TANGERANG — Misi dakwah internasional Dompet Dhuafa kembali bergulir pada bulan Ramadan 1445 H ini untuk memberikan pemahaman Ziswaf (zakat, infak, sedekah, dan wakaf) makin luas. Bertolak dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, sebanyak 11 Dai Ambassador berangkat menuju 4 negara tujuan pada Kamis (7/3/2024). Keberangkatan Dai Ambassador ini merupakan pemberangkatan tahap pertama.
Totok Hadi Fitoyo selaku Officer Dakwah Internasional Dompet Dhuafa mengatakan, dalam misi dakwah internasional ini Dompet Dhuafa bermaksud memberikan pemahaman tentang Ziswaf kepada masyarakat luas. Di samping itu, program ini sekaligus menjadi misi sosial kemanusiaan untuk mereka yang membutuhkan.
Empat negara yang dituju pada tahap awal penugasan ini adalah Jepang, Belanda, Australia, dan Suriname. Kesebelas dai yang berdakwah di empat negara itu akan menjalankan dakwah hingga Idulfitri 1445 H tiba. Mereka bersedia meninggalkan seluruh rutinitas dan aktivitasnya di dalam negeri, guna berdakwah sebagai duta Dompet Dhuafa.
Baca juga: 35 Dai Ambassador Dompet Dhuafa Siap Gulirkan Program Ramadan 1445 H ke Mancanegara
Adapun total jumlah dai yang akan diberangkatkan adalah 31 dai, yang terdiri dari 28 dai (laki-laki) dan 3 daiyah (perempuan). Sedangkan keseluruhan negara yang menjadi tujuan para Dai Ambassador Dompet Dhuafa di Ramadan tahun ini adalah 16 negara. Di antaranya Australia, Belanda, Belgia, Jerman, Luxemburg, Filipina, Hongkong, Jepang, Korsel, Malaysia, Suriname, New Zealand, New Caledonia, Thailand, Timor Leste, dan Yunani.
Sebelumnya, para dai telah melalui proses perekrutan dan seleksi yang ketat. Mereka juga telah mendapatkan arahan dan pelatihan, sepekan menjelang keberangkatan. Hal ini dilakukan secara intensif agar tercapai keseragaman nilai tentang apa yang akan didakwahkan. Lebih khusus lagi, karena para dai tersebut tidak hanya bertugas dakwah secara spiritual, namun juga sosial. Mereka akan dinilai sebagai cerminan umat muslim Indonesia sekaligus menjadi cerminan filantropi di Indonesia.
“Tahun ini, pelaksanaan program lebih kepada perluasan penerima manfaat dan kemitraan. Kami ingin dakwah internasional Dompet Dhuafa tidak hanya fokus ke satu titik, namun lebih banyak dan lebih luas. Semoga Allah mudahkan apa yang menjadi niat dakwah internasional Dompet Dhuafa,” terang Totok.
Baca juga: Catatan Dai Ambassador Dompet Dhuafa Thailand: Kokohnya Masjid Indonesia di Negeri Gajah Putih
Sementara itu, di lain kesempatan, Ahmad Shonhaji selaku Ketua Yayasan Sumberdaya Masyarakat Indonesia (YSMI), mengatakan bahwa program dakwah internasional yang berjalan selama satu bulan itu diharapkan dapat lebih luas menyebarkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
“Penguatan terhadap mindset ajaran Islam yang universal dan moderat dalam dunia global menjadi landasan dalam program ini. Karena, Dompet Dhuafa merupakan salah satu bagian dari lembaga dakwah yang ikut berkontribusi pada penguatan akidah dan syariah tidak hanya di dalam negeri, melainkan lebih luas lagi,” ungkap Ahmad.
Di samping itu, Dai Ambassador juga diupayakan dapat membangun jaringan dengan mitra-mitra dakwah dan multi stakeholder. Hal ini dilakukan sebagai penguatan jaringan Dompet Dhuafa di kancah internasional. Dengan bekal yang cukup, para dai juga bertugas meluaskan nilai-nilai Dompet Dhuafa yang diimplementasikan melalui lima pilar program Dompet Dhuafa, yakni pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, dakwah dan budaya. (Dompet Dhuafa)
Teks: Riza Muthohar
Foto: Totok Hadi Fitoyo
Penyunting: Dhika Prabowo