TANGERANG SELATAN — Dompet Dhuafa melalui Disaster Management Center (DMC), mengirimkan tim advance pada Jum’at (07/10/2022), guna bantu percepatan penanganan bencana banjir bandang di Pakistan.
Tim yang terdiri dari bagian divisi program dan divisi komunikasi Dompet Dhuafa, akan turut bantu penanganan bencana banjir di Pakistan. Mulai dari kawal bantuan sembako hingga intervensi bantuan fase recovery berupa pembangunan hunian sementara dan tetap.
“Pagi ini, kita turut antar teman-teman hingga bandara Soekarno-Hatta. Mohon doa dari sahabat semua, atas kelancaran dan keberkahan misi kemanusiaan ini untuk menyalurkan amanah bantuan disana,” terang Eka Suwandi selaku Corporate Secretary Manager DMC Dompet Dhuafa.
Baca Juga: https://www.dompetdhuafa.org/jokowi-lepas-pengiriman-bantuan-untuk-penyintas-banjir-pakistan/
Kepala DMC Dompet Dhuafa Haryo Mojopahit menyampaikan, melalui jaringan Forum Zakat (FoZ) dan Humanitarian Forum Indonesia (HFI), DMC Dompet Dhuafa mendapat amanah untuk terbang menuju wilayah terdampak Pakistan.
“Melalui jaringan FOZ dan HFI kami mengirimkan tenaga respons-recovery dan tim komunikasi guna bantu penanganan banjir bandang di Pakistan,” jelas Haryo Mojopahit selaku Chief Executive DMC Dompet Dhuafa.
Haryo juga menambahkan, bahwa Dompet Dhuafa merupakan salah satu lembaga yang mendukung pemerintah Indonesia dalam membantu dan membina hubungan bilateral antara negara Indonesia dengan Pakistan dalam respons banjir bandang ini.
“Dompet Dhuafa menjadi salah satu lembaga atau NGO yang dipercaya oleh pemerintah untuk membantu menyalurkan bantuan ke Pakistan. Dompet Dhuafa ada 3 (tiga) tahap penyaluran bantuan. Beberapa hari lalu sebenarnya sudah kita salurkan bantuan berupa logistik melalui mitra lembaga lokal di sana. Kali ini dengan pemerintah Indonesia, dan selanjutnya kami akan membangun beberapa sarana pra sarana di sana, seperti hunian, masjid/musala dan lainnya,” jelasnya.
Menurut Otoritas Penanggulangan Bencana Nasional (NDMA), antara 14 Juni dan 28 September lebih dari 1.600 orang tewas dan lebih dari 12.800 orang terluka akibat hujan lebat dan banjir, termasuk 333 wanita dan 615 anak-anak tewas dan 3.452 wanita dan 4.006 anak terluka. Sepertiga dari semua kematian dan cedera yang tercatat adalah anak-anak, sementara hampir setengah dari semua kematian dan 66 persen dari semua cedera tercatat di Sindh. Balochistan dan Khyber Pakhtunkhwa masing-masing melaporkan sekitar 19 persen dari semua kematian yang tercatat, sementara Punjab melaporkan 30 persen dari semua cedera.
Sekitar 33 juta orang terkena dampak hujan lebat dan banjir, termasuk sedikitnya 7,9 juta orang yang mengungsi, di antaranya sekitar 598.000 tinggal di kamp-kamp bantuan. Hampir 800.000 pengungsi diperkirakan ditampung di lebih dari 40 distrik yang terkena bencana, termasuk lebih dari 175.600 wanita, 194.000 anak perempuan dan 206.000 anak laki-laki. Dua distrik menampung hampir setengah dari populasi pengungsi ini – Peshawar di Khyber Pakhtunkhwa dan Quetta di Balochistan.
Lebih dari 2 juta rumah terkena dampak, terdiri lebih dari 767.000 rumah hancur dan hampir 1,3 juta rumah rusak. Delapan puluh sembilan persen di antaranya berada di Sindh, di mana lebih dari 683.000 rumah hancur dan lebih dari 1,1 juta rumah rusak. Sindh juga memiliki 64 persen dari lebih dari 13.000 kilometer jalan dan 40 persen dari 410 jembatan yang rusak atau hancur di seluruh negeri.
Kerusakan infrastruktur publik adalah yang tertinggi berikutnya di Balochistan dan Khyber Pakhtunkhwa, dengan Balochistan menimbulkan 17 persen dari total kerusakan jalan yang tercatat dan Khyber Pakhtunkhwa mencatat 12 persen dari semua kerusakan jalan dan 26 persen dari semua jembatan yang rusak dan hancur.
Dampak pada infrastruktur transportasi kritis ini telah menghambat kemampuan orang yang ingin pindah dari mencapai daerah yang lebih aman, serta menghambat akses ke pasar dan layanan serta pengiriman bantuan kepada orang yang membutuhkan. (Dompet Dhuafa / DMC)