Bagi anak muda sekarang, self healing menjadi satu aktivitas yang banyak dibicarakan. Namun sebenarnya adakah cara self healing dalam Islam itu sendiri? Jika dalam agama kita sudah Allah berikan petunjuk untuk melakukannya, lantas mengapa tidak kita coba untuk lakukan?
Self Healing sebenarnya merupakan sebuah metode penyembuhan penyakit yang bukan dengan menggunakan obat-obat tertentu. Sifatnya adalah untuk menyembuhkan dan mengeluarkan perasaan atau emosi yang terpendam.
Self healing dalam prakteknya juga bisa dilakukan dengan rangkaian latihan praktis yang dilakukan secara mandiri. Hal ini dilakukan untuk mengeluarkan ekspresi, marah, atau kenangan buruk yang masih tersimpan dan terpendam sehingga mengganggu pikiran seorang individu.
Bagi anak-anak muda sekarang, istilah self healing juga sering dikaitkan dengan sebuah proses menghindari stress dan tekanan. Pelampiasannya bisa bermacam-macam, seperti berbelanja, berwisata, bercengkrama dengan teman, atau mungkin menghabiskan waktu sendirian. Ini tentu saja wajar bagi seorang manusia, karena kompleksitas antara akal, perasaan, jiwa, yang juga bisa merasakan tekanan dan kebosanan.
Self Healing dalam Islam Adakah?
Islam adalah agama yang mengakui keberadaan manusia dari aspek fisik dan emosional. Sedih, marah, khawatir, takut, dan perasaan lainnya adalah bagian dari ciptaan Allah SWT. Rasulullah SAW juga pernah mengalaminya. Rasulullah pernah sedih, khawatir, takut, merasa kehilangan, putus asa, karena beliau juga seorang manusia. Bedanya, Rasulullah adalah manusia yang mendapatkan wahyu dari Allah SWT.
Di saat emosinya tidak dalam keadaan yang baik-baik saja, Rasulullah pernah menyendiri (beruzlah) di Gua Hira, melaksanakan shalat, dzikir, ataupun kembali bertafakur akan kebesaran Allah SWT di dunia ini. Kembali kepada Tuhan dan menyadari kebesarannya adalah hal yang dilakukan Rasulullah saat butuh proses untuk kembali bangkit.
Dalam QS: Ar-Rad: 28, Allah SWT berfirman, “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.”. Ayat ini menunjukkan bahwa memang manusia bisa gelisah, khawatir, tapi jangan takut karena Allah SWT selalu ada bersama umat-Nya. Kita tidak perlu meniadakan perasaan tersebut, akui saja, karena memang permasalahan hidup manusia adalah paket lengkap yang Allah berikan saat menghadirkan manusia di muka bumi.
Dalam Islam, semua permasalahan harus kembali pemecahannya kepada yang memiliki keahlian. Jangan menyerahkan sesuatu pada yang bukan ahlinya. Jika memang dibutuhkan ahli psikologi, psikiater untuk bisa menyembuhkan hal tersebut tentu tidak masalah. Asalkan hal tersebut memang sesuatu yang ilmiah dan tidak menyesatkan umat manusia.
Self Healing, 5 Cara Kembali Kepada Ketuhanan
Tingkat permasalahan dan kesehatan mental tiap orang sangat berbeda-beda. Di pandemi saat ini juga, banyak orang-orang yang akhirnya bermasalah dengan mental. Nikmat yang dulu terasa biasa saja, kini terasa berharga.
Semuanya tentu saja tidak bisa dianalisa sendiri. Jika memang harus diperiksa dan dianalisa oleh ahli, maka pergilah kepada ahlinya. Islam tidak pernah menganjurkan sesuatu diselesaikan hanya dengan pendekatan yang sempit dan emosional belaka.
Namun, sebagai dasar dari pemulihan diri dan jiwa kita, Islam juga memberikan panduannya. Kita bisa melakukannya dan mencoba untuk menggali lebih dalam agar hidup kita bisa lebih mendapatkan cahaya-Nya. Tentu saja, cara-cara self healing masing-masing orang berbeda. Pendekatannya bisa berbagai sudut. Tidak ada salahnya jika kita juga mencoba untuk melaksanakan praktik ini sebagai bentuk self healing.
