Dai Ambassador Dibuat Takjub, Pendiri Masjid Al Anwar Incheon Ternyata Pemabuk dan Anak Tongkrongan Malam

Dai Ambassador Korea Selatan, Ustaz Ihya Ulumudin

INCHEON, KOREA SELATAN — Di tengah kesibukan yang mengelilingi Kota Incheon, Korea Selatan, terdapat sebuah kisah yang luar biasa dan menginspirasi. Masjid Al Anwar, sebuah simbol toleransi dan keberagaman di lingkungan yang mayoritas nonmuslim, ternyata didirikan oleh sekelompok orang yang mungkin dianggap tidak mungkin, yakni para pemabuk dan anak-anak tongkrongan malam di sebuah kafe. Kisah ini tidak hanya menarik perhatian publik, tetapi juga menciptakan kekaguman yang mendalam bagi Dai Ambassador Dompet Dhuafa di Korea Selatan, Ustaz Ihya. Ia terpesona oleh transformasi dan tekad luar biasa para pendiri masjid.

Para pemabuk dan anak-anak tongkrongan malam ini awalnya hanya berkumpul di kafe setiap malam, menjalani gaya hidup yang jauh dari ajaran agama. Namun, kehidupan mereka berubah secara dramatis ketika salah satu dari mereka menemukan kebenaran dalam ajaran Islam. Ia tidak hanya kembali ke aturan dan syariat agama, tetapi juga memutuskan untuk membagikan pengetahuan dan kebijaksanaannya kepada teman-temannya.

Awalnya, reaksi teman-teman sosok itu bervariasi. Mulai dari skeptis hingga menganggapnya hanya sebagai lelucon. Namun, ketabahan dan semangat sang pemabuk dalam menunjukkan perubahan positif dalam hidupnya mulai meraih pengakuan. Teman-temannya tertarik untuk belajar lebih lanjut tentang Islam, dan secara bertahap, di lantai atas kafe tempat mereka berkumpul mulai menjadi pusat diskusi keagamaan.

Baca juga: Kisah Dai Ambassador 2024: Menemukan Hadrah Rebana di Masjid Incheon, Seni Budaya Khas Islam yang Dilestarikan

Dai Ambassador Korea Selatan, Ustaz Ihya Ulumudin
Dai Ambassador Dompet Dhuafa penugasan Korea Selatan, Ustaz Ihya Ulumudin berfoto di Masjid Al Anwar Incheon.

Dalam perjalanannya, kafe itu berubah menjadi tempat berkumpul untuk mempelajari dan mendiskusikan ajaran Islam, yang tak lama kemudian disepakati tidak hanya jadi basecamp, tetapi juga dijadikan masjid. Para pemabuk yang sebelumnya dikenal dengan gaya hidup malamnya, kini menjadi penuntun spiritual bagi banyak orang. Mereka dengan penuh semangat dan keberanian berbagi pengetahuan mereka tentang Islam, menginspirasi banyak orang dengan transformasi hidup mereka.

Ustaz Ihya sebagai seorang Dai Ambassador Dompet Dhuafa yang ditugaskan berdakwah di Negeri Gingseng tak bisa menyembunyikan kekagumannya. Baginya, kisah ini adalah bukti nyata bahwa kebenaran dan kebaikan dapat ditemukan di tempat-tempat yang tidak terduga. Ia melihat dalam perjalanan mereka bukan hanya sebuah kisah perubahan pribadi, tetapi juga sebuah contoh nyata dari kekuatan agama untuk menyatukan orang-orang dari latar belakang yang berbeda.

Baca juga: Dai Ambassador, Penggerak Semangat Tadarus Qur’an di Masjid Al-Anwar Incheon

Dengan dukungan dari banyak pihak, termasuk komunitas muslim yang ada di Korea Selatan, Masjid Al Anwar akhirnya dibangun. Masjid ini bukan hanya tempat ibadah bagi umat muslim, tetapi juga menjadi lambang perdamaian dan toleransi di tengah-tengah masyarakat yang plural di Incheon. Keberhasilan ini tidak hanya menjadi saksi dari keberanian dan tekad para pendiri, tetapi juga memperkuat keyakinan bahwa cinta, pengertian, dan toleransi dapat mengatasi perbedaan dan mempersatukan kita sebagai umat manusia.

Selasa, 19 Maret 2024
Ustaz Ihya Ulumudin, Dai Ambassador Dompet Dhuafa 2024