CareVisit AgriCulture Dompet Dhuafa ( Part – 2 )

Fadlun Arifin

 

CareVisit AgriCulture Dompet Dhuafa ( Part – 2 )

 
 

Selayang Pandang Dompet Dhuafa

 
Mungkin ada sebagian dari kita pernah mendengar Dompet Dhuafa Republika. Salah satunya adalah saya sendiri, sering mendengar tentangnya, tapi tidak mengetahui secara jelas apa dompet dhuafa sebenarnya. Dompet Dhuafa adalah lembaga nirlaba milik masyarakat dunia yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa dengan dana ZISWAF (Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf) serta dana lainnya yang halal dan legal dari perorangan, kelompok, perusahaan/ lembaga. Awal didirikan di Indonesia pada bulan Juli 1993, saat ini memiliki cabang di China (Hong Kong), Jepang, Amerika Serikat dan Australia, serta perwakilan di Malaysia, Brunai, Mesir, Qatar dan Korea Selatan.
 
Program pemberdayaan masyarakat sendiri di Dompet Dhuafa memiliki beberapa kategori diantaranya bidang Pertanian. Untuk CareVisit itu sendiri adalah sebuah kegiatan open house program-program pemberdayaan masyarakat dimana kita dapat berinteraksi dengan donatur, pelaksana dan penerima manfaat program-program pendayagunaan zakat, infak/ sedekah dan wakaf yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa.
 
Sabtu – Ahad pekan lalu saya berkesemapatan mengikuti program CareVisit Agriculture Dompet Dhuafa di daerah Cisolok Sukabumi.Diawali gagasan untuk melestarikan benih padi lokal yang ada di Indonesia, pada awal tahun 2014 Dompet Dhuafa menggulirkan Program Bank Benih (Leuit Binih). Komunitas Kasepuhan Banten Kidul dipilih untuk menjadi penerima manfaat program, karena komunitas ini adalah salah satu komunitas desa adat yang masih eksis dan terus menjaga tata nilai budaya leluhur (karuhun) mereka terutama dalam sistem budidaya pertanian.

 
 
 
Wisata Sambil Belajar
 
 
Perjalanan CareVisit Agriculture kali ini saya bersama keluarga.Titik kumpul sebenarnya di ciputat,kantor Dompet Dhuafa.Berhubung saya tinggal di Depok,saya menunggu di Ciawi saja bersama rekan – rekan yang ikut juga acara ini.Pagi – pagi kami berempat menuju Ciawi,paginya ya benar – bnear pagi.Selama perjalanan Farissa dan Faqih sudah banyak bertanya tentang acara ini.Faqih yang jarang diajak pergi kalau pagi – pagi dengan bangganya dia bilang “Segeeeeer ” selama perjalanan. Tepat pukul 07.00 pagi rombongan kami sudah berangkat dari ciawi menuju Kasepuhan Sinar Resmi.Perjalanan cukup padat sepanjang jalan raya Sukabumi.Bukan hal yang aneh bagi saya menikmati kemacetan ini,beberapa kali menuju Sukabumi ya seperti inilah pemandangannya.
 
Dari panitia acara CareVisit diberitahukan bahwa nanti kita akan mampir makan siang di Pelabuhan Ratu.Pantai…hore pantai,teriak Farissa dan Faqih. Membayangkan kehebohan dan keasyikan dua bocah ini di pantai sedikit membuat saya pusing hihiii.Anak – anak ini sangat betah di air,sementara ini perjalanan yang terjadwal jadi tidak bisa santai seperti biasanya.Perjalanan menuju Pelabuhan Ratu memakan waktu sekitar 4 jam,dengan medan yang lumayan mengocok perut seperti di Dufan,ungkap salah satu rekan saya.Farissa pun sempat m****h kali ini,buat faqih yang tidak tidur sama sekali dalam perjalanan ini suatu kehebohan tersendiri.
 
Keramahan-tamahan panitia acara menyambut kedatangan kami di rumah makan yang menu khasnya masakan sunda ini sungguh kenyamanan bagi saya,rasanya kami peserta adalah keluarga besar yang sedang berkumpul.Tidak ada perbedaan,semua berbaur menjadi satu.Ikan bakar,lalapan dan sambal cukup membuat perut ini terasa enak lagi setelah mual pusing dalam perjalanan.Teh manis hangat itu yang cocok buat minumnya.Farissa dan faqih juga ikut menikmati makanan khas sunda ini,tetap tempe dan tempe favorit Farissa.Si adek Faqih hanya sedikit makannya,ketika saya tawarkan untuk makan lagi dan dia pun menjawab” Faqih lagi enggak nafsu makan nih bu…” .Yuuppp ngeles dengan bahasa dia,bikin senyum – senyum ayahnya.

