Diskusi Publik Hari Air Internasional, Dompet Dhuafa Serukan Masyarakat Hemat Penggunaan Air

JAKARTA-Air bersih merupakan sumber kehidupan. Namun, tidak semua air yang bersih dapat dengan mudah diperoleh di berbagai belahan dunia. Di Indonesia, beberapa wilayah kerap mengalami kesulitan dalam memperoleh air yang layak konsumsi. Kontur topografi yang beragam disinyalir membuat sebagian daerah yang memiliki pasokan air bersih melimpah, sementara sebagian lainnya kerap mengalami kekeringan.

“Sebelum kita menengok lebih jauh ke daerah pelosok, di sekitaran Jakarta khususnya kawasan pesisir saja sudah sulit memperoleh air bersih. Karena sudah tercemar dengan limbah-limbah pembangunan di kawasan sekitar,” ujar Arisetiarso Soemodinoto, Perwakilan dari The Nature Conservancy (TNC) saat menjadi pembicara dalam Diskusi Publik ‘Air: dari Alam untuk Kehidupan’ yang digelar Dompet Dhuafa pada Selasa (31/3).

Lebih lanjut Arisetiarso menuturkan, sebagai kebutuhan dasar manusia, air memiliki peranan dan fungsinya bagi planet yang dihuni manusia ini. Hampir 97% air yang ada di bumi merupakan air laut yang tidak dapat dikonsumsi.

Sebesar 2,5% sisanya merupakan air tawar yang dapat digunakan untuk menunjang kebutuhan sehari-hari. Dari jumlah air tawar tersebut dua pertiganya berada di dalam gletser dan es di kutub yang berfungsi menstabilkan iklim global. Sehingga, hanya 0.007% saja air tawar yang dapat dimanfaatkan oleh 6.8 milyar manusia di dunia.

“Saya melihat upaya besar untuk mengatasi permasalahan air bersih sudah sangat gencar melalui aksi nyata penyediaan infrastruktur seperti pembangunan akses air, distribusi melalui mobil tanki air, tapi sosialisasi bijak memanfaatkan air yang masih kurang disuarakan,” jelasnya.

Di samping perlu menerapkan, strategi-strategi konservasi yang relevan untuk membalik keadaan pasokan air bersih. Indonesia perlu menerapkan praktik baik dari pengalaman di tempat atau negara lain, dan melakukan investasi untuk konservasi daerah tangkapan air.

“Melihat program Sedekah Pohon dan Air untuk Kehidupan Dompet Dhuafa, saya rasa ini sudah menjadi awal yang baik bagi keselamatan bumi kita, hanya saja perlu dilakukan lagi sosialisasi kepada masyarakat untuk hemat dalam penggunaan air,” jelasnya.

Di sisi lain, Imam Rulyawan, Direktur Program Dompet Dhuafa, dalam sambutannya menyampaikan, semoga melalui diskusi ini, Dompet Dhuafa bersama TNC Program Indonesia secara bersama-sama mampu bersinergi mengajak masyarakat dalam menjaga kelestarian alam demi kehidupan generasi selanjutnya.

“Dompet Dhuafa sendiri telah mengupayakan perlindungan dan penyediaan sumber air bersih lewat program Air untuk Kehidupan, semoga program pemberdayaan Dompet Dhuafa terus mendapat dukungan dari banyak pihak,” harapnya. (uyang)