JAKARTA — Selain mengampanyekan program pemberdayaan Gerakan Batik Lestari dan Berdaya, di tengah kemeriahan konser musik Pesta Semalam Minggu Vol. 5 di Ancol Ecopark, Ahad (27/10/2024), Dompet Dhuafa juga membuka layanan konseling kesehatan mental. Sesi konseling ini dikemas dalam bentuk siniar (podcast) bersama seorang psikolog, yaitu Prapti Leguminosa, M.Psi, yang terbuka bagi para pengunjung konser.
Pada kesempatan ini, host Prapti Leguminosa atau yang akrab disapa Legum, berbincang dengan Hani, seorang single parent yang telah memiliki tiga anak. Dua anaknya kini telah dewasa, sementara satu lagi masih berusia lima tahun. Hani menceritakan bahwa ia telah mempersiapkan diri untuk menonton konser ini sejak seminggu yang lalu, bahkan sampai harus mengajukan izin cuti dari pekerjaan dan menyisihkan uang jajan.
Hani mengaku bahwa dirinya adalah pengunjung setia konser. Hampir setiap bulan ia menyempatkan diri untuk menonton acara musik. Apabila tak ada konser, ia akan berkaraoke untuk melepaskan penat.
“Bagi saya, menyaksikan konser itu menyenangkan. Saya bisa berteriak, tertawa, dan bergerak. Rasanya capek hilang dan stres pun lenyap,” ungkap Hani dengan semangat.
Baca juga: Dompet Dhuafa Ajak Masyarakat Lestarikan Kain Nusantara di Pesta Semalam Minggu
Menurut Hani, menonton konser membuatnya merasa segar, seperti habis berolahraga, serta membantu menjernihkan pikirannya. Legum menambahkan bahwa memang musik memiliki banyak manfaat psikologis, termasuk memicu pelepasan hormon dopamin yang membuat orang merasa bahagia.
“Musik bisa menjadi salah satu cara yang efektif untuk meredakan stres,” jelas Dosen Psikologi itu.
Hani pun mengakui bahwa masalah bisa saja berasal dari berbagai sumber. Seperti pekerjaan, kelelahan, atau masalah rumah tangga. Ia percaya bahwa setiap orang berhak untuk meluapkan perasaan mereka di tempat yang dianggap tepat, sambil tetap menjaga batasan norma dan kesehatan. Menurutnya, sangat penting untuk menjaga kesehatan mental. Berekspresi, seperti teriak dan bersenang-senang, bisa menjadi sebuah bentuk penyembuhan untuk meredakan stres.
Legum lalu mengatakan, berdasarkan berbagai penelitian, musik bahkan tidak hanya membantu seseorang meredakan stres, namun juga mampu memperkuat hubungan sosial. Orang sangat mungkin untuk bisa bertemu dengan seorang atau beberapa teman baru yang memiliki frekuensi yang sama.
Meski Hani memilih musik sebagai sarana untuk melepaskan stres, namun ia juga menekankan pentingnya mendekatkan diri kepada Allah. Legum pun menekankan bahwa mendengarkan musik memiliki banyak dampak positif, termasuk membantu kita tidur lebih nyenyak dan meningkatkan fokus dalam bekerja.
“Apa pun emosi yang kita alami, baik bahagia atau sedih, kita harus bisa menerimanya. Dengan alunan musik yang ceria, kita dapat kembali menemukan suasana hati yang positif,” kata Legum.
Baca juga: Tips Menjaga Kesehatan Mental ala Islam, Berdasar Al-Quran dan Hadis Nabi
Pilihan Hani untuk melepas stres mungkin bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang. Ia menunjukkan bahwa meski menghadapi banyak tantangan, ia tetap berusaha menjaga keseimbangan dalam hidup. Ia menyempatkan waktu untuk ibadah, anak-anak, pekerjaan, serta dirinya sendiri.
“Kesehatan mental tidak selalu diukur dengan uang. Jika sesuatu baik untuk kita, maka itu tidak masalah,” jelas Legum.
Hani menambahkan, “Untuk menjaga kesehatan mental, kita adalah yang paling tahu apa yang membuat kita bahagia. Ikuti kata hati, karena itu adalah penghargaan untuk diri kita sendiri. Kebahagiaan itu ada di dalam diri kita”.
Baca juga: Apa itu Mental Health dan Hubungannya dengan Islam
Legum menegaskan kembali, “Kebahagiaan ada dalam diri kita. Tidak ada gunanya membandingkan diri dengan orang lain, karena itu hanya akan mengaburkan jati diri kita. Jika ingin bahagia, temukan kebahagiaan itu di dalam diri sendiri”.
Hani pun menutup perbincangan dengan pesan penting: “Jangan letakkan kebahagiaan kita pada hal-hal yang tidak bisa kita kontrol, seperti penilaian orang lain. Jika menonton konser membuat saya bahagia, maka saya akan terus melakukannya untuk meredakan stres”.
Dari cerita Hani, kita seakan diingatkan bahwa kebahagiaan sejati berasal dari dalam diri dan bahwa setiap orang berhak untuk menemukan cara mereka sendiri dalam merayakan hidup. Sahabat Dompet Dhuafa dapat menonton tayangan lengkap kisah Hani pada Program Podcast Ngetem Dompet Dhuafa di kanal youtube DDTV. (Dompet Dhuafa)
Teks dan foto: Riza Muthohar
Penyunting: Dhika