JAKARTA — Ketika bicara tentang Millenial, maka tidak akan lepas dari kata digital. Produk digital di masa sekarang menjadi sebuah kebutuhan. Digitalisasi membuat segala hal menjadi lebih mudah untuk dilakukan. Termasuk diantaranya adalah kegiatan kemanusiaan atau filantropi. Oleh karena itu, Dompet Dhuafa mengadakan kegiatan talk show Interaktif dengan para pegiat start up digital di Indonesia. Bertajuk Digital Philantropy Meet Up, berbagai pegiat dunia digital seperti M. Ihksan (CMO Bawaberkah), M. Fajrin Rasyid (Presiden Bukalapak), Vincent Henry Iswaratioso (CEO DANA), Iim Fahima (CEO Queenrides), Puti Adella Elvina (Kementrian Kominfo) dan sebagainya. Bertempat di Kantorku, Kuningan Timur, Jakarta Selatan, pada Rabu (27/3/2019), diskusi berjalan hangat.
“Pada Digital philanthropy Meetup merupakan kegiatan sharing session yang di lakukan oleh Dompet Dhuafa untuk merangkul kaum muda millennial agar bergabung dan berkumpul membahas dunia filantropi dan digital. Gelaran tersebut diadakan agar di tahun disrupsi digital dan millennial, ZIS (Zakat, Infak,sedekah) juga menjadi bagian lifestyle kaum millennial. Sehingga akan berdampak semakin luasnya manfaat untuk kemajuan umat. Dompet Dhuafa terus melakukan yang terbaik untuk membantu pihak-pihak yang membutuhkan dengan visi mewujudkan masyarakat dunia yang berdaya melalui pelayanan, pembelaan dan pemberdayaan yang berbasis pada sistem yang berkeadilan,” ucap M. Ikhsan, CMO Bawaberkah Dompet Dhuafa.
Kegiatan Digital Philantropy Meet Up tersebut mendapat respon positif dari banyak pihak. Mengingat perkembangan digitalisasi yang pesat tidak lepas dari kehidupan kaum millenial yang juga sedang bertumbuh.
“Bagus ya, kita sambut baik mengenai perkembangan digital philantropy. Saya juga takjub sekarang kalau ke masjid mau infak tinggal scan QR code. Jadi memang sudah sangat digital,” terang Puti Adella Elvina, selaku perwakilan Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo.
Filantropi digital tidak lepas dari berkembangnya peradaban millenial yang kebanyakan didominasi oleh masyarakat usia 20-an. Dimana usia yang lebih sering disebut millenial tersebut memiliki kecenderungan untuk mengaktualisasi diri setiap harinya. Tak terkecuali untuk berbuat kebaikan. Ditambah dengan digitalisasi, mendukung para millennials lebih mudah dalam berbuat kebaikan.
“Millennials punya kecenderungan untuk melakukan aktualisasi diri. Termasuk dalam hal filantropi dan perkembangan digital philantropy sangat pesat. Seperti QR code semisal. Poin penting kita, bahwa millenial memiliki kesadaran lebih tinggi untuk membayar kewajiban kemanusiaannya, seperti Zakat dll. Kalau kegiatan volunteer apalagi, banyak millenial yang aktif,” terang M. Fajrin Rasyid, selaku Presiden Bukalapak.
Peserta merasa mendapatkan energi positif dengan ikut berdiskusi dengan para narasumber. Berbagai pegiat dunia digital yang masih muda, membuat peserta lebih mudah menerima materi.
“Seru sekali, banyak ilmu saya dapatkan hari ini. Senang bisa bertemu tokoh-tokoh dunia digital Indonesia di sini,” terang Aulia, salah satu peserta. (Dompet Dhuafa/Zul)