Dibantu RST Dompet Dhuafa, Istri Buruh Pabrik ini Akhirnya Lahirkan Bayi Kembar Tiga

BOGOR—Tak pernah terbayang dalam benak Elih (37), anak ketujuh yang ia lahirkan akan terlahir secara prematur dengan kondisi bayi kembar tiga. Bayi prematur yang kini memiliki berat masing-masing sebesar 1.6 kilogram, 1.3 kilogram, dan 780 gram tersebut pun berada di ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU) salah satu rumah sakit swasta di Bogor.

“Pasien datang dengan usia kehamilan 28 minggu. Perutnya besar namun terlihat tidak normal serta mengeluh perut terasa penuh dan sesak,” ucap Niken, Penanggung Jawab Kebidanan RS. Rumah Sehat Terpadu (RST) Dompet Dhuafa ditemui Jumat, (13/2) lalu.

Melihat kondisi tersebut dokter spesialis kebidanan dan kandungan RST Dompet Dhuafa pun langsung melakukan pemeriksaan Ultrasonografi (USG) dan didapatkan tiga detak jantung dalam kandungan Elih.

“Dengan kondisi tersebut kami terus berusaha memberikan penyuluhan kesehatan pada pasien karena khawatir bayi akan terlahir secara prematur,” kata Niken.

Benar saja, belum genap sebulan kontrol ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan RST, dua pekan kemudian Elih datang kembali dengan keluhan perut sesak dan penuh.

“Pasien sudah kami berikan perawatan konservatif (mempertahankan kehamilan) dengan memberikan obat untuk menghilangkan kontraksinya, namun setelah beberapa jam dan dilakukan USG lagi ternyata sudah terjadi pembukaaan,” ungkap NIken.

Elih pun akhirnya dirujuk ke salah satu rumah sakit ibu dan anak di Bogor pada Rabu, (11/2) untuk dilakukan perawatan konservatif kembali dengan fasilitas yang lebih lengkap.

“Sekitar Kamis pukul 11 malam kami ditelpon oleh bidan di sana bahwa denyut jantung salah satu bayi yang dikandung Elih sudah tidak bagus, akhirnya dilakukanlah operasi secara caesar saat itu,” ucap Niken.

Menjalani persalinan prematur dengan kondisi bayi kembar tiga membuat Elih harus masuk ruang Intensive Care Unit (ICU) karena kondisi kesehatannya menurun, sedangkan ketiga bayi kembarnya harus masuk ke ruang NICU.

“Sejak kemarin malam ibu Elih kami alih rawat ke RST karena kondisinya sudah mulai membaik, sedangkan ketiga bayinya masih harus berada di ruang NICU,” ungkap Niken.

Masih terlihat lemah, Elih yang ditemui di ruang perawatan pasca bersalin pun merasa bersyukur karena dapat dibantu persalinannya oleh RST Dompet Dhuafa.

“Saya bersyukur sekali ya Allah, kalau saya harus membiayai ini semuanya sendiri dapat darimana uangnya,” ungkap Elih sambil menangis.

Sang suami yang berprofesi sebagai supir di sebuah pabrik semen pun memiliki penghasilan tidak menentu, sementara Elih hanya seorang ibu rumah tangga.

“Semoga saya bisa segera pulih dan bisa pulang ke rumah untuk ngurus keluarga, mudah-mudahan juga ketiga anak saya yang masih dalam perawatan dalam keadaan sehat disana,” harap Elih.

Niken memaparkan bahwa ia pun belum tahu sampai kapan ketiga bayi tersebut akan dialih rawat ke RST Dompet Dhuafa.

“Kami menunggu ketiga bayi bisa lepas CPAP (alat bantu nafas untuk bayi) baru bisa dialih rawat masuk ke ruang perinatologi RST, melihat kondisi bayinya juga belum baik jadi belum tahu masih berapa lama lagi di ruang NICU,” ucapnya.

Niken pun menambahkan bahwa untuk kondisi ibu Elih sendiri dapat diperbolehkan rawat jalan menunggu pulih luka pasca operasi caesar yang dijalaninya.

Persalinan triplet (bayi kembar tiga) yang dialami Elih ini merupakan kasus triplet ketiga yang ditangani oleh RST Dompet Dhuafa.

“Sebelumnya juga pernah ada kasus seperti ini di tahun 2013, bayi terlahir prematur dari usia kehamilan enam bulan dengan berat 700 gram, 800 gram, dan 900 gram. Dua bayi tidak selamat sedangkan satu bayi berhasil kita rujuk ke rumah sakit lain namun setelah beberapa jam perawatan ternyata tidak tertolong,” ungkap Niken. (tie/gie)

Kami menggugah hati Anda untuk membantu perawatan untuk kesembuhan ketiga bayi kembar Elih.

Salurkan Donasi Anda melalui rekening di bawah ini:

Infak (BNI Syariah 0298535912)