Capacity Building, Siapkan Agen Pemberdayaan Di Daerah-daerah

 

JAKARTA — Progam Call for Proposal sudah memasuki tahap akhir. Sebanyak 30 peserta dari 19 lembaga di seluruh Indonesia berkumpul di Arimbi Suite, Jakarta Selatan. Mereka menimba ilmu bersama dalam Capacity Building, yang merupakan salah satu tahap seleksi Call for Proposal.

“Ini adalah proses dari seleksi dari program Call for Proposal Dompet Dhuafa,” terang Udhi Tri Kurniawan, selaku General Manager Ekonomi Dompet Dhuafa.

Para peserta mendapatkan materi pengembangan kapasitas. Dimana bisa menjadi bahan referensi progam atau grand making yang ingin mereka ajukan. Dari 19 lembaga yang mengikuti Call for Proposal, nantinya akan dipilih maksimal 10 lembaga.

“Ada maksimal 10 lembaga terpilih nantinya yang akan kita support. Kita melihat dari aspek konten-konten progamnya. Jadi memastikan progam terpilih selaras dengan value-value yang ditentukan oleh Dompet Dhuafa,” tambah Udhi.

Dompet Dhuafa sebagai inisiator progam Call for Proposal akan memberikan beberapa dukungan atas progam yang diajukan oleh peserta. Nantinya lembaga terpilih akan mendapatkan bantuan modal dan pendampingan progam.

“Dompet Dhuafa akan memberikan dukungan dalam dua hal, yaitu sumberdaya berupa dana progam, yang kedua dalam bentuk Capacity building, berupa pendampingan progam. Sehingga progam dapat berjalan dengan baik,” jelas Udhi.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Call for Proposal tahun ini akan membagi modal yang diberikan menjadi dua. Sekitar 70% modal akan diberikan sebagai hibah, 30% lainya aja masuk sebagai investasi Dompet Dhuafa. Dengan hal tersebut, maka progam usaha yang dilakukan lembaga terpilih akan lebih berkelanjutan. Pendampingan juga tidak akan berakhir hanya dalam dua tahun. Dengan 30% nilai investasi, selama progam berjalan, Dompet Dhuafa akan terus ikut serta. Sekaligus profit dari program tersebut juga akan kembali diolah untuk kepentingan umat.

“Sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya, para peserta selain mendapatkan pendampingan selama dua tahun dan dana hibah, juga akan ada investasi sebesar 30% dari Dompet Dhuafa. Profit yang didapat juga akan diolah kembali untuk kepentingan umat,” tambahnya.

Harapannya, dengan Call for Proposal di tahun ini, dapat mendukung para agen pemberdayaan di daerah-daerah. Sehingga, nilai-nilai pemberdayaan yang Dompet Dhuafa suarakan sejak lama, juga dapat hidup di daerah-daerah.

“Diharapkan dengan progam Call for Proposal, Dompet Dhuafa terus mendorong inisiasi pemberdayaan yang dilakukan oleh entitas-entitas di daerah,” tutup Udhi.

Sejak pertama kali bergulir pada 2014, Call for Proposal sudah membantu puluhan lembaga dan UMKM di daerah, untuk bangkit dan lebih profesional. Dengan lebih dari seratus peserta tiap tahunnya, mengindikasikan banyaknya masyarakat yang melek terhadap pemberdayaan masyarakat lokal. Beberapa alumni juga telah berhasil mentransformasikan diri dari Mustahik menjadi Muzzaki. Koperasi Madu Hang Juang di Banten semisal, yang merupakan alumni Call for Proposal 2014. Dimana awalnya penghasilan tiap anggota tidak sampai Rp. 500 ribu per bulan, kini telah lebih dari tiga juta rupiah per bulan. (Dompet Dhuafa/Zul)