JAKARTA — Prof Dr H Muhammad Amin Suma, SH, seorang tokoh yang dikenal dengan pemikirannya yang mendalam tentang Islam, berbagi pengalaman dan wawasannya dalam sebuah kajian bertema “Berserah Bukan Menyerah” di Balai Sarwono, Jakarta Selatan, Sabtu (31/08/2024). Kajian ini mengulas buku yang baru saja ia luncurkan, yaitu buku berjudul Cinta Sejati Syar’i: 41 Tahun Pernikahan Mas & Khol. Diskusi ini pun cukup menyita perhatian banyak orang, terutama bagi mereka yang ingin membangun rumah tangga dengan bahagia nan harmonis.
Melalui pemaparannya, Amin Suma tidak hanya berbagi cerita tentang keberhasilannya membina rumah tangga, tetapi juga memberikan tips-tips praktis yang dapat diterapkan oleh setiap keluarga.
Dalam kajiannya, Guru Besar Syariah FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu dengan terbuka menceritakan perjalanan hidupnya membangun rumah tangga. Ia tidak segan-segan berbagi kisah tentang berbagai tantangan yang pernah dihadapinya, mulai dari perbedaan karakter dengan pasangan, masalah ekonomi, hingga konflik dengan anak-anak. Namun, di balik setiap tantangan, Amin selalu menemukan solusi dan hikmah yang dapat dipetik. Ia pun menekankan pentingnya sikap saling pengertian, komunikasi yang terbuka, serta keteguhan iman dalam menghadapi cobaan.
Baca juga: Kajian Wakaf Parenting: Ibu Seperti Pelabuhan dan Anak Adalah Kapal-Kapal akan Bersandar
Sebagai seorang pakar fikih Islam, Amin banyak menyelipkan nilai-nilai agama dalam pemaparannya. Ia menceritakan bagaimana ajaran agama telah membimbingnya dalam menjalani kehidupan rumah tangga. Ia juga menceritakan bagaimana ia dan pasangannya, Ibu Kholiyah, sejak awal pernikahan, berkomitmen untuk saling mendukung dan menyayangi.
Salah satu poin penting yang ditekankan oleh Amin adalah pentingnya meluangkan waktu berkualitas bersama keluarga. Beliau menceritakan bagaimana ia dan keluarga selalu berusaha untuk menyisihkan waktu di tengah kesibukan untuk melakukan aktivitas bersama, seperti makan malam bersama, berlibur, atau sekadar mengobrol santai. Menurut beliau, momen-momen kebersamaan inilah yang akan menjadi kenangan indah dan memperkuat ikatan keluarga.
Anggota Dewan Pengawas Syariah Dompet Dhuafa itu menyoroti beberapa aspek penting dalam membangun keluarga yang harmonis. Ia memberikan tiga kunci praktis yang dapat diterapkan oleh setiap keluarga, antara lain:
Pertama tentu meniatkan menikah untuk ibadah. Niat yang tulus untuk mencari ridha Allah SWT adalah landasan utama dalam membangun pernikahan yang bahagia dan langgeng. Dengan niat ini, pasangan suami istri akan selalu berusaha untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
“Bagaimana bagi yang sudah menikah? Ya, perbarui niat, bukan perbarui nikahnya,” celetuk pria yang memiliki 11 anak itu dengan nada canda.
Baca juga: Ustaz Maulana Beri Amalan Super Untuk Jemaah TAMINI Square di Kajian Dhuha Dompet Dhuafa
Kedua adalah komunikasi yang terbuka dan jujur. Ini bisa dilakukan dengan saling mendengarkan dengan penuh perhatian, menghindari komunikasi yang menyudutkan, menciptakan suasana yang aman untuk saling cerita, hingga mengutamakan penyelesaian masalah daripada menyalahkan.
“Berbeda tentu berkabar dengan pasangan dan dengan anak. Kalau dengan pasangan, berkabarlah dengan singkat, namun sering. Cukup ‘ma, papa lagi di sini, bentar lagi pulang ya’. Itu sudah cukup, yang penting sering kasih kabar. Nah, kalau sama anak, sebaliknya. Jangan sering telepon. Tapi sekalinya telepon, cari waktu yang paling nyaman dan bisa meluangkan bahas banyak hal,” tuturnya menjelaskan tips berkabar dengan keluarga melalui telepon.
Kemudian yang ketiga, tidak perlu obral Janji. Hubungan yang dewasa seharusnya menjadi hubungan yang dibangun di atas fondasi saling pengertian, rasa hormat, dan komitmen. Dengan membangun hubungan yang dewasa, pasangan dapat merasakan kebahagiaan dan kepuasan yang lebih dalam dalam hidup.
Kajian Prof. Amin Suma tentang keluarga harmonis sangat relevan dengan kondisi saat ini yang ditandai dengan tingginya tingkat stres dan perubahan gaya hidup. Di era digital, di mana interaksi sosial semakin banyak dilakukan melalui perangkat elektronik, orang seringkali lupa akan pentingnya komunikasi tatap muka yang berkualitas dalam keluarga. Ajaran Prof. Amin tentang “Berserah Bukan Menyerah” memberikan para peserta kajian pemahaman bahwa dalam menghadapi berbagai tantangan hidup, keluarga harus saling mendukung dan menguatkan. Selain itu, yang paling utama melibatkan Allah dalam segala urusan.
Selengkapnya, materi kajian ini, serta kisah dan kita keluarga pasangan Amin Suma dan Kholiyah dapat diserap dalam buku Cinta Sejati Syar’i, ISBN 978-602-8100-19-9. (Dompet Dhuafa)
Teks dan foto: Riza Muthohar
Penyunting: Dhika Prabowo