JAKARTA — Di balik jeruji besi, ada harap yang masih menyala. Para penghuni lapas bukan sekadar menjalani hukuman, namun juga menata ulang masa depan. Dompet Dhuafa hadir dengan komitmen yang kuat untuk memberdayakan mereka. Bukan hanya dengan ilmu, tetapi juga dengan penguatan karakter. Sebab, setiap orang berhak mendapatkan kesempatan kedua.
Sebagai implementasi dana zakat, Dompet Dhuafa melalui program Bina Santri Lapas (BSL) Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) terus berupaya memberikan kontribusi empati kepada warga binaan melalui pelatihan mental spiritual, kemandirian, kepribadian hingga motivasi hidup yang lebih baik. Pada Rabu (05/02/25), Dompet Dhuafa resmi bekerja sama dengan Rumah Tahanan Kelas I Pondok Bambu, Jakarta Timur, dengan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama dengan Pihak Ketiga Tahun 2025 & Pembukaan Rehabilitasi Pemasyarakatan Warga Binaan di Rutan Kelas I Pondok Bambu.

Baca juga: Warga Binaan Lapas Wanita di Semarang Belajar Pemulasaran Jenazah
Ahmad Shonhaji selaku Direktur Mitra Pelaksanaan Program Bidang Sosial, Kemanusiaan & Dakwah Dompet Dhuafa, mengatakan bahwa Program Bina Santri Lapas LPM hadir untuk memberikan pembinaan kepribadian dan pembinaan kemandirian.
“Dompet Dhuafa berusaha memberikan pelayanan yang terbaik bagi seluruh masyarakat, baik warga binaan pemasyarakatan. Bina Santri Lapas hadir memberikan penguatan spiritual membimbing untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi,” pungkasnya.
Kepala Rutan Kelas I Pondok Bambu, Nebi Viarleni, mengapresiasi kerja sama semua pihak yang sudah terlibat dalam memberikan pelayanan terbaik bagi warga binaan pemasyarakatan.
“Saya berharap, kita bersama komitmen memberikan pelayanan yang terbaik. Tujuan dari pelayanan di pemasyarakatan bukan untuk hukuman, tetapi memberikan kesempatan setiap individu memperbaiki diri, belajar, dan berkembang,” ungkapnya.
Baca juga: Transformasi Hidup di Balik Jeruji, Warga Binaan Nusa Kambangan Hapus Tato dan Pelatihan Jurnalistik

Melalui dana zakat, selain Rutan Kelas I Pondok Bambu, Program Bina Santri Lapas yang dijalankan Dompet Dhuafa saat ini juga hadir dan telah menjalin kerja sama dengan 11 mitra Lapas. Serta, pada tahun 2024 lebih dari 1.087 orang menjadi santri binaan yang mendapatkan manfaat dari program tersebut.
Program Bina Santri Lapas telah hadir sejak tahun 2005 dan hingga kini telah bekerja sama di beberapa Lembaga Pemasyarakatan. Atas dedikasinya, program ini mendapat apresiasi dari Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM. (Dompet Dhuafa)
Teks dan foto: Anndini Dwi Putri, Ray LPM
Penyunting: Dhika