CIANJUR, JAWA BARAT — “Alhamdulillah, bungah pisan nembean aya buka bersama di dieu (Alhamdulillah, senang sekali baru pertama kali ada buka puasa bersama di sini),” ungkap seorang ibu penyintas Gempa Cianjur yang tinggal di posko pengungsian Kampung Panumbangan.
Kehangatan terasa menyelimuti para pengungsi di musala darurat posko Kampung Panumbangan saat menunggu Magrib tiba pada Rabu (12/04/22). Kampung ini bertempat di Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang, Cianjur, Jawa Barat. Para orang tua dan anak-anak dengan gembira berkumpul bersama di musala darurat tersebut bersama Tim Dompet Dhuafa.
Ramadan sebentar lagi berakhir, namun ini menjadi kali pertama bagi mereka berbuka bersama dalam keadaan yang berbeda. Ya, di posko pengungsian. Hari itu, Dompet Dhuafa melalui Disaster Management Center (DMC) juga turut menghadirkan Marjinal Band, untuk menghibur masyarakat setempat menjelang berbuka.
Baca juga: Huntara Dompet Dhuafa Bantu Penyintas Gempa Cianjur Jalani Ramadan dengan Nyaman
Lagu-lagu syahdu dan lantunan Salawat Asyghil menambah hangat suasana. Langit mulai gerimis, waktu Magrib kian dekat, suasana pun menjadi semakin haru. Kedatangan Marjinal ke sana menjadi momen pertama bagi warga yang tinggal di posko Kampung Panumbangan.
“Kalau ngabuburit biasanya cuma beli jajanan aja di depan,” ujar Syifa, siswi kelas 3 SD yang turut membagikan ceritanya.
Lima bulan sudah Gempa Cianjur berlalu, namun warga penyintas gempa masih tetap tinggal di posko pengungsian sembari mengusahakan hunian mereka kembali berdiri.
Meski begitu, hari-hari tetap mereka lalui dengan tawa riang anak-anak, hamparan hijau persawahan, serta udara yang sejuk. Hal tersebut pun menambah rasa syukur mereka.
“Tapi kalau lagi panas, di tenda (ya) panas banget. Nah di posko ini, yang sudah dibuatkan Huntara (Hunian Sementara) baru 20, sisanya nanti,” ujar Mila, warga posko yang menceritakan kondisi sehari-hari selama tinggal di tenda pengungsian.
Baca juga: 26 Tahun Ngajar Ngaji Tanpa Gaji, Kisah Mulia Ustazah Yuyun Pascagempa Cianjur
Perlahan pulih dan bangkit, suasana Ramadan di pengungsian semakin terasa. Ibadah tarawih dilangsungkan setiap hari di musala darurat yang dibangun oleh DMC Dompet Dhuafa, yang sekaligus menjadi tempat mengaji bagi anak-anak.
Sekolah-sekolah pun mulai beroperasi seperti biasa, baik di sekolah darurat atau di desa lain yang bangunannya sudah direnovasi kembali.
“Anak-anak kampung ini masih sekolah di Sekolah Darurat (yang letaknya) ada di atas, itu juga sebenarnya jalannya takut longsor, karena jalannya (sudah) kebelah-belah,” lanjut Mila.
Anak-anak tampak antusias dan gembira sepanjang kegiatan buka bersama ini. Para ibu juga tidak perlu memasak hari itu, sehingga dalam momen berbuka bersama tersebut bukan hanya kebahagiaan saja yang terasa, tetapi juga kebersamaan. Semoga itu bisa meringankan sedikit beban mereka.
Sambutan hangat dari warga ini juga semoga sampai kepada para donatur yang sudah mengulurkan kebaikan melalui gerakan #RamadanDariHati pada mereka yang memang membutuhkan.
“Masyaallah, katampi pisan, mugia panjang yuswa, seeur rezeki. (Masyaallah, buka puasanya saya terima, semoga panjang umur dan banyak rezeki),” ucap salah seorang penerima manfaat berbuka bersama kali ini.
“Alhamdulillah teman-teman Dompet Dhuafa mengadakan buka bersama di posko kami, warga pun tadi terlihat sangat antusias sekali dan terlihat sangat bahagia. Buka bersama ini pertama kalinya juga, jadi kita juga bisa berkumpul lagi dan merasakan kehangatan walau di kondisi seperti ini. Kami sangat bersyukur,” Mila menambahi.
Buka puasa di pengungsian ini dapat menjadi pengingat bagi kita untuk terus memberikan sedikit kebaikan pada mereka. Sebab, penyintas Gempa Cianjur masih terus dalam proses recovery berkelanjutan hingga saat ini. Mulai dari membangun kembali hunian, perawatan bagi mereka yang trauma, kebutuhan pokok, dan lain-lain.
Usai berbuka, Tim Dompet Dhuafa juga mengikuti tarawih bersama di musala darurat, dilanjutkan dengan berbincang sapa dengan warga setempat.
“Hatur nuhun, sing barokah, sing digentosan ku Gusti Allah kuanu langkung ageung. (Terima kasih, semoga berkah, semoga diganti oleh Allah Swt dengan yang lebih besar dari ini),” tutur seorang ibu yang tinggal di posko pengungsian Kampung Panumbangan. (Dompet Dhuafa/Awalia R)
Kawan Baik juga bisa membantu mereka untuk bisa beribadah kembali dengan nyaman melalui Wakaf Masjid untuk membangun kembali masjid-masjid yang hancur akibat Gempa Cianjur.