BEKASI — Desa Cicau RT 02 RW 09, Kampung Sempu, Gang Katel, Kecamatan Cikarang Pusat, merupakan desa binaan Dompet Dhuafa dan PT. Hankook Tire Indonesia. Awal Juli lalu, Program Green And Clean Village (GACV) telah di-launching di GOR Desa Cicau. Ada tiga program utama yang dijalankan pada GACV, salah satunya adalah bercocok tanam dengan sistem hidroponik. Sedangkan dua lainnya adalah program lingkungan bersih dan sehat, serta pengelolaan sampah rumah tangga.
Beberapa upaya telah dilakukan guna mewujudkan program cocok tanam hidroponik. Seperti penyuluhan, pembentukan kelompok, pembuatan kebun hidroponik, juga beberapa kali eksperimen hidroponik. Selang tiga bulan berikutnya, pada Kamis (10/10/2019), warga Desa Cicau berhasil melakukan panen raya sayuran hidroponik hasil bibitannya. Panen tersebut merupakan yang perdana, dikerjakan oleh satu kelompok KMM (Karya Masyarakat Mandiri). Ada 15 warga gang Katel tergabung dalam kelompok tersebut.
Ketua RT 02 gang Katel, Ade Budianto, mengungkapkan bahwa ini yang pertama dan satu-satunya kebun hidroponik di Kecamatan Cikarang Pusat. Ia juga mengatakan, ke depannya akan terus dilakukan pengembangan ke setiap gang yang ada di Desa Cicau, berharap nantinya desa tersebut menjadi kiblat tanaman hidroponik di Kecamatan Cikarang Pusat.
“Gang Katel menjadi lahan pertama kebun sayur hidroponik. Setelah semuanya matang, baik dari segi sistem, manajemen sampai pemasaran, nanti akan dilanjutkan untuk membuat kebun baru di tiap-tiap gang. Tiap kebun akan dikelola oleh satu kelompok dengan manjemen yang sama. Gang Katel sebagai pusatnya,” tutur Ade Budianto.
Senada dengan Ade, SPV Program GACV, Hikmatulllah, mengatakan gang Katel sebagai eksperimen awal dan nanti akan menjadi pusat edukasi, pembibitan dan kompos bagi kebun-kebun hidroponik di tiap-tiap gang.
“Jika memang nantinya diperlukan wadah untuk pemasaran, tidak menutup kemungkinan gang Katel juga akan menjadi pusat pemasaran sayuran hidroponik di Desa Cicau,” ujarnya.
Pada panen perdana tersebut, Hikmat dan kelompok bimbingannya tidak berharap muluk-muluk. Hasil panennya belum dipasarkan terlalu luas. Hasil panen yang terdiri dari kangkung, pokcoy, bayam dan sawi, sebagian besar dibagikannya kepada anggota kelompok dan beberapa orang terkait. Sebagian lagi dijual ke karyawan Hankook, lainnya dicoba dimasukkan ke market kecil unuk mulai meraba pasar.
Hikmat menargetkan, bulan depan warga gang Katel dapat panen setiap minggunya. Kkata Hikmat, dalam sekali panen kebun gang Katel bisa menghasilkan 50 kemasan sayuran hidroponik. Maka jika dihitung dalam sebulan berpotensi menghasilkan hingga 200 kemasan.
“Dari sekarang kami sudah memikirkan pemasarannya. Takutnya, produksi sudah bagus, manajemen juga bagus, tapi tidak ada yang beli. Kan percuma saja. Secara kualitas sayuran hidroponik memiliki nilai jual tinggi. Sedangkan ini di desa. Harga segitu tentu sangat mahal bagi warga sini,” lanjutnya. (Dompet Dhuafa/Muthohar)