Buka Lahan untuk Berdayakan Masyarakat dan Potensi Lokal

Tim Dompet Dhuafa membuka lahan di Desa Cirangkong, Subang, Jawa Barat

Memicu masyarakat menjadi insan produktif adalah salah satu cara membangun bangsa yang lebih berdaya. Pada kesempatan kali ini, Dompet Dhuafa melalui program Indonesia Berdaya (IB) ingin membangun masyarakat produktif di Desa Cirangkong, Kecamatan Cijambe, Subang, Jawa Barat. Program yang sudah berjalan sekitar tiga tahun ini merupakan upaya Dompet Dhuafa untuk memberdayakan masyarakat di sektor perekonomian.

“Indonesia Berdaya berawal dengan program Social Trust Fund (STF), kegiatan micro finance yang didirikan dibeberapa wilayah untuk membantu para petani dan masyarakat tidak mampu lainnya dalam menjalankan usahanya yang tersebar di sejumlah wilayah. Kali ini Indonesia Berdaya mengembangkan program dengan membeli lahan 10 hektare di kawasan Cirangkong, Subang, yang dijadikan Kluster Pertanian dan akan digarap oleh masyarakat setempat,” ungkap Ahmad Juwaini, Presiden Direktur Dompet Dhuafa.

Pembelian dan pembukaan lahan di Cirangkong, Subang, pada Kamis (16/10) tersebut menjadi bukti nyata peran Dompet Dhuafa dalam memberdayakan dan mengangkat potensi lokal daerah. Subang adalah salah satu cita-cita yang selalu menjadi semangat para pendukung dan pegiat Indonesia Berdaya untuk memiliki lahan produktif dalam memberdayakan masyarakat. Dengan pembelian lahan ini paling tidak akan memiliki dua imbas. Pertama adalah menyelamatkan lahan produktif dari tangan asing dan yang kedua adalah memberdayakan masyarakat sekitar melalui pemanfaatan lahan tersebut.

Selain pembelian lahan, tim Indonesia Berdaya juga sudah merancang Business Plan pemanfaatan lahan. Nantinya, pada lahan seluas 10 hektare (ha) tersebut akan diberdayakan untuk pertanian tanaman buah Naga seluas 4 ha, pada sela tanaman buah Naga diisi dengan Pepaya California. Kemudian juga akan digunakan untuk menanam Jambu Crystal seluas 1 ha dan peternakan Domba-Kambing seluas 5 ha. Pembagian lahan ini bukan berdasarkan catatan hasil optimal semata, melainkan juga berdasarkan tingkat serapan pasar, kecukupan modal kerja dan pertimbangan pilot project untuk ternak Domba-kambing, tanaman Buah Naga dan Jambu Crystal.

Model pengelolaan lahan Indonesia Berdaya di cirangkong  adalah integrated farming (pertanian+peternakan). Dengan model pertanian yang dipadu dengan peternakan maka tidak ada limbah yang terbuang. Pola pertanian akan terjadi dalam satu siklus biologi (integrated bio cycle farming). Limbah pertanian dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan kompos. Kotoran ternak pun dapat digunakan untuk pupuk tanaman.

“Masyarakat sangat bersyukur atas hadirnya program Indonesia Berdaya dari Dompet Dhuafa di Desa Cirangkong ini. Mudah-mudah kehadiran Dompet Dhuafa di sini dapat menjadi asas manfaat yang lebih banyak untuk memberikan kontribusi, terutama untuk kondisi ekonomi masyarakat banyak. Sekali lagi terima kasih untuk program Indonesia Berdaya dari Dompet Dhuafa,” tutur salah satu warga Cirangkong, Ade Suherlan.

Kluster pertanian ini menjalin kemitraan usaha berbasis komunitas petani di sekitar lahan usaha. Para petani penggarap lahan berasal dari masyarakat sekitar lahan. Kedepannya, usaha pertanian dan peternakan juga akan menjadi pusat wisata dan pendidikan pertanian (Agrowisata). Diharapkan nantinya akan lebih banyak orang mengetahui keberadaan lahan pemberdayaan tersebut. Tentunya keberhasilan Indonesia Berdaya melakukan pembebasan lahan dapat terjadi karena partisipasi pendukung dan pegiat yang telah menyisihkan harta, waktu, pikiran dan tenaga. (Taufan)