Kabupaten Cianjur, Jawa Barat diguncang gempa magnitudo 5,6 skala richter pada Senin (21/11/2022). Gempa ini mengakibatkan kerusakan yang cukup besar pada bangunan rumah warga, fasilitas pendidikan, dan fasilitas umum. Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, hingga Selasa (22/11/2022) siang tercatat ada sebanyak 162 orang meninggal dunia, 326 orang luka-luka, dan 13.784 orang mengungsi di 14 titik pengungsian.
Di sisi lain, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menyebut bahwa gempa Cianjur ini merupakan gempa yang diakibatkan oleh patahan geser yang diduga terjadi karena pergerakan Sesar Cimandiri. “Diduga ini merupakan pergerakan dari sesar Cimandiri,” ucap Dwikorita Karnawati, Senin (21/11/2022).
Sesar Cimandiri
Sesar Cimandiri sendiri adalah sesar atau patahan geser aktif sepanjang kurang lebih 100 km yang berada di selatan Sukabumi. Sesar ini memanjang dari muara Sungai Cimandiri di Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi lalu mengarah ke timur laut melewati Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Subang. Sesar ini terbentuk dari aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia di bawah lempeng Eurasia. Menurut Anugrahadi dalam jurnalnya yang diterbitkan pada tahun 1993, Sesar Cimandiri ini berarah Timur Laut-Barat Daya dan terbentuk pada masa Miosen.
Baca juga: Gempa 5,6 M Guncang Cianjur, DMC Bergerak menuju Lokasi
Evolusi geologi menyebut bahwa Sesar Cimandiri merupakan bagian dari Cekungan Bogor. Cekungan atau basin merupakan suatu daerah di Bumi yang menjadi tempat sendimen diendapkan, dalam artian lain cekungan merupakan daerah yang lebih rendah dari daerah lain di sekitarnya. Daerah Sesar Cimandiri merupakan endapan termuda dari Cekungan Bogor yang berupa breksia, terbentuk sejak Miosin akhir, dan termasuk formasi Cimandiri di bagian Lembah Cimandiri.
Tanda-tanda Sesar Cimandiri sulit dijumpai dengan jelas di lapangan, karena umumnya tertutup oleh endapan aluvium resen Sungai Cimandiri dan diperkirakan sifat gerakannya berbeda-beda dari satu tempat ke tempat lain, demikian pula dari waktu ke waktu lain.
Di sekitar Sesar Cimandiri juga terdapat beberapa sesar-sesar kecil (sesar minor), di antaranya adalah Sesar G. Walat, Sesar G. Wayang, Sesar Pameungpeuk, Sesar Bojongkawung, Sesar Cikalong, Sesar Cigadung dan masih banyak lainnya. Umur struktur batuan sesar-sesar kecil tersebut lebih muda dibandingkan dengan sesar utama, yakni Sesar Cimandiri.
Baca juga: Pos Hangat Bantu Sediakan Kebutuhan Pokok Penyintas Longsor Cianjur
Sesar Cimandiri sendiri dikelilingi oleh wilayah padat penduduk, seperti Sukabumi, Cianjur, Bandung, dan Cimahi. Untuk itu, diperlukan perhatian khusus untuk terus memantau dan mempelajari aktivitas sesar ini, agar dampak negatif yang diakibatkan gempa dapat dikurangi. Diketahui, wilayah Sukabumi bagian selatan dan Cianjur bagian selatan disusun oleh aluvium, Batuan Gunungapi Kuarter serta batu gamping dan batuan berumur tersier lainnya. Aluvium dan batuan gunungapi ini bersifat urai, lepas, dan tidak terkonsolidasi, sehingga bersifat memperkuat efek guncangan gempa. Dengan begitu, tak heran jika Gempa Cianjur yang terjadi pada Senin (21/22/2022) menyebabkan guncangan yang cukup besar dan merusak.
Selain gempa bumi di Cianjur, diketahui Sesar Cimandiri juga telah menyebabkan beberapa gempa bumi lainnya yang merusak, di antaranya adalah Gempa Pelabuhan Ratu (1900), Gempa Padalarang (1910), Gempa Conggeang (1948), Gempa Tanjungsari (1972), Gempa Cibadak (1973), Gempa Gandasoli (1982), dan Gempa Sukabumi (2001).
Tim DMC Dompet Dhuafa Terjun ke Lokasi Gempa Cianjur
Pada hari gempa Cianjur terjadi, tim Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa langsung bergegas menuju lokasi kejadian gempa bumi yang berkekuatan 5,6 magnitudo. Chief Executive DMC Dompet Dhuafa, Haryo Mojopahit mengatakan bahwa segenap keluarga besar Dompet Dhuafa turut berduka cita atas apa yang terjadi pada saudara-saudara yang berada di Cianjur.
Baca juga: Pos Hangat Bantu Sediakan Kebutuhan Pokok Penyintas Longsor Cianjur
Setibanya di lokasi, tim DMC Dompet Dhuafa langsung berkoordinasi dan melakukan evakuasi serta pelayanan kesehatan darurat. Haryo menyebut, tim DMC Dompet Dhuafa berfokus pada evakuasi dan pelayanan kesehatan darurat. “Dompet Dhuafa akan terus memberikan kabar terbaru kondisi terdampak gempa bumi di Cianjur. Mari panjatkan doa untuk keselamatan dan perlindungan dari Allah SWT bagi para penyintas terdampak gempa bumi,” ujar Haryo.
Untuk pergerakan awal, saat ini tim DMC Dompet Dhuafa terdiri empat tim. Tim pertama adalah tim alfa dengan armada hilux melalui rute jalur Jakarta-Jonggol-Cianjur yang berjumlah empat personil. Tim kedua yakni tim Bravo dengan armada hilux bergerak dari kota Sukabumi-Cianjur berjumlah tiga personil. Ketiga, tim Carli dengan personil dari tim Dompet Dhuafa Jabar melalui lintas Bandung-Cianjur. Keempat, tim Delta bergerak dari Jakarta-Cipanas (Cigenang) menggunakan kendaraan roda dua dengan dua personil.
Bagi Anda yang ingin berpartisipasi membantu korban gempa Cianjur, Anda bisa menyalurkan bantuan Anda melalui Dompet Dhuafa. Diketahui, saat ini terdapat sejumlah kebutuhan darurat yang perlu untuk segera dipenuhi, di antaranya adalah kebutuhan tenaga medis, tenda darurat, sembako, listrik, serta kebutuhan wanita dan bayi. Mari salurkan bantuan Anda melalui Dompet Dhuafa.