LEMBANG, JAWA BARAT — Mengisi akhir pekan, pada Sabtu-Minggu, 29-30 Oktober 2022, Dompet Dhuafa mengajak perwakilan donatur corporate mengunjungi program pemberdayaan ekonomi di Lembang, Jawa Barat. Gelaran yang dilabeli Care Visit Fun Farming tersebut berkesempatan mengeksplore pemberdayaan pertanian bernama Desa Tani. Kawasan pemberdayaan berbasis pertanian sayur tersebut menjadi salah satu upaya pengelolaan dana zakat, infak, sedekah dan wakaf dari Dompet Dhuafa. Lahirnya Desa Tani tentu memiliki semangat untuk mendongkrak penghasilan masyarakat petani yang rendah.
“Desa Tani hadir untuk meningkatkan perekonomian masyarakat petani yang masih jauh dari kata sejahtera. Berawal dari 1,2 Hektare di 2018, kemudian 2020 meningkat menjadi 2,7 Hektare dan sejak Maret lalu, meluas menjadi 10 Hektare lahan, menjadi perjalanan Desa Tani dengan segenap kolaborasi di dalamnya. Desa Tani menaungi sekitar 80 petani dengan konsep koperasi. Alhamdulillahnya, koperasi ini sudah menjadi perhatian banyak pihak, baik Pak Gubernur, para menteri dan pemangku pemerintahan lainnya. Karena koperasi ini menjadi wadah di bidang agro yang dikelola masyarakat yang awalnya adalah dhuafa,” jelas Andriansyah, selaku Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jawa Barat, saat menyampaikan informasi program kepada peserta Care Visit Fun Farming, Sabtu (29/10/2022) malam.
Dengan mengusung semangat Berdaya di Tanah Sendiri, dan atas dukungan para donatur, Desa Tani terus berkembang pesat. Dari awal hanya menggarap 1,2 hektare lahan. Kini setiap petani menggarap sekitar 2.250 meter persegi lahan Desa Tani. Itu terwujud karena kolaborasi banyak pihak, salah satunya adalah kolaborasi dengan PTPN 8.
Pada kesempatan tersebut, Andriansyah juga menambahkan bahwa dalam setiap guliran program, Dompet Dhuafa berjuang menarik dhuafa dari bawah garis kemiskinan menuju ke atas. Sehingga secara bertahap akan menjadi mitra dan bahkan muzakki. Ia mencontohkan bahwa di 2020, ada 2 mustahik yaitu Aa Tantan dan Mang Iwan yang keluar dari pengelola lahan Desa Tani. “Awalnya saya kira ada masalah. Namun ternyata mereka (Aa Tantan dan Mang Iwan) sudah punya lahan sendiri dari hasil menabung sebagai penggarap lahan Desa Tani. Mereka menyampaikan agar lahan garapannya di Desa Tani dapat dikelola dan menjadi tambahan pendapatan ekonomi petani lainnya”.
“Jadi pemberdayaan itu, selain menghadirkan modal dan produknya, sebenarnya yang paling penting adalah menghadirkan pasarnya. Di sektor modal tentu tidak jadi isu masalah, karena ada donatur seperti bapak ibu yang terus berkolaborasi dengan Dompet Dhuafa. Produk bisa kita ciptakan sedemikian kerennya. Nah, adanya pasar turut menyukseskan program pemberdayaannya. Setelahnya, dikuatkan lagi dengan pendampingan. Sehingga para penerima manfaat, dalam hal ini petani memiliki literasi yang bagus. (Dompet Dhuafa/Taufan YN)