mengajar.
Tidak hanya memberikan bantuan dalam bentuk materi, akan tetapi Dompet Dhuafa dan Somethinc ingin memberi lebih dengan mengadakan pelatihan dari Lembaga Pengembangan Insani (LPI) Dompet Dhuafa melalui salah satu program unggulannya yaitu Sekolah Guru Indonesia (SGI) secara serentak. Salah satunya di Yayasan Pendidikan Islam Nurul Falah, Desa Naggerang, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, sebanyak 20 guru MI dari menjadi penerima manfaat dari adanya bantuan dan pelatihan ini.
“Program ini tidak hanya akan selesai sampai di sini, nantinya akan ada pembinaan berkelanjutan selama kurang lebih 3 (tiga) bulan untuk dinikmati prosesnya. Komunitas kami juga sudah tersebar di seluruh Indonesia bahkan sampai ke pelosok negeri, jadi inshaallah kita semua bisa bertemu dengan guru-guru yang memiliki beragam latar belakang,” jelas Asep Ihsanudin selaku Ketua SGI.
Bahkan di antara guru yang menjadi penerima manfaat sudah puluhan tahun menjadi guru honorer dan tetap setia mengabdi pada masyarakat. Salah satunya Umar Hamzah yang sejak tahun 1997 telah mengabdikan dirinya menjadi guru di MI Papisangan. Dirinya mengaku ingin meneruskan jejak orang tuanya yang juga seorang guru untuk berkontribusi mencerdaskan generasi penerus bangsa yang berkarakter dan memiliki akhlak baik.
“Orang dahulu mengatakan saya besar dari ‘debu kapur’, apa artinya itu? Ayah saya seorang guru dan saya dibesarkan olehnya, itu kenapa saya ingin menjadi seorang guru karena saya merasa harus melanjutkan perjuangan keluarga untuk turut mencerdaskan kehidupan bangsa agar memiliki ilmu dan akhlak yang baik,” ungkap Umar saat berbincang di MI Papisangan.
Umar hanya potongan kecil dari sekian banyak guru dengan status honorer yang tetap ikhlas mengabdikan diri dalam dunia pendidikan. Walaupun para guru tidak pernah mengharapkan imbalan atau semacamnya, seyogianya kita memberikan apresiasi atas idealisme yang mereka pegang teguh selama ini. KolaborAksi antara Dompet Dhuafa dan Somethinc memperlihatkan kita bagaimana kebaikan itu bekerja dengan cara yang luar biasa. (Dompet Dhuafa / Arlen)