Dibantu Program Tebus Ijazah, Ari Widiantoro Kian Gigih Bahagiakan Orangtua

Ari Widiantoro (14) penerima manfaat LPM Dompet Dhuafa pada program Tebus Ijazah. (Foto: Dokumentasi Dompet Dhuafa)

Raut wajah penuh semangat terlihat jelas ditunjukkan Ari Widiantoro (14) saat berujar ingin melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi. Keterbatasan ekonomi yang selama ini mendera anak yatim ini membuatnya memiliki hutang ke sebuah pesantren yang sempat menjadi tempat menuntut ilmu. Imbasnya, ijazah yang sangat diidam-idamkannya belum bisa ditebusnya.

“Saya ingin sekali melanjutkan ke SMK. Jadi biar setelah lulus bisa langsung kerja aja bantu ibu saya dan keluarga,” jelasnya.

Menjadi seorang yatim tentu bukan sebuah pilihan. Jika dibolehkan memilih, tidak seorang pun yang mau menjadi anak yatim. Hidup tanpa sosok seorang ayah tentu teramat berat dirasakan Ari. Terlebih, saat ia dihadapkan masalah biaya administrasi pesantren yang membuat ijazahnya tertahan. Perasaan malu dan minder dengan teman-teman sebayanya membuatnya memutuskan keluar dari pesantren tersebut.

“Saya belum bisa bayaran selama 3 bulan. Makanya pas saya lulus, ijazah saya ketahan. Dari pada saya malu mending saya keluar,” ujar siswa yang tinggal di Jalan Tanah pasir RT 006/ 007 Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.

Mendengar keinginan Ari untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat SMK, Lembaga Pelayanan Masyarakat (LPM) Dompet Dhuafa melalui Program Tebus Ijazah berupaya membantu kesulitan yang tengah menimpanya dengan memberikan bantuan menebus ijazahnya yang masih tertahan di pesantren.

Mendengar hal tersebut, ia bersama keluarganya merasa bersyukur dan bahagia, harapan dan impiannya selama ini akan terwujud.

“Alhamdulillah saya senang, Dompet Dhuafa membantu menebus ijazah saya. Harapan saya setelah mendapat ijazah saya mau daftar ke SMK biar bisa cepet kerja” pungkas Ari berharap.

Program Tebuz Ijazah sendiri merupakan sebuah program kemanusiaan yang memberikan bantuan dalam penebusan ijazah bagi siswa kelas tiga pada tingkat SMP/MTs dan SMK/SMA/MA. Dengan bermodalkan ijazah tersebut, diharapkan siswa yang dibantu dapat memanfaatkan ijazah yang ditebusnya untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat selanjutnya atau melamar pekerjaan sesuai dengan level ijazahnya, sehingga dapat memiliki perubahan kehidupan yang lebih baik. (uyang)