Dompet Dhuafa Bersama Ponpes Ilmu Al Qur’an Kolaborasi dalam Pengembangan Zakat Produktif Berbasis Pesantren

LEBAK, BANTEN — Kolaborasi besar di tengah suasana pandemi akibat Covid-19 yang cukup panjang membuat ketahanan pangan berbasis masyarakat pesantren menjadi konsen besar yang harus terus dibangun.

Dompet Dhuafa melalui PT. Duta Danadyaksa Teknologi (DD Tekno)  membangun sinergi pada Kamis (17/06/2021) melakukan serah terima pengembangan zakat produktif dan perkebunan berbasis pesantren bersama Pondok Pesantren Ilmu Al Qur’an di desa Selaraja, Kecamatan Warung Gunung, Lebak, Banten.

Lewat program ini, Dompet Dhuafa tidak hanya dalam membina petani-petani di sekitar pondok pesantren namun juga turut menjadi pembelajaran bagi para santri untuk mengelola lahan pertanian di luas lahan 2,5 Hektare. Pada lahan 5.000 m2 tersebut di tanam pohon jeruk yang terdiri dari empat varietas yaitu Jeruk Purut, Jeruk Limo, Jeruk Nipis, dan Jeruk Lemon. Selain itu juga ada beberapa tanaman buah lain seperti Alpukat jenis Aligator dan Durian khas Banten.

Dompet Dhuafa telah melakukan riset komoditas yang paling baik untuk ditanam dilahan tersebut. Tidak berhenti di sana, pendampingan akan berlanjut sampai dengan penyaluran penjualan. Santri yang menjadi kader binaan Dompet Dhuafa diharapkan dapat membangkitkan kemandirian pondok pesantren mereka.

“Tujuan utama dari program ini bukan hanya penyerahan lahan tetapi diharapkan pondok pesantren ini dapat mandiri menopang operasional pondok pesantren. Ketika sudah tercapai kita akan kelola dana ini akan untuk pondok pesantren lainnya,” terang Iskandar Syamsi selaku CEO DD Tekno.

Dompet Dhuafa melalui program pengembangan zakat produktif sebagai hal utama yang menjadi fokus pengembangan potensi.Selain memberikan akses para petani dalam pembiayaan,program zakat produktif  berdampak menstabilkan harga hasil panen, dengan memangkas sistem ijon dan kolaborasi antar penggerak.

KH. Nur Wahyudi selaku Pimpinan Pondok Pesantren Ilmu Al Qur’an berharap program ini dapat membangkitkan kemandirian pondok pesantren tidak hanya di Ilmu Al Qur’an tetapi mampu mengajak pondok pesantren lain menuju kepada kemandirian.

“Pondok Pesantren Ilmu Al Qur’an akan menggandeng pondok pesantren lain untuk mengembangkan program ini. Program ini semoga dapat meningkatkan kemandirian seluruh pondok pesantren, nantinya kami akan mengajak pondok pesantren lainnya untuk mengembangkan program ini. Ini sangat bagus untuk memberdayakan santri yang ada agar memiliki kemampuan dari pengelolaan tanaman sampai ilmu marketing,” sebutnya.

Nantinya pondok pesantren tidak hanya bermanfaat ilmunya akan tetapi juga produk mandiri dari santri bisa bersaing di pasaran. Ini adalah kemanfaatan yang diharapkan oleh semua pihak dalam kegiatan tersebut, tidak hanya dari DD Tekno tetapi juga dari Pondok Pesantren Ilmu Al Qur’an.

Selain itu, Suheng Sri Widodo selaku General Manager Pemberdayaan dan Pengembangan Zakat Dompet Dhuafa memberikan penjelasan bagaimana program pendampingan yang dilakukan. Ini adalah bentuk pemberdayaan dari pengelolaan dana zakat yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa.

Setiap ribuan pohon yang ditanam nantinya akan diberi penanggungjawab ke santri pondok pesantren dan diberikan pengetahuan terkait perawatan hingga peningkatan kualitas panen. Tidak hanya kuantitas dari panen, akan tetapi kualitas buah yang akan dipanen menjadi perhatian dari program pembinaan ini.

Riset mengenai pemilihan komoditas juga tidak luput dari program pendampingan. Setelah produk pertanian para santri sudah mulai tumbuh, pendampingan masuk ketahap lebih lanjut yaitu bagaimana mendapatkan market yang baik dipasaran. Ini menjadi penting karena perputaran dana wakaf akan terlihat nyata pada fase ini.

“Pendampingan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan santri guna membentuk kemandirian dari pondok pesantren maupun santri itu sendiri. Nantinya jangka panjang akan diperluas lagi pondok pesantren yang akan mendapatkan pendamping dalam bentuk beragam mengikuti kondisi disetiap wilayah. Semoga program ini akan berkembang dan terus berkelanjutan,” pungkas Suheng. (Dompet Dhuafa / Arlen)