TOLIKARA, PAPUA – Tanah Papua tanah yang kaya, bak surga kecil yang jatuh ke Bumi. Alamnya yang indah nan menawan ditambah segudang sumber daya alam dan mineral menghampar di kawasan tersebut. Namun akhir pakan lalu Papua memanas, surga kecil tersebut menghadirkan suasana mencekam tepat saat umat muslim seluruh dunia merayakan hari kemenangan. Ratusan masa melempari umat muslim yang menggelar shalat Idul Fitri di halaman Koramil setempat, Jumat silam.
Sontak jamaah yang beribadah di lokasi tersebut dan notabene telah bergulir sejak tahun 1945 tersebut berhamburan. Tak hanya itu saja, menurut informasi dari relawan Dompet Dhuafa di Tolikara mendapatkan data dari Babinsa, setidaknya 64 kios terbakar yang juga merembet ke Masjid Baitul Muttaqin. Trauma juga menghinggapi penduduk muslim setempat yang kini harus tinggal sementara di pengungsian.
Menurut laporan Imam Alfaruq, tim relawan Dompet Dhuafa yang terjun langsung ke lokasi kejadian menuturkan,”Empat hari pasca peristiwa tersebut, sebanyak 243 orang terpaksa mengungsi dan 100 diantaranya adalah Balita. Untuk mencari perlindungan keamanan, mereka mengungsi di sekitaran Komplek Koramil. Sementara para pengungsi tersebut tinggal di beberapa tenda dan rumah dinas Koramil setempat”.
Kini bukan saatnya lagi kita mengumpat, menghujat atau menyalahkan pihak tertentu dengan mengedepankan emosi. Karena lebih baik kita menyala lentera daripada mengutuk kegelapan yang ada. Dengan berbuat dan aksi nyata, mari kita bangun kembali Tolikara dalam rasa Bhineka Tunggal Ika.
“Pada Rabu, (21/7), Menteri Dalam Negeri, Bupati Tolikara dan Komandan Rayon Militer setempat telah melakukan prosesi peletakan batu pertama pembangunan Masjid untuk saudara muslim di Tolikara. Untuk lokasi baru dari masjid memang berbeda dari letak awal Masjid Baitul Muttaqin. Kali ini masjid baru akan di bangun di belakang Komplek Koramil dengan estimasi ukuran 40 x 15 Meter,” ungkap Imam Alfaruq, saat diwawancara melalui teleconference.
Tak hanya itu saja, Imam juga menambahkan bahwa saudara kita di Tolikara, Papua, yang berada di pengungsian juga membutuhkan sejumlah kebutuhan dasar dalam waktu dekat ini. Terutama pasokan bahan makanan yang diakui sangat kurang untuk dikonsumsi 3 hari kedepan. Selain itu juga perlu adanya penambahan pasokan kelengkapan obat-obatan dan tenaga medis, serta juga trauma healing untuk memulihkan kondisi psikologis pengungsi pasca peristiwa tersebut.
Mari kita semua bergerak untuk kembali menyala lentera membangun kehidupan di Tolikara agar kembali bangkit dalam perdamaian seperti sediakala. Dukungan dan cinta Anda terhadap Tolikara, Papua, dapat disalurkan melalui program Rehabilitasi Masjid Tolikara, di nomor rekening: Bank Syariah Mandiri 7030.579.946, Bank Muamalat 340.0000.482, BCA 237.7878.783, atas nama Yayasan Dompet Dhuafa Republika. Karena donasi Anda begitu berharga untuk membangun kembali kehidupan saudara kita di Tolikara. (Dompet Dhuafa/Taufan YN)