 

Menu masakan khas sunda
 
Setelah sholat dzuhur,bergerak kebelakang rumah makan terdengar deru ombak yang cukup membuat mata anak – anak saya kaget.Horeeeeee ada pantai,ungkap faqih dan farissa.Layaknya sesuatu yang baru mereka lihat dan temukan.Terakhir mudik ke Bima tahun 2012 saat itu Faqih masih kecil dan Farissa sudah lumayan mengerti kalau di Bima banyak pantai.Kalau ditanya saat ini ya jawabannya “aku lupa Bima itu kaya apa ya ???.Semoga tahun ini kita bisa mudik lagi dan dengen puas bermain main di pantai pastinya.Tidak hanya anak say yang senang pantai,tetapi lihatlah bagaimana sahabat sahabat sayapun bermain dengan air dan asyik berfoto ria dengan aneka pose.Keseruan ini jarang kita lakukan bersama,dan acara CareVisit Agriculture kali ini membuat moment – moment yang tidak akan kita lupakan pastinya.
 
Keseruan di Pelabuhan Ratu
 
Pantai tempat favorit Farissa dan Faqih
 
 
 

 Kasepuhan Sinar Resmi

Sekitar pukul 14.00 siang kami melanjutkan perjalanan selanjutnya menuju  Kasepuhan Sinar Resmi Cisolok.Medan yang di tempuh lebih berkelak kelok  dari sebelumnya.Hujan pun sempat turun jadi perjalanan extra hati – hati   demi keselamatan bersama pastinya.Jaga jarak sesama kendaraan di depan terus dilakukan bapak sopir yang super sabar ini.Tak terasa akhirnya kamipun tiba di sebuah desa yang keasriannya sudah terlihat dari jauh.Pemandangan atap rumah yang unik membuat saya dan beberapa rekan ingin cepat cepat melihat dengan dekat Kasepuhan yang jaraknya cukup jauh dari pusat kota ini.  
 
Lagi – lagi penyambutan yang menyenangkan kami dapatkan.Dengan ramah dan senyum ramah terlihat dari masyarakat dan panitia acara yang sudah datang terlebih dahulu. Rupanya ada irama yang mengasyikkan dari lesung dan halu saling bersautan.Tabuhan ini sebagai bentuk penyambutan tamu yang berkunjung ke Kasepuhan.Farissa dan faqih tidak mau ketinggalan melihat langsung atraksi itu.Sungguh sambutan yang luar biasa dari Kasepuhan  Sinar Resmi. Sebagai tanda diterimanya rombongan kami,Abah Asep Nugraha selaku Ketua adat Kasepuhan secara simbolis memberikan ikat kepala kepada salah satu peserta.Dengan begitu kami dianggap seperti masyarakat kasepuhan umumnya,kamipun di persilahkan masuk ke imah gede. Imah tempat tinggal Abah dan Ambu,juga rumah bagi masyarakat setempat.Aneka makanan khas Sinar Resmi tersaji di depan kami.
 

Abah dan Ambu Kasepuhan Sinar Resmi
 
Salah satu upacara penyambutan tamu
 
Jangan bayangkan cemilan seperti di perkotaan umumnya.Disini cemilan benar – benar asli dibuat oleh penduduk Sinar Resmi.Bentuk dan rasa yang sangat enak dan unik pastinya.Ada salah satu cemilan yang bikin penasaran saya dengan bentuknya seperti es crim berbalut daun pisang.Sebenarnya kalau sudah terbiasa makannya enggak akan ribet seperti saya.Membuka kulit pisangnya,bikin enggak sabar he he.Wahh diuji nih kesabaran kita bahwa tidak boleh memakai hawa nafsu ketika berbuat sesuatu.Ungkpan Abah masih saya ingat secara seksama.Semoga tetap sabar dan ikhlas kita menjalani kehidupan ini.Terimakasih Abah dan Ambu mengingatkan kami dan spesial buat saya ini adalah pelajaran.
 

