Dibantu Dompet Dhuafa, Rumah Sang Kuli Pasir Layak Huni

Tukik (63) beserta istri Nurfiah (60) penerima manfaat LPM Dompet Dhuafa saat berfoto dirumahnya.(Foto: Dokumen Dompet Dhuafa)

Senyum kesabaran masih nampak jelas terlihat di wajah kedua pasangan suami istri ini. Tinggal di rumah dengan kondisi yang sudah tidak layak huni selama berpuluh-puluh tahun tidak membuat Tukik (63) dan istrinya Nurfiah (60) mengeluh dan berputus asa dalam menjalani hidup. Mereka dengan penuh kesabaran dan keikhlasan menerima keadaan yang ada.

Meski demikian, bukan berarti Tukik dan sang istri berputus asa dengan keadaan yang ada. Bertahun-tahun merasakan air hujan yang sering masuk dari celah-celah atap yang sudah bocor, serta merasakan dinginnya angin malam yang datang melalui dinding bambu anyaman yang telah rapuh seiring berjalannya waktu membuat mereka ingin sekali merenovasi rumah yang menjadi harta satu-satunya yang dimiliki.

Namun apa daya? Profesinya sebagai kuli pasir dengan penghasilan yang sangat tidak menentu membuatnya mengubur jauh-jauh keinginannya untuk merenovasi rumah. Penghasilan dari jerih payahnya tersebut hanya mampu untuk mencukupi kebutuhan makan sehari-hari ia bersama istrinya. Ketiga orang anaknya telah berkeluarga dan memilih hidup mandiri.

Bagi pria lanjut usia yang tinggal di Kampung Cipinang RT 2 RW 3 Kecamatan Rumpin, Tangerang ini, merenovasi rumah menjadi keinginannya saat ini. Tukik sangat mengkhawatirkan kondisi kesehatan ia beserta sang istri, bilamana hujan tiba dan angin malam selalu datang menjadi tamu yang membawa ancaman kesehatan bagi keduanya.

Kini, Tukik dan Nurfiah hanya bisa berdoa dan terus berharap suatu saat ada seorang yang dermawan yang mau membantu ia dan keluarga, agar rumahnya kembali nyaman dan aman.

Alhamdulillah, doa yang dipanjatkan Tukik dan keluarga setiap harinya terjawab sudah. Dengan rahmat Allah, Dompet Dhuafa melalui Lembaga Pelayanan Masyarakat (LPM) membantu keluarga kecil ini merenovasi rumahnya.

Rasa syukur tak henti-hentinya dipanjatkan Tukik beserta istri. Kini, rumahnya layak kembali untuk dihuni. Inilah buah manis dari perjuangan orang yang terus bersabar dan berjuang dalam menjalani hidup. (uyang)