Catatan Dai Ambassador Dompet Dhuafa Kaledonia Baru: Semangat Ibadah Para WNI Tetap Menyala, Meski Sibuk Berdagang

dai-ambassador-dompet-dhuafa-kaledonia-baru

KALEDONIA BARU — Melanjutkan perjalanannya di hari pertama tinggal di Noumea, Kaledonia Baru dengan tujuan dakwah, Ustaz Luqman Hakim selaku Dai Ambassador Dompet Dhuafa kembali bertemu dengan Warga Negara Indonesia (WNI) yang menetap di sana.

Sebelumnya, Ustaz Luqman Hakim bertemu dan sempat berbincang santai dengan Sukardi, WNI asal Pekalongan, Jawa Tengah. Ia telah tinggal selama 42 tahun di Kaledonia Baru dan bertahan hidup dengan cara berjualan sayur-mayur serta buah-buahan.

Kali ini, Ustaz Luqman Hakim bertemu dengan seorang perempuan paruh baya yang juga merupakan WNI. Ia adalah Saminem, seorang pemilik toko di Noumea asal Muntilan, Jawa Tengah.

Sama seperti Sukardi, Saminem juga telah hidup dan tinggal di Kaledonia Baru selama 42 tahun. Ia juga memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara berjualan. Namun berbeda dengan Sukardi, Saminem berjualan berbagai kebutuhan makanan, minuman, serta pakaian khas Indonesia.

Baca juga: Catatan Dai Ambassador Dompet Dhuafa di Australia: Nilai Sebuah Nikmat

dai-ambassador-dompet-dhuafa-kaledonia-baru
Ustaz Luqman Hakim saat berbincang dengan Saminem, pemilik toko Borobudur Stone Fish di Noumea, Kaledonia Baru.

Toko Saminem pun diberi nama yang terasa sangat dekat dan khas dengan Indonesia, yakni Borobudur Stone Fish. Tak sendirian, Saminem menjalankan toko tersebut bersama dengan sang adik yang bernama Aguswati.

“Ibu Saminem asal Muntilan, Jawa Tengah, sudah 42 tahun berada di Noumea, Kaledonia Baru. Owner Toko Indonesia Borobudur Stone Fish,” terang Ustaz Luqman Hakim dalam catatannya untuk Dompet Dhuafa.

Sejak awal, Saminem tinggal di Noumea bersama dengan suaminya. Namun, sang suami telah meninggal dunia beberapa tahun silam, sehingga kini ia berjuang sendiri untuk hidup di negara bekas jajahan Prancis itu.

“Ibu Saminem tetap aktif berdagang berbagai kebutuhan makanan, minuman, dan pakaian ala Indonesia, meskipun suaminya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu,” tulis Ustaz Luqman Hakim.

Baca juga: Catatan Dai Ambassador Dompet Dhuafa: Perjuangan WNI Bertahan Hidup di Kaledonia Baru

dai-ambassador-dompet-dhuafa-kaledonia-baru
Penampakan toko Borobudur Stone Fish milik Saminem di Noumea, Kaledonia Baru.

Di tengah-tengah kesibukannya berdagang, alhamdulillah Saminem masih meluangkan waktu untuk mengikuti kegiatan Ramadan yang diadakan di KJRI Noumea bersama Dompet Dhuafa.

Rangkaian kegiatan Ramadan itu di antaranya adalah salat berjemaah yang dilanjutkan dengan salat tarawih serta tausiah di Aula KJRI.

Tentang Kaledonia Baru

Negara Kaledonia Baru sendiri tepatnya berada di arah timur laut Australia dan utara Selandia Baru. Negara ini termasuk dalam wilayah teritori Prancis dengan status khusus, yakni sui generis. Layaknya Suriname, Kaledonia Baru juga dihuni oleh sebagian Suku Jawa.

Baca juga: Dai Ambassador Dompet Dhuafa Tuntun Ikrar Syahadat Pemuda Asing di Belanda

dai-ambassador-dompet-dhuafa-kaledonia-baru
Ustaz Luqman Hakim berpose di depan toko milik Saminem.

Untuk menuju Kaledonia Baru dari Bandara Soekarno Hatta Indonesia, Ustaz Luqman Hakim membutuhkan waktu setidaknya 12 jam. Menaiki maskapai Qantas, salah satu Dai Ambassador Dompet Dhuafa 2023 itu terbang menuju Bandara Sydney, Australia untuk transit. Selanjutnya, ia kembali terbang menuju Kaledonia Baru.

Penerbangan ke Sydney ditempuh dalam kurun waktu 7 jam, kemudian dilanjutkan dengan transit selama 2 jam. Berakhir dengan penerbangan dari Sydney ke Kaledonia Baru dengan waktu tempuh 3 jam. (Dompet Dhuafa/Ustaz Luqman Hakim/Ronna)