Shalat
Shalat adalah salah satu jalan kita bisa menumpahkan seluruh perasaan dan pikiran kita kepada Allah SWT. Mungkin jika selama ini sholat kita hanya sebagai penggugur kewajiban, menjadikannya sebagai jalan untuk berkomunikasi dengan Allah SWT adalah sesuatu yang baik. Allah SWT mendengar seluruh doa dan keluh kesah hamba-Nya.
Ia tidak pernah melarang kita untuk menyampaikan apapun pada-Nya. Mungkin dengan shalat, maka hati bisa menjadi lebih tenang, kita bisa memaafkan diri sendiri maupun orang lain yang bermasalah dengan diri kita.
Berdzikir
Berdzikir tidak hanya sekedar mengucapkan kalimat-kalimat thoyyibah. Berdzikir juga berarti kita mengingat bagaimana kasih sayang, cinta, dan kebesaran Allah SWT dalam hidup kita. Berdzikir akan membantu kita juga untuk lebih fokus, tenang, dan damai.
Bertafakur dan Bermuhasabah
Pergi dan berdiam dirilah di suatu tempat yang sunyi dan sepi. Di tempat tersebut, cobalah untuk merenungi diri. Tidak perlu terlalu terburu-buru untuk mencari jawabannya. Biarkan kita berbicara dengan diri sendiri (self talk). Apa yang sebenarnya kita inginkan, apa yang sebenarnya kita sesalkan, akui segala yang ingin kita ungkapkan, dan beranilah jujur pada diri sendiri.
Jangan lakukan ini jika kita tidak bisa mengontrol diri sendiri. Hubungi ahli atau orang lain yang bisa membantu untuk menyembuhkan luka dan trauma yang ada dalam diri kita. Bertafakur dan bermuhasabah berfungsi agar kita bisa mengevaluasi apa yang sebenarnya terjadi pada diri kita.
Carilah tempat baru yang ingin kamu kunjungi. Dalam Islam ada istilah rihlah sebagai bentuk kita merefresh diri sekaligus juga mengingat kebesaran Allah yang ada di dalam alam semesta, kultur budaya masyarakat, dan berbagai fenomena lainnya.
Mencari Ilmu Pengetahuan
Temukan ilmu pengetahuan baru agar kita bisa mendapatkan inspirasi atau pencerahan yang memberikan solusi pada diri kita. Ilmu pengetahuan yang terkait dengan masalah kita tentunya akan sangat bagus dan membantu. Jangan takut untuk menerima sesuatu yang baru karena itu akan membantu kita untuk lepas dari permasalahan hidup yang kita alami.
Berbagi dan Memberi
Tidak ada salahnya juga jika kita menghibur diri dengan cara berbagi dan memberi. Kita tidak pernah tahu, jangan-jangan dengan lebih banyak memberi dan berbagi serta merasakan kebahagiaan orang lain kita juga bisa merasakan kebahagiaan tersebut. Apalagi ada mana sedekah dalam Islam yang sangat dalam. Ditambah lagi, berbagi adalah bentuk amalan yang membuat kita akan jauh lebih bermakna. Untuk cara mudah berbagi dan memberi, sahabat juga bisa berkunjung ke dompetdhuafa.org untuk melaksanakan amalan satu ini.
Tidak Semua Orang Bisa Selesai dengan Cara yang Sama
Sebagai muslim, jangan sampai kita juga menghakimi orang lain. Tidak semua orang bisa selesai dengan cara yang sama. Tingkat masalah dan sakitnya berbeda-beda. Ada yang selesai dengan pendekatan agama (Islam), ada yang tidak. Ada yang perlu pendekatan medis bertahun-tahun, ada juga yang selesai dengan praktik yang sederhana.
Semoga, kita bisa tetap hidup dalam jiwa yang tenang, damai, dan semua persoalan hidup kita bisa selesai dengan jalan yang baik dan benar. Semangat untuk sahabat semuanya, menjalani hidup ini!