Dai Ambassador Jadi Saksi Semangat Berislam yang Kuat di Negeri Sakura

Kegiatan dakwah Dai Ambassador Dompet Dhuafa penugasan Jepang, Ustazah Cutra Swan

JEPANG — “Pukul berapa Tarawihmu? Pukul 7:30 malam? Ah mana main, nggak serulah … Di sini dong, Tarawihnya baru dimulai pukul 09:30 malam, menunggu jemaah yang baru pulang kerja! Hahahaha”. Mengapa kata-kata ini yang langsung terngiang-ngiang di kepala saya saat pertama kali Tarawih dengan komunitas Ainul Yaqeen Foundation?

Semangat masyarakat muslim di Jepang untuk berislam sangat mengharukan. Meski di siang hari mereka harus melakukan aktivitas dengan jadwal yang padat, ada sebagian mahasiswa, pekerja penuh waktu maupun pekerja paruh waktu, Ibu Rumah Tangga (IRT), dan lain-lain. Namun saat malam hari, mereka tetap menunaikan salat Tarawih bersama di bulan Ramadan dan tak pernah alfa.

Ibadah Tarawih ini setiap malamnya dilanjutkan dengan Kulkas (kuliah ringkas) dan tadarus/tilawah Al-Qur’an secara bersama-sama. Kegiatan tersebut sering kali baru berakhir pada pukul 12:00 malam. Padahal, esok harinya mereka akan kembali ke rutinitas pekerjaan.

Baca juga: Jumat Terakhir di Korsel, Jemaah Ajak Dai Ambassador Kulineran, Coba Haemul Jjamppong yang Nikmat!

Kegiatan dakwah Dai Ambassador Dompet Dhuafa penugasan Jepang, Ustazah Cutra Swan
Kegiatan dakwah Dai Ambassador Dompet Dhuafa di Jepang, Ustazah Cutra Swan, selama Ramadan 1445 H.

Jemaah Ainul Yaqeen Foundation sangat beragam. Mayoritas memang orang Indonesia, namun ada beberapa pasangan mix marriage Jepang-Indonesia, Indonesia-Mesir, Indonesia-Filipina, dan lainnya. Mereka yang hadir untuk menunaikan salat Tarawih berjemaah ini rata-rata tinggal di kawasan Adachi City. Dengan bersepeda, mereka hadir setiap malam ke Ainul Yaqeen Foundation. Ada yang harus menempuh waktu perjalanan 5 menit, ada pula yang harus menempuh waktu hingga 40 menit bersepeda untuk dapat tiba di Ainul Yaqeen Foundation.

Melihat semangat para jemaah untuk menghidupkan malam-malam Ramadan di Negeri Sakura ini sungguh membanggakan. Semangat mereka patut menjadi teladan. Hal itu membuat saya teringat pada kisah Sahabat Abu Bakar, salah seorang sahabat nabi yang paling setia menemani Nabi Saw dalam berdakwah. Siang dan malam selalu bersama dengannya, bahkan ia tidak tenang apabila satu hari tak melihat nabi. Sahabat nabi yang memiliki julukan As-Siddiq ini adalah orang yang sangat jujur dan ia adalah orang yang selalu membenarkan nabi.

Kegiatan dakwah Dai Ambassador Dompet Dhuafa penugasan Jepang, Ustazah Cutra Swan
Kegiatan dakwah Dai Ambassador Dompet Dhuafa di Jepang, Ustazah Cutra Swan, selama Ramadan 1445 H.

Baca juga: Dai Ambassador 2024: Negeri Seribu Gereja Jadi Tempat Nyaman Bagi Muslim Menjalankan Ramadan

Utsman bin Affan adalah sahabat nabi yang terkenal dengan ketekunan dan kesabaran dalam beribadah. Meskipun usianya sudah lanjut, Utsman tetap gigih menjalankan puasa Ramadan dengan penuh semangat. Ia juga sering memberi santunan pada orang-orang yang membutuhkan, tanpa mengharapkan balasan dari siapa pun.

Dari kisah semangat beriman berislam teman-teman di Negeri Sakura dan sahabat-sahabat Rasulullah Saw, kita belajar bahwa beragama haruslah totalitas. Iman harus dinyatakan dengan totalitas dalam ibadah, terlebih di bulan suci Ramadan. Hal ini perlu dilakukan agar rahmat, ampunan, dan keselamatan dari api neraka dapat kita raih. Aamiin ya Allah ya rabbal alamin. Wallahu a’lam.

Kamis, 4 April 2024
Ustazah Cutra Zwan, Dai Ambassador Dompet Dhuafa 2024