Foto: DMC Dompet Dhuafa
PURBALINGGA- Aktivitas Gunung Slamet di Jawa Tengah terus meningkat. Meski masih pada status Siaga III, kondisi gunung tertinggi di Jawa Tengah itu sering mengeluarkan suara dentuman. Selama enam jam terakhir pada Kamis (11/9), dentuman keras terdengar dari radius 10 kilometer.
Menurut Maizar Helmi, Tim SAR Disaster Managament Center (DMC) Dompet Dhuafa di Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga, suara dentuman sering terdengar setiap saat.
Keluarnya sinar api dan lontaran lava pijar cukup jelas terlihat pada malam hari. Begitu pula aktivitas kegempaan yang sudah muncul gempa letusan. Letusan tersebut sudah mengeluarkan abu vulkanis dari perut gunung. Abu tersebut juga mulai menyebar ke sejumlah wilayah, seperti yang terjadi di Karangreja.
“Masker langsung dibagikan untuk melindungi warga dari abu vulkanik agar tidak terhirup,” ungkap Maizar.
Mengantisipasi letusan Gunung Slamet , beberapa pihak dari TNI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Pemerintah Kabupaten Purbalingga dan DMC Dompet Dhuafa melakukan langkah-langkah kesiapsiagaan di wilayah yang masuk zona rawan bencana. Sebanyak 45 papan jalur evakuasi telah dipasang di wilayah lereng Gunung Slamet.
Komandan Koramil Mrebet, Kapten Infantri Panut mengatakan papan penunjuk arah evakuasi ini merupakan bantuan dari DMC Dompet Dhuafa. Pemasangannya dilakukan secara gotong royong antara warga desa, anggota TNI dan pemerintah desa. “Ini akan memudahkan masyarakat ketika mereka harus dievakuasi,”kata Panut.
Rencananya dalam waktu dekat Pemerintah Kabupaten Purbalingga juga akan mengadakan simulasi bencana erupsi berbasis masyarakat di Desa Binangun, Kecamatan Mrebet. “Simulasi rencananya lusa depan,” kata dia.
Sementara itu, Sarwa Pramana, BPBD Jawa Tengah mengatakan telah memantau langsung kondisi terkini jalur evakuasi pengungsian Gunung Slamet di lima kabupaten. Meski beberapa ada yang rusak, pembenahan dilakukan secara bertahap untuk bisa di dilalui kendaraan jika sewaktu terjadi erupsi. (sgt/gie)