BOGOR, JAWA BARAT — “Alhamdulillah, dari gabung (program Dompet Dhuafa) bisa membiayai anak kuliah. Bantu perekonomian keluarga. Rumah UMKM sangat membantu para usaha kecil,” ucap Hapsoh (43).
Hari itu, Kamis (16/05/2024), Hapsoh sangat antusias mengikuti acara Seminar Womenpreneur oleh CEO Buttonscarves, Linda Anggrea, di Aula Zona Madina, Parung, Bogor. Wanita pejuang itu memiliki usaha jajanan (kudapan) stik kemasan. Jatuh bangun sudah dirasakannya sejak dirinya memulai usaha produksi makanan ringan rumahan, yaitu pada tahun 2018.
Berstatus single parent menjadi motivasi kuat baginya untuk menjalankan usaha apa saja dari rumah. Pada tahun 2018, di Kantor Kecamatan Parung, Allah mempertemukannya dengan tim Zona Madina Dompet Dhuafa. Muncul ketertarikan dari keduanya. Saat itu, Zona Madina sedang menggencarkan pemberdayaan produk UMKM bagi ibu-ibu tangguh di sekitar Parung. Sedang Hapsoh membutuhkan pembinaan dan akses pasar yang lebih luas.
Baca juga: Peternak Srikandi Sukabumi, Berdaya Sekolahkan Anak hingga Perguruan Tinggi
Mulanya, produk miliknya adalah keripik pisang. Lalu, ternyata sudah ada banyak produk yang sama. Ia kemudian beralih membuat keripik bawang. Ternyata salah satu temannya juga ada yang memproduksi keripik yang serupa. Agar tak sama, atas bimbingan dari Zona Madina, ia membuatnya berbeda, yaitu stik bawang.
“Pesimis banget awal-awal di awal 2018, akhirnya memilih stik bawang. Terus di awal banyak return produk. Akhirnya dikasih solusi untuk dikirim 100 dulu dan setengah-setengah. Waktu itu ngirimnya belum banyak. Baru ke warung bakso Titoti. Terus ke rumah makan biasa. Lalu akhirnya dievaluasi, kenapa banyak return? Akhirnya sistemnya diubah seperti kaya awalnya. Akhirnya lebih tersistem perminggu. Sekarang sudah tidak ada return,” ceritanya.
Kini, selain ke rumah makan atau resto di Kota Bogor dan sekitarnya, produk bernama Stik Rengat itu juga sudah masuk ke kawasan-kawasan wisata.
Baca juga: Petambak di Banten Raup Cuan Puluhan Juta dari Budi Daya Udang Vaname Pemberdayaan Dompet Dhuafa
Semangatnya yang menggebu, juga itikadnya yang selalu mendorong para anggora Rumah UMKM Zona Madina untuk terus berkembang, membuatnya menjadi ketua rumah kemasan. Saat ini, anggota Rumah UMKM Zona Madina berjumlah ada 60 orang. Rumah UMKM tidak membatasi jumlah penitipan produk untuk disebar ke beberapa toko.
Dari catatan yang ada, stik rengat masih menjadi yang paling laku, atau best seller. Peningkatannya itu terus tereskalasi dengan fasilitas dari Zona Madina seperti pelatihan, pendampingan mendapatkan perizinan, dan urusan administratif lainnya. Hal baru yang cukup asing bagi orang di usia seperti dirinya pelatihan digital marketing. Meski begitu, ia tetap antusias mempelajarinya.
“Alhamdulillah, sekarang seminggu bisa produksi satu bal atau 25 kilogram,” jelasnya.
Untuk mencapai angka produksi tersebut, Hapsoh terkadang merekrut tenaga bantuan dari tetangga-tetangganya. Ia pun merasa sangat senang adanya Rumah UMKM di Zona Madina ini. Selain ia yang diberdayakan, ia pun dapat memberdayakan orang lain juga. (Dompet Dhuafa)
Teks dan Foto: Riza Muthohar
Penyunting: Dhika Prabowo