LAMPUNG SELATAN — Sebagai upaya penghematan sekaligus sebagai upaya mengurai sampah organik, Paiman (43) berpikir untuk mencari pakan alternatif bagi ikan lele. Ia pernah membudidayakan kroto dan jangkrik untuk pakan lele. Sampai akhirnya Paiman mencoba untuk budi daya maggot (larva) di Desa Karang Anyar, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan.
Maggot merupakan sumber protein pakan ikan yang dapat diproduksi dalam jumlah banyak dengan mudah. Sebelumnya, Paiman aktif bekerja sebagai kuli bangunan dan kuli sayur di pasar. Secara otodidak, Paiman juga belajar via internet, ia kemudian mulai menggeluti budi daya maggot sejak tahun 2021 hingga 2024 kini.
“Saya lihat internet, tanya teman, lalu cari maggot di kebun. Dari sayur dan buah gitu. Sedikit-sedikit mulai budi daya. Saya pernah coba (budi daya) kroto dan jangkrik. Eh, ketemunya (jalan) di maggot,” aku Paiman, Kamis (22/2/2024).
Baca juga: Sambangi Kandang Maggotin, Dompet Dhuafa Bersama PT Bukit Asam Lepaskan 10 Ribu Bibit Ikan Lele
“Kebetulan saya sudah lama ingin mengurai sampah-sampah basah (organik), supaya tidak menyebabkan bau busuk dan penyakit. Alhamdulillah, Dompet Dhuafa pun membantu kami dan merenovasi kandang maggot juga memberikan mesin chopper. Sekarang saya bisa lakukan itu (budi daya maggot dan mengolah sampah organik) sekaligus,” kata Paiman, semangat.
Bantuan mesin chopper dari Dompet Dhuafa turut mempermudah Paiman untuk mengelola sampah organik sisa makanan. Bantuan renovasi kandang juga ia dapatkan, sehingga dapat memproduksi lebih banyak maggot untuk pakan ikan lele dan diperjualbelikan.
Budi daya maggot membutuhkan sampah organik berupa sisa makanan seperti buah, sayur atau roti yang kemudian dihancurkan dan difermentasi. Hasil fermentasi makanan tersebut lantas menjadi pakan untuk maggot.
Kini budi daya maggot Paiman sudah mampu mencukupi kebutuhan pakan lele. Meski, awalnya ia berpikir hasil budi daya maggot ini akan berhenti pada pakan lele saja. Seiring berjalannya waktu, Paiman mulai menerima permintaan pembelian bibit maggot. Pemasukan pun bertambah.
Baca juga: Dompet Dhuafa Rilis Program Maggotin, Solusi Permasalahan Sampah Organik
Kepada Dompet Dhuafa, Paiman menyampaikan kesan sekaligus rasa terima kasih. Bergulirnya Program Maggotin dari Dompet Dhuafa telah membantunya untuk lebih mudah mengembangkan budi daya maggot dan lelenya.
“Terima kasih Dompet Dhuafa, saya sangat senang. Mimpi saya jadi kenyataan. Ini impian saya sejak dulu,” ucapnya penuh haru.
“Dulu itu (ban) motor sering bocor karena keberatan angkut bawa sayur dan bahan sisa makanan. Karena bukan motor roda tiga sih. Tapi saya bawa santai saja,” kenangnya.
Baca juga: Budi Daya Bunga Telang Ambudhipa, Upaya Dompet Dhuafa Berdayakan Ibu-Ibu Banten
Sebagai informasi, Program Maggotin sebelumnya diresmikan oleh Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, GM Dakwah Budaya dan Lingkungan Dompet Dhuafa, Herman Budianto, serta Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Lampung, Yogi Achmad Fajar.
“Dompet Dhuafa melakukan sebuah inovasi dalam mengoptimalkan dana Ziswaf (Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf) menjadi program-program untuk kemaslahatan umat. Kami berharap melalui Program Maggotin ini dapat menjadi contoh edukasi zero waste dan pemantik gerakan pengelolaan sampah dari rumah,” ucap Yogi. (Dompet Dhuafa)
Teks & Foto: Hany Fatihah Ahmad & Dhika Prabowo
Penyunting: Dhika Prabowo