Meski telah sebulan berlalu peristiwa jatuhnya pesawat AirAsia QZ-8501, namun pencarian korban terus dilanjutkan hingga kini. Hal tersebut seperti yang dikatakan Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas), Marsekal Madya Bambang Soelistyo, dalam konferensi pers akhir Januari lalu, dengan titik pencarian yang akan diperluas.
Hal tersebut mengundang antusiasme sejumlah relawan untuk terus melanjutkan misi pencarian korban QZ-8501, salah satunya adalah relawan yang tergabung dalam komando Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa. Para relawan dari DMC yang terdiri dari tim Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Makassar dan sejumlah volunteer kini bergerak untuk pencarian korban di kawasan perairan Sulawesi.
“Pendirian posko Basarnas di Majene adalah untuk mempermudah proses evakuasi dari peristiwa jatuhnya AirAsia tersebut. Selain itu juga lantaran ditemukannya jenazah dan potongan tubuh yang diduga korban dari AirAsia, serta sejumlah serpihan badan pesawat,” ungkap salah satu relawan DMC Dompet Dhuafa untuk pencarian korban AirAsia, Abdul Azis.
Pencarian di kawasan Majene tersebut dibagi dalam dua tim, yaitu darat dan air. Kedua tim tersebut menjalankan aksi pencarian dengan menyisir kawasan perairan selatan Majene, Sulawesi Barat, baik menggunakan kapal motor maupun menyisir pantai.
Kelanjutan dari pencarian korban AirAsia QZ-8501 di kawasan Sulawesi tersebut memang tak sia-sia. Berbagai serpihan badan pesawat dan juga potongan tubuh yang diduga korban dari pesawat AirAsia tersebut berhasil di evakuasi tim relawan. Seperti pada 3 Februari 2015 diketemukannya kaki sebelah kiri yang diduga merupakan potongan tubuh korban AirAsia di pantai Mattirasompe, Sulawesi Selatan.
Dengan perluasan diketemukannya serpihan badan pesawat dan potongan tubuh yang diduga korban AirAsia, kini pencarian diperluas hingga perairan Polewali Mandar. Dengan perluasan tersebut diharapkan akan tambah banyak diketemukannya korban maupun serpihan badan pesawat. (Taufan)