Penyematan ikat kepala 
Cemilan yang unik di Kasepuhan
Kasepuhan Sinar Resmi, Cisolok, Sukabumi merupakan salah satu perkampungan yang masih memegang teguh adat budaya Sunda. Walau berada dalam lingkungan kemajuan teknologi, Kasepuhan Sinar Resmi tetap berada dalam tradisi dan budaya leluhur Sunda.Sambil berkeliling Imah Gede,sayapun melihat langsung dapur masyarakat disini. Tungku api sebagai kompor dan kayu bakar sumber apinya, setiap hari dengan cara inilah mereka memasak.Tidak perlu ribut dengan urusan kenaikan Gas Elpiji umumnya.Ibu -ibu yang memasak dan menumbuk padipun bukan usia muda lagi,dengan cekatan mereka memasak buat kami.Terimakasih tak terhingga kami haturkan.

Peralatan memasak yang masih tradisional
Namun demikian, Kasepuhan Sinar Resmi tidak menolak adanya teknologi.Setiap rumah sudah terpasang listrik,sekitar tahin 1980 listrik sudah masuk ke desa ini. Parabola dan TV kabel pun banyak dimiliki warga untuk mengikuti perkembangan dan menambah wawasan tentunya.

Perpaduan kemajuan teknologi dengan memegang teguh tradisi dan budaya menjadi sinergi dalam menghadapi perkembangan zaman.

 

 
Bahan bakar untuk memasak

Istirahat sambil bebersih selanjutnya dipersilahkan oleh panitia,ba’da isya kami berkumpul lagi sambil menikmati kesenian khas Kasepuhan Sinar Resmi.Farissa dan faqih dengan senangnya mandi sore,padahal airnya cukup dingin.Tiba waktu makan malam,dengan sigap saya melihat makanan yang di sajikan.Selain karena lapar saya juga ingin mencoba langsung nasi yang jenisnya ada tiga macam ini.Warnanya aja ada hitam,ungu dan putih.Ada menu tutut juga malam ini,mengingatkan saya pada kampung halaman.Tutut disini dimasak dengan banyak bumbu,rasa kuahnya bikin seger pastinya.Tidak ketinggalan lalapan beraneka dedaunan tersaji dengan cantik bersama sambal pastinya.
 
Selesai beristirahat dan makan malam, kami dihibur dengan kesenian tradisi Kasepuhan Sinar Resmi. Ada calung dogdog lojor dan jaipongan yang dipentaskan dipanggung depsan Imah gede.

Dogdog lojor sendiri merupakan kesenian khas Banten Selatan. Alat yang dimainkan adalah dua buah dogdog (semacam tabung panjang yang ditabuh) dan beberapa angklung. Dalam kesenian dogdog lojor ini ada permainan yang ditampilkan, yaitu permainan adu dogdog. 
 
Para pemain terbagi menjadi dua kelompok, mereka saling berhadapan dan akan mengadu ketangkasan. Masing-masing kelopok yang memegang dogdog berusaha menabuh dogdog kelompok lain. Kesenian dogdog lojor ini cukup menghiburku. Ada seorang ibu yang ikut dalam permainan ini,geraknya cepat juga lincah seperti pemain lain yang umumnya laki – laki.Dengan serius farissa dn faqih pun menyaksikan kesenian ini.Farissa sempat beberapa kali mengikuti gerakan tarian yang disuguhkan.Hobi menarinya mulai terlihat,tetapi dengan malu – malu ketika sayamenyuruhnya maju ke panggung.
 
Ditemani jangung bakar kami menghabisi malam ini menyaksikan kesenian bersama masyarakat setempat juga.Malampun semakin larut,kedua putra putri sayapun sudah tertidur pulas di depan teras.Pegal -pegal juga sudah mulai saya rasakan dan butuh beristirahat dengan tidur.Sepertinya akan nyenyak tidur malam ini didukung udara yang super dingin juga.

Salah satu jenis nasi di Kasepuhan Sinar Resmi
 
 
Perjalanan menantang selanjutnya masih kita lakukakan esok harinya,medan yang ditempuh jauh bebatuan.Kira – kira Farissa dan Faqih ikut enggak ya besok ??.Besok kita akun melihat langsung tanaman padi yang asli di Kasepuhan Sinar Resmi.Sekitar 60 jenis benih padi lokal yang masih dilestarikan di Kasepuhan Sinar Resmi, masing-masing jenis benih menghasilkan beras yang memiliki kelebihan, keunikan dan khasiat yang berberda. 

 
Bersambung….
 
Rumah Asli Penduduk Kasepuhan Sinar Resmi

Kamis, 25 Desember 2014

 
Tulisan ini sudah melalui editing tanpa mengurangi substansinya, disadur dari: http://www.ibufadlun.com/2014/12/carevisit-agriculture-dompet-dhuafa.html