TIMOR LESTE — Sebanyak 29 Dai Ambassador Dompet Dhuafa telah diutus ke 16 negara. Dalam perjalanan dakwah, para Dai ambassador mendapatkan banyak inspirasi. Salah satunya Fauzan Akbar Daulay, Dai Ambassador untuk penempatan Timor Leste. Inspirasi yang fauzan dapat kali ini datang dari Dai lokal asal Timor Leste. Pakde namanya, atau seperti itu dia sering disapa, telah mengislamkan banyak orang di Timor Leste.
Tangan dingin seorang Pakde menjadi jalan hidayah Allah kepada ratusan muallaf di sana. Tidak ada yang menyangka bahwa dulunya kebencian terhadap Indonesia sangatlah mengakar pada diri seorang Pakde. Bahkan ia juga ikut turun dalam perjuangan Fretilin di usaha kemerdekaan Timor Leste atas Indonesia.
Hidayah itu datang dari arah yang tidak diduga-duga dan Pakde temasuk di antara yang mendapatkanya. Pertemuan dengan sahabat dari Lamongan dan Padang telah mengubah pandangan Pakde terhadap Indonesia dan Islam.
“Pertemuannya dengan teman yang berasal dari Padang dan Dai dari Lamongan mengubah 360 derajat pemikirannya. Ia mengucapkan syahadat dan langsung berhijrah menuju Jawa,” Terang Fauzan, menceritakan sosok seorang Pakde.
Ragu-ragu bukanlah tipe seorang Pakde. Yakin dengan Islam, membuat Pakde ingin mengenalnya seratus persen. Hijrahnya sampai ke Pulau Jawa, dan ‘nyantri di sana dari 1982 hingga 1990. Tidak peduli usia yang sudah menginjak 28 tahun ketika pertama mengenal Islam, tapi Pakde bertekad bersungguh-sungguh mempelajari Islam.
“Yayasan Taman Pengetahuan menjadi pilihannya. Ia mulai belajar Islam dari dasar.Tak peduli akan umurnya. Padahal saat itu ia sudah 28 tahun, telah menikah dan memiliki anak. Semua ia tinggalkan karena Islam,” tambah Fauzan.
Selesai delapan tahun menyantri, Pakde pulang kampung ke Timor Leste. Hari-hari Pakde pun diisi dengan terus berdakwah. Membagikan pengalamanya sebagai mualaf terus ia lakukan hingga hari ini. Sudah tidak terhitung berapa banyak orang yang memutuskan masuk islam setelah berdialog dengan Pakde.
“Kiprahnya dalam islam luar biasa. Banyak mualaf diislamkan, lantaran dialog dengan beliau. Tak jarang yang menangis bahkan rela pindah rumah dan meninggalkan keluarga demi belajar Islam,” jelas Fauzan.
Kini, Pakde sibuk mengurus panti mualaf yang didirikanya di timor Leste. Berisi sekitar 42 oang muallaf yang tidak memiliki tempat tinggal karena memeluk Islam. Usia santrinya juga beragam, mulai dari 7 tahun hingga dewasa.
“Saat ini ada 42 orang di panti beliau. Bukan panti asuhan, namun panti para muallaf yang meninggalkan kampung halaman mereka karena islam. Mulai umur 7 tahun hingga dewasa dirawat dan disekolahkan di dekat masjid An Noor, dekat rumah beliau,” tambah Fauzan.
Dari sosok Pakde, Fauzan sebagai Dai, mendapat banyak pembelajaran. Isnpirasi yang dipancarkan oleh Pakde memberikan semangat baru bagi Fauzan untuk ikut berjuang menyuarakan Islam di Timor Leste. (Dompet Dhuafa/Fauzan Akbar Daulay, Dai Ambassador untuk penempatan Timor Leste/Zul)