JAKARTA — “FREE FREE PALESTINE!! PALESTINA WILL BE FREE!!!”
Gaung kalimat menyerukan kebebasan untuk Palestina terus berkumandang. Menggema, sebagai seruan yang tak kenal lelah untuk menegaskan hak kemerdekaan Palestina. Suara ini menjadi panggilan bersama untuk mengakhiri penindasan dan membebaskan Palestina dari belenggu ketidakadilan.
Pada Minggu (3/3/2024), Dompet Dhuafa bersama Koalisi Masyarakat Sipil menggelar Aksi Solidaritas Palestina di Bundaran HI, Jakarta. Mereka menyuarakan dukungan kemanusiaan Palestina dan menyoroti penurunan kesadaran solidaritas terhadap Palestina yang makin mengkhawatirkan. Aksi ini disebut kembali dilaksanakan setelah gerakan untuk Palestina meredup, sekaligus membangkitkan kembali kesadaran solidaritas masyarakat sipil untuk menghentikan kebrutalan dan mendorong penyelesaian damai di Palestina.
Di tengah redupnya dukungan masyarakat sipil, genosida di Palestina terus berkecamuk. Sejak 7 Oktober 2023, serangkaian serangan telah menelan korban lebih dari 30.354 jiwa dan melukai lebih dari 60.000 warga sipil.
Baca juga: Alhamdulillah, Bantuan Medical Services KAMI. Sampai di Gaza Utara Palestina Melalui Dompet Dhuafa
Bahkan, pada Rabu (28/2/2024), Pasukan Pertahanan Israel (IDF) kembali melancarkan serangan terhadap warga Palestina yang tengah antre bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza. Kejadian ini dilaporkan oleh juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina, Ashraf al-Qudra, yang menyebutkan bahwa serangan Israel terjadi di kawasan bundaran Kuwait, selatan Kota Gaza. Dalam tragedi itu ada 118 warga Palestina yang tewas, sementara korban luka mencapai 760 orang.
“Aksi ini untuk mengumpulkan dukungan dari masyarakat sipil terkait aksi Palestina. Karena, kami melihat bahwa jumlah korban yang sudah lebih dari 30 ribu nyawa, juga masyarakat sipil yang luput terkait kondisi kemanusiaan teman-teman kita yang ada di Palestina. Kami dari Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil yang terdiri dari KontraS, Dompet Dhuafa, dan beberapa organisasi yang ikut serta berharap aksi ini juga bisa menimbulkan kembali kecemasan masyarakat sipil untuk Palestina,” ungkap Nadine Sherani Salsabila selaku Divisi Advokasi International KontraS.
Baca juga: Warga Palestina Dibantai saat Antre Makanan, Tapi Dunia Tak Berdaya Hentikan Kebengisan Israel
Aksi ini termasuk dalam rangkaian agenda advokasi Dompet Dhuafa dan Koalisi Masyarakat Sipil yang terdiri dari Amnesty International, DBS Indonesia, KontraS, IDM Milk Tea Paham Indonesia, dan beberapa organisasi sipil lainnya sebagai Dukungan Kemanusiaan Palestina. Seluruh organisasi ini menyelenggarakan aksinya serentak dengan kegiatan Car Free Day di Bundaran HI. Sejak pukul 06:30 WIB, puluhan massa aksi telah berkumpul dengan berbagai atribut. Seperti membawa sejumlah bendera Palestina dan replika jenazah anak-anak, dengan seragam serba hitam dan syal putih.
Aan Dirga selaku Tim Advokasi Dompet Dhuafa menyampaikan, acara dimulai dengan penyampaian orasi dari berbagai perwakilan organisasi diikuti dengan pertunjukan teatrikal oleh Teater Ras (Teatrikal Ibu dan anak Palestina) yang menggambarkan berbagai bentuk penderitaan yang khususnya dialami oleh perempuan dan anak-anak sebagai korban paling berat.
“Menceritakan soal kekejaman yang terjadi di Palestina dan menampilkan beberapa bentuk penderitaan yang menjadi korban paling berat di Palestina saat ini. Yang paling terdampak itu mereka perempuan dan anak-anak. Jadi menggambarkan tragedi yang terjadi di sana, dan juga menyoroti isu-isu pembantaian anak,” ujar Aan.
Selain itu, aksi ini juga turut memperlihatkan secara terbuka daftar nama-nama korban kekejian Israel.
“Tadi juga kami menggelar banner yang isinya adalah nama-nama anak yang tewas. Agar masyarakat dapat melihat bahwa anak anak yang meninggal, 3.000 anak di sana itu bukan hanya angka, tapi mereka semua punya nama, usia, dan sebagainya. Dan itu ingin kita sampaikan kepada masyaraka,” sambung Aan.
Dalam keramaian, terlihat sejumlah poster yang dipegang oleh massa, dengan tulisan tegas seperti “Akhiri blokade Gaza”, “Stop war crimes now”, dan “End Israeli apartheid”. Pesan-pesan ini mencerminkan tuntutan keras untuk mengakhiri kekejaman perang serta menghapus sistem apartheid Israel.
Selain itu, Koalisi Gerakan BDS (Boikot Divestasi dan Sanksi) Indonesia menegaskan bahwa bersama komunitas sipil lainnya, menyerukan kewajiban Indonesia untuk menolak apartheid dan genosida. Menurut Muhammad Syauqi Hafiz, pihaknya menyetujui bahwa harus ada standar ganda, di tingkat pemerintah Indonesia terkait menyikapi genosida di Gaza. DBS menyuarakan gerakan boikot yang strategis dan efektif, sehingga mungkin diperlukan selektif dalam tindakan tersebut.
“Makanya, kami ingin boikot ini jadi pembuka pembicaraan di tengah publik bahwa tujuan kita memboikot untuk menghentikan kejahatan Israel. Jadi, kita boikot dalam rangka menghentikan kekejaman dan kejahatan Israel karena pelanggaran hukum internasional, dan itu bisa kita lakukan, tidak mustahil dan cara yang paling strategis yaitu boikot ataupun divestasi atau sanksi di tingkat pemerintah. Pesan hari ini bukan pasar solidaritas, tapi ini adalah pesan kekecewaan, pesan duka terhadap yang terjadi bukan hanya di Palestina saja tapi di dunia kita, di hati nurani kita,” imbuh Syauqi.
Aksi kemudian dilanjutkan dengan long march. Massa bergerak menuju Terowongan Kendal, mereka terus menggemakan seruan pembebasan Palestina. “Free Palestine! Free Palestine! From the river to the sea! Palestine will be free!”. Aksi ditutup dengan pernyataan sikap dari berbagai organisasi.
“Kami berharap aksi ini menjadi pembuka mata teman-teman yang hadir hari ini bisa menjadi perwakilan untuk menyuarakan kepada circle-nya masing-masing. Kami berharap ini juga semakin membuka mata pemerintah Indonesia. Kami berharap bahwa tidak hanya dari masyarakat sipil yang semakin aware dan semakin menciptakan pola komunikasi berkelanjutan, tapi kami juga berharap bahwa dari pemerintah Indonesia bisa semakin aware,” tutup Nadine. (Dompet Dhuafa)
Teks dan Foto: Anndini Dwi Putri
Penyunting: Dhika Prabowo