Catatan Relawan: Butuh Upaya Besar untuk Merawat Sehat Anak-anak Asmat (Bagian Lima)

ASMAT — Hilir mudik pasien anak yang tengah digendong ibunya, memadati pintu masuk RSUD Kota Agats. Banyak dari anak-anak yang dirawat maupun orang tuanya, merasa tidak betah harus tinggal di sana. Keseharian berjalan ke hutan maupun mencari ikan, tidak dapat mereka lakukan. Bahkan, ada pula yang harus berpisah distrik yang jaraknya bisa dua sampai tiga jam perjalanan speedboat dengan anaknya yang lain, lantaran mengupayakan sehat bagi buah hatinya.

Minggu pagi itu, (28/1), dari jam 07.00 WIT, di Agats, lebih ramai dari biasanya. Tersiar kabar bahwa ada lagi balita yang meregang nyawa lantaran kasus luar biasa Gizi Buruk dan Campak, yang tengah melanda Kabupaten di atas air tersebut.

Dengan mengandalkan upaya tradisional, awalnya masyarakat mengharap sehat. Namun, ketidak tahuan akan sakit yang diderita anaknya, tak jarang berbuah maut ataupun menyebabkan kondisi kritis. Salah satunya adalah Leoberti (23), kedua anaknya, Bernabas (3) dan Mario (2), harus mendapatkan penanganan serius, setelah positif Gizi Buruk. Bahkan, kondisi Mario hanya dapat beraktivitas dengan digendong saja. Berbicara pun sudah tak sanggup, merengek dan menunjuk menjadi satu-satunya komunikasi Mario. Selang nutrisi juga terpasang di salah satu lubang hidungnya. Sungguh mengiris hati.

Padahal, jarak rumah minimalis keluarga Leoberti, hanya sekitar 500 meter dari RSUD. Namun, kesadaran yang berbarengan dengan respon cepat untuk membawa anaknya berobat, belum sepenuh hati. Hingga anaknya tergolek tak berdaya, barulah Leoberti membawa kedua buah hatinya ke RSUD.

“Saya dan istri tidak tahu, anak-anak ini sakit apa. Hanya orang tua bilang kalau suruh kasih minum dan mandi air kelapa merah. Tapi, juga tetap tak sembuh-sembuh. Akhirnya saya bawa mereka ke rimah sakit. Ini sebulan sudah anak-anak di rawat di sini,” ungkap Leoberti, sembari menenangkan Mario, yang terus merengek dalam gendongan.

Panjang memang, proses untuk turut merawat sehat anak-anak Asmat. Selain akses kesehatan, edukasi bagi masyarakat tentang kesehatan dan lingkungan juga menjadi penting. Ya, inilah saatnya kita berperan untuk Asmat, melalui apapun cara yang kita mampu. Terlebih doa dan support masyarakat semua yang turut menyemai harapan besar untuk Asmat menuju sehat paripurna. (Dompet Dhuafa/Taufan YN)