Dompet Dhuafa Berdayakan Kaum Ibu Melalui Majelis Taklim

JAKARTA — Masih terekam jelas dalam sejarah, bagaimana seorang Muhammad Yunus dari Bangladesh berhasil meningkatkan kesejahteraan keluarga-keluarga miskin di negerinya melalui tangan-tangan ibu rumah tangga. Sehingga perempuan atau ibu rumah tangga seolah menjadi bintang dalam upaya pengentasan kemiskinan. Karena ibu mempunyai peran yang sangat vital dalam kehidupan. Sebagai ibu rumah tangga yang mengurus keluarga, istri yang berbakti pada suami, dan sebagai ibu yang menjadi guru bagi anaknya. Bukan sebatas itu saja, banyak para ibu yang mengambil peran sebagai kepala keluarga menggantikan peran suaminya, sosok yang terlihat lemah lembut dan penuh kasih sayang namun memilki ketegaran serta kesabaran seluas samudera.

Di lain sisi, peran majelis taklim di masyarakat memiliki peranan penting sebagai salah satu pranata keagamaan, sebagai sarana ekspresi, dan edukasi beragama. Menurut data Simpenas Kemenag, jumlah majelis taklim di Indonesia berjumlah 45.636 yang tersebar di seluruh Indonesia.

Dompet Dhuafa berusaha memaksimalkan dua potensi besar di atas menjadi sebuah program Pemberdayaan Majelis Taklim Ummahat (PMTU). Program tersebut memberikan Bantuan kepada para janda yang aktif di majelis taklim dengan diberikan pelatihan, dan ketrampilan wirausaha dan diberikan bantuan modal. Mereka yang diberikan bantuan adalah janda dan lansia, serta dhuafa yang memilki usaha. Peran ketua majelis taklim sangat vital. Karena menjadi stake holder yang mengontrol program, para penerima manfaat juga diwajibkan menghadiri pertemuan mingguan sebagai sarana sharing sesama penerima manfaat, serta adanya tabungan dan infak mingguan sebagai sarana edukasi.

Bertepatan pada tanggal 30 juli 2018, Dompet Dhuafa menggelar PMTU di Kp. Malaka 2, rt 03 rw 05 Kelurahan Rorotan, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Acara dilaksanakan di Masjid Al Ikhsan yang merupakan masjid yang berada di tengah perkampungan tersebut. Sebanyak 16 ibu-ibu majelis taklim antusias mengikuti kegiatan tersebut. Salah satunya adalah Sumiati (52), yang sudah berjualan sayuran selama 10 tahun untuk menghidupi keluarga dan menyekolahkan anaknya. Selama ini ia hanya berjualan seadanya dan seperlunya. Namun sekarang ia lebih giat dalam usaha, lantaran ada target yang ingin dicapai dan yang terpenting support sesama penerima manfaat.

“Alhamduliiah, jadi tambah tahuu, dibantu modal usaha, diajarin sedekah dikit-dikit kalo ada. Paling penting jadi tambah rajin ngaji, kan bisa nagji biasanya pada kumpul-kumpul sama ibu ibu, jadi serasa kayak keluarga kita. Ya akhirat dapat, dunia juga tidak ketinggalan,” ucap ibu lima anak tersebut.

“Program PMTU sampai saat ini telah membantu 177 penerima manfaat, baik janda maupun dhuafa yang menjadi tulang punggung keluarga dan bermitra dengan 17 Majelis Taklim Ummahat di Jabodetabek. Semoga program ini terus memberikan manfaat dan mengoptimalkan peran majelis taklim di masyarakat,” ungkap Mustaki, penanggung jawab kegiatan tersebut. (Dompet Dhuafa/Taufan LPM)